Ingat ga Wan, ini jalanan menuju pemandian air panas di Boja, Nglimut. Waktu itu kita terpaksa berhenti berteduh karena hujan yang terlalu lebat.
Ah, sial tuh teman-teman OSISmu yang naik mobil. Enak saja mereka langsung ke tempat wisata dan aku yang mengantarmu naik motor.
Januari, beberapa tahun lalu. Iya kan. Setelah kejadian di belakang kantin itu. Aku bahkan tak berharap kau ikut pergi ke Nglimut, tapi kau bersikeras kan. Katamu ini akan menyenangkan, katamu tak masalah jika teman-teman OSISmu sudah berangkat, kau lalu memaksaku mengantarkanmu.
Heran juga anak-anak OSIS itu memilih Januari untuk refreshing. Januari sekarang sama Wan, hampir tiap hari hujan. Sepertinya senang saja membuat ingatanku kembali pada saat itu. Saat kau roboh didepanku akibat pukulan bangku sekolah dari orang-orang yang salah aku anggap teman.
Aku pikir saat itu kenapa teman-teman OSIS meninggalkan ketua mereka, mungkin mereka anggap kau belum pulih betul kan, sama aku juga berfikir seperti itu. Dan ketika kau bersikeras ingin pergi dan memaksaku ke sana. Saat itu kau bilang.
"Raka, aku akan baik-baik saja jika kau yang mengantarku."
Sial. Apa kau hilang ingatan, gara-gara siapa kau terluka seperti ini. Namun apa aku ada hati untuk menolakmu. Iya kan.
Januari dan hujan. Sama saja. Sampai kapanpun sama. Dingin. Aku terus merasa seperti itu, hingga kini.
Kuberdoa semoga di sana kau telah menemukan kehangatanmu, sahabatku, Awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita
Genç Kurgu"Apakah kita pernah berkisah untuk bersama selamanya? Jika pernah, genggam saja itu. Dan berhentilah bertanya. Apakah aku akan meninggalkanmu?" Side Story Raka Wisnu Suryandaru. Cerita ketika Raka SMU, ketika masih ada sahabatnya, Awan.