"Kalian belum melakukannya juga?" tanya Bibi Song berbisik. Ia baru saja menarik Yoona masuk kedalam kamarnya, tidak ingin obrolan mereka didengar suami dan anaknya—yang mencoba menguping dibalik pintu—namun tak berhasil mendengar apapun.
"Kami tidak akan melakukannya." Yoona tampak bosan dengan pertanyaan itu. Ya, pertanyaan itu seperti sudah menjadi pertanyaan wajib ketika ia mengunjungi rumah pamannya.
"Waeyo? Kenapa tidak? Kalian itu kan suami-istri." Malah melotot kecewa.
"Bibi, kau kan tahu, kami tidak benar-benar menikah. Tepatnya, dia terpaksa menikah denganku. Begitu juga denganku."
"Eish, itu tidak benar. Kalian sudah 5 bulan tinggal bersama. Tidak ada yang tidak mungkin kalau kau sedikit lebih berusaha."
"Apa maksudmu?" Yoona mulai mencium aroma nakal.
"Sepertinya kau harus lebih banyak belajar denganku."
"Bibi, apa maksudmu?!"
"Kau harus belajar bagaimana caranya menggoda." Yoona merasa geli mendengarnya. Ia tidak mungkin melakukan hal semacam itu.
"Sudahlah, Bibi tidak perlu mengajarkan apapun. Karena aku tidak akan pernah melakukannya. Ini sudah malam, aku harus segera pulang." Ia benarkan letak jepitan di poninya lalu melangkah keluar dari kamar itu. "astaga, kalian sedang apa? Mengagetkanku saja." karena disambut wajah pamannya dan Sejeong yang masih menguping dari balik pintu.
"Yoona-a, apa yang bibimu katakan?" tanya pamannya dengan cemas, seakan mengetahui tingkah nakal isterinya. "jangan pernah kau lakukan apapun yang dia suruh, mengerti?" Yoona tersenyum melihat raut cemas di wajah pamannya.
"Iya, aku mengerti. Aku harus pulang sekarang."
"Eonni, aku akan mengantarmu kedepan." Dan Sejeong sudah menariknya menuju halaman depan. "eonni, kapan kau akan kesini lagi? Belakangan ini kau sudah jarang berkunjung." Tanya Sejeong yang saat ini sedang menemani Yoona menunggu taksi di tepi jalan.
"Kalau kau merindukanku, kau bisa datang kerumahku. Aa.. Ada Daniel dirumah. Kau mau ikut?" Sejeong yang tadinya berdiri didekat dengan Yoona mendadak melangkah mundur.
"Hoh, aku sangat tidak suka mendengar nama itu!" ia tampak sangat kesal.
"Kalian masih marahan?"
"Entahlah. Aku tidak mau membahasnya. Eonni, itu ada taksi!" karena taksi terlanjur datang, Yoona terpaksa menahan berbagai pertanyaan yang sangat ingin ia tanyakan kepada sepupunya itu.
"Kalau begitu aku pulang dulu. Kau bisa datang kapanpun kau mau, tapi sebelum itu kau harus mengabari aku dulu." kata Yoona sebelum menutup pintu taksi. Apa yang sebenarnya telah terjadi diantara mereka? Pikir Yoona disaat taksi mulai melaju pergi.
-
-
-
Trrt.. Trrt.. Trrt.. (Tampak nama Daniel di layar ponselnya).
"Ada apa?" sapa Yoona setelah menerima panggilan itu.
[Nuna, aku mendadak harus kembali ke dorm.]
"Lalu kenapa?"
[Bisakah kau jemput hyung? Dia mabuk berat. Aku sudah mencoba menghubungi sopirnya, tapi nomornya tidak bisa dihubungi.]
"Dia mabuk? Memangnya dimana dia sekarang?"
[Di bar.]