Dua Jalan.

155 4 0
                                    

Sore kala itu,
Sang senja berpijak tepat di ambang kedua jalan yang menghadapnya. Yaitu,
Jalan untuk pulang, dan jalan untuk berkelana.

Dalam hati, sang senja ingin berkelana lagi.
Tapi, nanti ada yang sendu jika ia tak pulang.
Dan pasti, ada yang lelah menunggu jika ia tetap berkelana.

Senja kebingungan dalam penghujung sore yang sekejap.
Antara memilih pulang? Lalu mengikis waktu bersama mereka yang dicintai,

Atau memilih untuk kembali merantau bersama cahaya panas di pagi hingga sore datang menghampiri dan mendekap malam menjadi kelam.

Ada satu yang ia tahu,
Bahwa kekecewaan telah menggelayuti hatinya, bersarang dalam bentuk pergi yang tak ingin ada kembali.

Dan lalu, meninggalkan rindu meraung di tengah malam.
Satu realita yang tak mungkin dipungkiri,
Bahwa ia hanya akan selalu pergi tanpa pernah pulang...

Sebab, pulang hanya kamuflase yang sejati...
Dan rumah, hanyalah rumah ilusi yang sekejap baginya.

Sepenggal KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang