☁⛅☁
.
.
.Ikebukuro. Siang hari dengan sinar matahari yang menyorot dengan lantang kali ini terasa sangat tenang. Tidak ada gangster yang sok-sokan menamakan dirinya dollars atau syal kuning yang membuat keributan. Dan lagi, tidak ada barang-barang yang melayang 'indah' dengan ringannya. Tidak ada acara kejar-kejaran antara Shizuo dan Izaya. Hari ini sangat tenang. Sekali.
Celty mengendarai motor hitamnya dengan kecepatan penuh. Menerobos lampu lalu lintas, menyalip kendaraan-kendaraan bermotor dan mobil dengan lincah. Hari ini ada paket khusus yang harus ia antarkan dengan segera. Tanpa mempedulikan beberapa orang yang terpana saat melihatnya melintas dengan percaya dirinya di jalan raya.
Beralih dari jalan raya, kali ini kita akan mengunjungi rumah Kinra. Dokter ilegal yang sangat terkenal di Ikebukuro ini. Sekaligus orang yang akan menyetujui apapun kemauan Celty. Bucin, emang.
"Berikan aku satu gelas lagi" setelah meremat gelas alumunium yang ke-7 kalinya, Shizuo menatap tajam kearah Kinra dan dengan percaya dirinya menyuruh sang tuan rumah.
Oke. Ini bukan salah Shuzuo sepenuhnya. Bukankan tamu adalah raja? Jadi tidak salah kan, kalau Shizuo menyuruh-nyuruh Kinra? Bilang saja, benar. Hidupmu akan kesulitan kalau kamu menjawabnya salah.
Kinra berjalan kearah dapurnya dengan lemas. Gelasnya hampir habis sekarang. Ingatkan Kinra bahwa Shizuo harus ganti rugi nanti. Semua gelasnya sudah habis karena diremat oleh Shizuo.
"Setelah ini kau pulang saja" kata Kinra saat meletakkan gelas berisi air putih didepan Shizuo.
"Ngusir?"
"Bukannya begitu. Bukankan kau masih ada urusan lain?" Kinra berkata dengan terbata saat ditatap dengan tatapan tajam milik Shizuo. Lagipula, siapa yang tidak akan takut saat ditatap seperti itu oleh Shizuo? Ah. Ada satu makhluk yang tidak pernah takut padanya. Izaya, namanya.
"Kau benar" setelah ingat sesuatu, Shizuo bangkit dari duduknya dan mengecek ponsel miliknya.
"Nanti aku mampir kesini lagi" pamit Shizuo saat sudah berada didepan pintu rumah Kinra.
"Kalau kau, tidak usah datang. Merepotkan"
"Aku masih bisa dengar. Sialan" umpat Shizuo dan membanting pintu rumah Kinra dengan keras.
Seharusnya aku menginvestasikan seluruh isi rumamku" gerutunya dengan menggelengkan kepalanya pelan. Punya dosa apa dia sampai berteman dengan makhluk menyeramkan seperti itu.
Keluar dari rumah Kinra, Shizuo berjalan tak tentu arah. Sebenarnya ini belum waktunya datang, jadi ia tidak ada kerjaan sekarang.
"Yo. Shizuo"
Langkahnya terhenti saat telinga tajamnya mendengar seseorang memanggil namanya. Ia membalikkan badan dan melihat Tom disana.
"Ah. Tom-san"
"Kebetulan, aku ada urusan kali ini. Kau ikut denganku" perintah Tom.
Mereka berjalan dengan bersisihan. Tidak, Shizuo berjalan satu langkah dibelakang Tom.
"Kali ini kemana?" Shizuo bertanya penasaran.
"Keluarga Yamaguci. Mereka sudah terlambat membayar hutang selama 3 bulan"
"Baiklah"
.
.Beralih dari Shizuo, kali ini giliran Izaya untuk tampil. Pemuda yang sepertinya sangat menyukai warna gelap ini tegah duduk didepan komputer miliknya. Benda canggih yang ada didepannya ini menampilkan beberapa informasi yang hanya diketahu olehnya saja. Oh, bukan hanya dirinya. Tentu saja, Kami-sama juga pasti tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled 🌱 ShiZaya
FanfictionHanya cerita tentang seseorang yang hanya bisa menjahili dan juga seseorang yang hanya bisa mencintai. •Shizuo x Izaya •bxb •bahasa semi baku