Prolog

9 0 0
                                    

Hari pertama di tahun yang baru.

Hujan turun dengan derasnya setelah seminggu lebih semua orang di kota mengeluh kepanasan dengan suhu yang mencapai hampir 40o C. Orang-orang di desa mulai khawatir tanaman padi yang sedang dalam masa pertumbuhannya kekurangan air karena tanah sawah sudah mulai bercelah. Akhirnya hujan yang amat ditunggu itu turun seperti yang diharapkan.

Kubuka pintu kontrakanku yang gelap saat hari mendekati tengah malam. Hari ini aku lembur lagi karena proyek penelitian yang baru kumulai dua minggu yang lalu. Sesuatu berkedip di dalam tasku yang terbuka. Andi.

"Udah pulang?"

"Uhm... baru sampai. Kamu belum tidur?"

"Belum. Apa kabar hari ini?"

"Apa kabar? Haha pertanyaanmu lucu."

"Lucu? Seriusan. Apa kabar? Habis kedengerannya capek banget."

"Nggak apa-apa kok. Yaudah aku mau tidur duluan ya. Night!"

"Good night. Have a nice dream"

Rasa lelah di tubuhku tidak membuatku lekas terlelap malam itu. Aku merindukan sesuatu yang entah apa aku pun tak tahu. Aku hanya merasa kosong dan bersedih tanpa alasan. Pekerjaan yang sangat kusukai kini telah menjadi rutinitas yang semakin membosankan. Bukan hanya pekerjaan, semuanya menjadi membosankan bagiku, bahkan Andi dan perhatiannya yang dulu membuatku jatuh cinta.

LonelyWhere stories live. Discover now