🎵 Life 16 : Love's Dualism 🎵

6K 446 123
                                    

Edisi revisi.  Enjoy ya .

🌸❤️🌸❤️🌸❤️
.
.

Pencarian Amel untuk sementara ditundanya dulu, Santoko harus membagi waktu untuk anaknya yang terpaksa dibawanya pulang dari kediaman keluarga Dharmawangsa.  Siapa yang berani membantah amanat Kakek Husodo?  Begitu Kakek menyuruhnya menjemput Vello, tak ada yang berani menghalanginya.  Hanya yang meresahkan Santoko adalah saat Vello menanyakan keberadaan Amel.

"Papa, mana Mommy?" tanya Vello begitu dia menyadari mommy-nya tak ada di rumah.

"Sayang, Mommy lagi, lagi raker keluar kota."  Terpaksa Santoko mendustai anaknya.

"Kenapa raketnya?  Kenapa raket dibawa keluar kota?" tanya Vello bingung.

"Bukan raket, Nak.  Tapi raker, rapat untuk membahas kerjaan," jelas Santoko sebisanya.

"Kenapa harus keluar kota?  Bukannya Mommy biasa rapat di sekolah?" protes Vello.

Hati Santoko terasa perih.  Dia bingung, tak mudah menipu Vello tapi dia harus melakukannya.  Vello akan sedih dan menangis bila tahu mommy-nya diculik orang!

"Papa juga tak tahu, Nak.  Mungkin mereka perlu ketenangan khusus saat membahas masalah penting dalam rapat."

Mudah-mudahan penjelasannya bisa diterima oleh anaknya yang amat cerdas.  Untung Vello sudah capai protes, dengan sedih dia berkata.

"Papa, Vello kangen Mommy."

Santoko memeluk anaknya penuh haru, dengan lembut dia menghibur anaknya.

"Papa juga kangen Mommy.  Kita doakan saja rakernya cepat selesai supaya Mommy bisa cepat pulang."

Vello mengangguk antusias.  "Papa, apa Vello boleh telepon Mommy?" pintanya manis.

Nah kan, ada saja yang diminta bocah cerdik ini.

"Nggak bisa, Sayang.  Ponsel Mommy gak boleh diaktifkan supaya rapat gak terganggu," sahut Santoko beralasan apapun yang melintas di pikirannya.

"Ck!  Pasti rapatnya sangat rahasia.  Kok misterius gitu!  Vello jadi penasaran.  Pokoknya lain kali Vello ikut kalau Mommy raker!" tuntut Vello.

Santoko hanya bisa menghela nafas sedih.

Masa kamu mau ikut diculik, Nak?  Jangan sampai deh.

==== >(*~*)< ====

"Morning, Miss," sapa pelayan pria yang berwajah cantik pada Amel yang tengah mendekati meja makan.

Pelayan pria bule itu bernama Arnold, tapi dia lebih suka dipanggil Arnie.  Dia bertugas mengurus masakan dan kebersihan di rumah ini.  Wajahnya cantik, gayanya gemulai.  Terkadang Amel merasa minder padanya.  Masa dia yang wanita asli kalah luwes dari Arnie?  Namun terlepas dari itu, kehadiran Arnie yang supel sangat menghibur bagi Amel.  Arnie polos, lucu, dan baik hati.  Mirip atau hampir setipe dengan Amel, tapi versi cowok.  Mereka sering masak berdua, walau Amel banyak mengacaukan acara masak bersama mereka alih-alih membantunya.  Amel memang tak bisa memasak, tapi dia suka belajar memasak bersama Arnie.

"Hari ini Arnie masak apa?  Kok terlihat lucu," tanya Amel saat membuka tudung saji.
Tampak hidangan yang dibentuk dan diukir seperti benda-benda lucu.  Ada telur mata sapi berbentuk panda, spagheti dibentuk badut dan masih banyak benda lucu lainnya.

"Oh yeah, Miss. Katanya ingin masa serdha lucuh buat kids.  Actualy pagi ini Prince tidak breakfast disini, Arnie cuba ator duat shenengin Miss," sahut Arnie dengan bahasa indonesia terbata-bata.

Lucu sekali!  Vello pasti suka bila melihat masakan ini.  Amel harus bisa menirunya.

"Thanks, Arnie!" jerit Amel riang.  Dia berniat memeluk Arnie, tapi cowok cantik buru-buru menghindar dengan mundur sambil tersenyum.

21. You're My Life ( Finish )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang