Sequel of Untitled

552 58 6
                                    

.
.

Orihara Izaya. Biasa orang-orang memanggilnya Izaya. Dan dia sangat menyukai manusia. Entah maksudnya bagaimana, aku pun tidak tahu.

Makhluk bernama Orihara Izaya ini, entah apa yang ada dipikirannya. Ia sangat senang mempermainkan perasaan manusia. Senang sekali mempermainkan hati manusia. Jadi, tidak apa, kan kalau karma senang terhadap dirinya.

Karma yang sudah lama mengintip hidupnya kini mulai berani menampakkan dirinya. Dan merasa senang karena berhasil membuat Izaya kesusahan.

Sekarang adalah waktu baginya untuk merasakaan apa yang biasanya ia lakukan. Berterima kasihlah pada Heiwajima Shizuo.

Ya!

Lihatlah Izaya sekarang. Tengah tidak berdaya duduk diatas kursi kerjanya. Kedua matanya memandang kosong kearah layar komputer yang berwarna hitam. Ia sedang tidak bersemangat untuk mengorek informasi apapun. Rasanya keahliannya sudah hilang sejak beberapa hari yang lalu.

Sekarang ia menunjukkan sisinya yang baru. Yang malas, pendiam, tidak memiliki kemauan apapun. Bahkan untuk menjalankan hobinya saja ia sungguh malas.

Bagaimana ia bisa sekacau ini. Bagaimana bisa hatinya dipermainkan oleh orang lain segampang ini.

Ia mengurung diri, didalam rumah. Seharian ini ia hanya merebahkan tubuhnya diatas sofa abu miliknya. Enggan melakukan apapun. Makan pun ia enggan. Pokoknya ia hanya ingin bermalas-malasan hari ini.

Seorang perempuan berambut hitam panjang keluar, turun dari lantai dua sambil membawa satu buah buku bersampul coklat. Ia menggelengkan kepalanya -prihatin- melihat keadaan roomate nya hari ini. Ini sungguh langka, ia harus mengingat hari ini dan merayakannya tahun depan.

"Hiduplah seperti biasanya atau mati saja." Perempuan tersebut berkata tajam saat melewati Izaya. Lalu langkahnya berhenti tepat ditempat kerja Izaya. Duduk diatas kursi kerjanya dan menyalakan komputer -yang juga milik Izaya-.

Namie Yagiri -perempuan dengan rambut panjang- sibuk dengan sesuatu didepan komputer Izaya. Mengabaikan sang pemilik rumah yang tengah mengalami perang batin. Izaya hanya menghela napas, kegiatan yang sangat jarang Izaya lakukan.

Ia bangkit berdiri, menyambar jaket hitamnya dan melangkah keluar. Meninggalkan Yagiri yang tengah bekerja dirumahnya. Ia hanya ingin menyegarkan pikiran. Menenangkan pikirannya. Dan sedang mencoba melupakan kejadian beberapa hari yang lalu.

Namun tampaknya takdir tidak ingin seperti itu. Takdir mempermainkan hidupnya!

Ia tidak sengaja bertemu dengan Shizuo yang tengah duduk santai sambil merokok. Ia terpaku disana, dua meter didepannya Shizuo juga menatap kearah Izaya. Ia mematikan rokoknya dan berjalan menghampiri Izaya.

Tanpa mengatakan apa-apa Shizuo berjalan kearah Izaya, berdiri didepannya dan menunjuk suatu tempat menggunakan dagunya.

Izaya menurut, mengikuti langkah Shizuo yang berjalan didepannya. Keduanya terdiam, tanpa mengatakan apapun hingga keduanya sampai ditempat tujuan.

Taman yang lumayan sepi di pilih oleh Shizuo. Izaya hanya menurut dan berjalan dibelakang Shizuo dengan diam. Sungguh! Ini bukan dirinya!

Jika memang itu dirinya, ia akan menjahili Shizuo dengan semangat. Namun lihatlah sekarang, kenapa ia jadi seperti ini.

Shizuo menghentikan langkahnya, duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang.

"Duduk." Kata Shizuo saat melihat Izaya masih setia berdiri ditempatnya.

Dengan langkah perlahan, Izaya lalu mendudukkan tubuhnya di samping Shizuo.

Asap rokok mulai tercium, disampingnya ia bisa melihat Shizuo memegang satu batang rokok yang biasanya ia hisap.

Jujur saja, Izaya sedikit benci dengan asap rokok. Tapi kali ini ia hanya diam saja, enggan menceramahi Shizuo. Tangan kanannya sesekali mengusap hidungnya, menghalau asap rokok yang terhisap oleh hidungnya.

Menyadari itu, Shizuo dengan cepat mematikan rokoknya. "Maaf." Katanya. Dan hanya di balas dengan mengangkat kedua bahu oleh Izaya.

"Aku sudah bilang sebelumnya, aku menyukaimu. Bagaimana denganmu?" Shizuo angkat bicara. Dan Izaya tersentak di tempatnya. Rupanya sejak tadi pikiran Izaya tidak ditempatnya.

"Apanya?" Tanya Izaya, menundukkan kepalanya.

Menghela napas, Shizuo lalu memiringkan tubuhnya. Menatap Izaya yang berada di depannya sedang menunduk. Menyembunyikan wajahnya pada tudung jaket kesayangannya.

Tangannya terulur, menyingkap tudung jaket berbulu milik Izaya. Dan menatap wajah Izaya yang sudah memerah. Ah~ rupanya ia sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah sekarang.

Bolehkan Shizuo berharap sekarang?

Senyum tulus yang jarang di perlihatkan Shizuo kini dengan indah ia keluarkan. Untung saja kali ini ia melepas kacamata yang biasanya ia pakai. Mata tajamnya yang menawan dapat di liat dengan jelas sekarang.

"Izaya." Panggil Shizuo.

"Hm."

"Lihat aku." Dan dibalas dengan gelengan oleh Izaya.

Karena gemas, Shizuo menolehkan kepala Izaya dengan paksa. Refleks, tangan Izaya ikut memegang tangan Shizuo yang masih memegang dagunya.

"Kau.." Izaya menghentikan ucapannya saat melihat tepat dimata Shizuo.

Kali ini, baru pertama kali ini Izaya menatap tepat mata Shizuo. Matanya... Indah. Izaya terpaku ditempatnya.

Shizuo melepaskan tangannya dari dagu Izaya. Lalu memeluknya dengan lembut. Kali ini pasti, ia akan mendapatkan hati Izaya Orihara.

Jantungnya berdegup kencang. Untuk pertama kalinya juga Izaya merasakan jantungnya berdegup dengan tidak beraturan. Lalu dengan perlahan ia ikut memeluk Shizuo dan membenamkan wajahnya di bahu Shizuo.

"Aku juga menyukaimu." Bisik Izaya.

***

-END-

Untitled 🌱 ShiZayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang