Namaku Trisa, aku hidup dalam keluarga yang sederhana. Aku memiliki seorang adik perempuan, namanya Ningrum. Dia sering iri melihat kedekatanku dengan ayah, ya..aku memang sangat dekat dengan ayah. Ayah adalah salah satu bagian terpenting dalam hidupku, ia idola dalam hidupku. Ayah bagaikan cahaya yang selalu menerangi kehidupanku, ia adalah inspirasi bagiku. Ayah selalu ingin agar aku dapat berprestasi di sekolah. ayahku adalah sosok yang tulus dan penyayang. aku selalu ingin seperti ayah dan akan kulakukan apapun demi ayah.
Selain ayah aku memiliki sahabat yang sangat ku sayangi, ia lebih dari seorang sahabat mungkin seperti kakak. kami sangat dekat, kemana pun aku pergi ia pasti akan selalu ada bersamaku. Namanya listi, sahabat dekatku.
Akhir-akhir ini sikap ayah mulai berbeda di rumah, ia sering keluar malam entah kemana. ibu dan ayah memang sering bertengkar, tapi kali ini bukan karena pertengkaran diantara mereka, ada yang berbeda dengan ayah. saat penyakit asmaku kambuh ayah yang biasanya datang untuk membawakan obat kini pergi entah kemana. saat adikku mendekati ayah dan mengajaknya bermain, ayah tidak terlalu memperdulikannya.
Sudah hampir seminggu ayah bersikap berbeda di rumah, sampai pada suatu hari aku tidak sengaja melihat pesan yang masuk ke hp ayah. ternyata pesan itu dikirim oleh kakaknya Listi yang tidak lain adalah selingkuhan ayahku sendiri. DI dalam pesan itu ia meminta agar ayah segera meninggalkan ibuku. Air mata perlahan mengaliri pipiku, hatiku hancur, aku merasa semuanya telah berakhir , ayah telah menghancurkan kepercayaanku. Aku berlari dan memeluk ibu, aku menunjukkan pesan itu pada ibu, air mata mengalir di pipinya, ayah telah menghancurkan semuanya.
Ibu meminta ayah untuk pergi dari rumah, adikku menangis, saat itu usianya masih 6 tahun, ia belum mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi. Saat ayah ingin memeluk adikku, ibu menutup pintu rumah kami. aku berlari ke kamar dan mengunci pintunya, aku marah, aku kecewa, aku hancur, ayah yang dulu selalu menyinari kehidupanku kini tiada lagi, ayah telah menghilangkan seluruh cahaya dalam hidupku.
Ayah yang dulu mengajariku tersenyum, kini membuat hidupku penuh air mata..
Ayah yang selalu memegang erat tanganku, kini telah jauh meninggalkanku..
Ayah yang selalu ingin aku bahagia, kini membuat hidupku terpuruk dalam kesedihan..
Begitu besar kepercayaan yang telah kuberikan, namun dengan mudah kau menghancurkannya.
kini aku hidup dalam dunia yang gelap, aku selalu menyendiri, senyum yang keluar dari bibirku hanya untuk menutupi betepa rapuhnya aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang Luka
Teen FictionMaafkan Aku Yang Tidak Bisa Mengerti Niatmu Dan Maafkan Aku Yang Terlambat Menyadari Segalanya.