Part 3

6 0 0
                                    

Di restoran...

Andi tetap duduk diam di tempatnya setelah Mita pergi. dia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mita beberapa saat lalu. Hari ini dia telah kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya. Bodoh. Kenapa kamu harus memaksanya menceritakan semuaya padamu? Kenapa kamu harus mengatakan kesimpulan terbodoh itu padanya? Maki hati kecil Andi dalam diamnya. Walaupun tubuhnya masih utuh duduk di atas kursi, jauh di dalam dirinya, ia telah hancur berkeping-keping.

Tiga tahun yang lalu, hal seperti ini pernah terjadi pada Mita. Dia menghilang tanpa kabar. Andi dibuat panik setengah mati oleh kabar hilangnya Mita. Kenapa aku tidak bisa sedikit lebih bersabar seperti waktu itu? Sesampainya di rumah, Andi langsung masuk ke kamarnya tanpa memberi salam seperti biasanya. Dinda, adik Andi, dibuat bingung karena kejailan kakaknya mendadak hilang.

Tujuh tahun bukan waktu yang singkat. Dalam waktu tujuh tahun itu telah berjuta kenangan tersimpan di benak Andi. Kamera kesayangannya tergeletak di atas nakas. Kamera itu juga banyak menyimpan kenangannya bersama Mita. Mita adalah objek pertama yang ditangkap kamera itu dan ternyata Mita pula yang menjadi objek terakhir yang disimpan kamera itu. Gambar Mita dalam kamera semakin menenggelamkan Andi dalam kenangan.

Seorang gadis berkacamata tersenyum ke arah kamera di dekat danau kampusnya. Itu adalah foto Mita di semester pertama, saat mereka pertama kali memutuskan untuk menjadi sahabat baik. Foto Mita dengan kue tart di restoran dekat kampus saat ulang tahunnya. Lalu foto-foto Mita yang secara diam-diam diambilnya. Andi membuka satu per satu foto yang tersimpan dalam kamera dan albumnya. Sampai pada foto terakhir dia baru menyadari bahwa dia belum pernah mengambil foto berdua. Semuanya adalah potret Mita seorang diri karena Andi selalu memolak untuk difoto. Satu lagi penyesalan timbul di hatinya.

"Kak Andi," Dinda mengetuk pintu kamar Andi lalu masuk ke dalam dan melihat kakaknya sedang berselimut album foto.

"Kakak lagi ngapain? Kok berantakan banget, tumben"

"..."

"Kak Andi..."

"Keluar Din, kakak mau sendiri"

Mendengar kalimatnya tadi, Andi langsung teringat kata-kata Mita di restoran tadi "Aku cuma lagi pngen sendiri". Kemudian, kenangan saat pertama kali bertemu Mita melintas dan menarik Andi kembali ke dalamnya.

LonelyWhere stories live. Discover now