4. Ini bukan mimpi

1.6K 140 4
                                    

.
.
.

"Aaaarrggg panaaasss!!! Hah hah hah"

"Yang mulia! Yang mulia kenapa? Anda bermimpi buruk?"

Belum lama sang raja tertidur dia menjerit kepanasan hingga terbangun dengan keringat membasahi tubuhnya, nafas memburu.

Sang selir ke 3 shion berusaha menenangkannya yang terbangun akibat teriakan sang raja.

"Panas sekali tangan ku, mimpi itu seperti sungguhan"

"Mimpi apa yang mulia? Mimpi apa?"

"Shion tidurlah, aku tak apa, tidurlah" itachi kembali merebahkan tubuhnya dan shion pun ikut merebahkan diri dengan berbantalkan lengan itachi.

Shion kembali tertidur, namun tidak dengan itachi, dia terjaga hingga pagi.

#skip time#

Pagi hari itachi memanggil sang peramal kerajaannya untuk datang ke kediamannya.

"Senang melayani yang mulia kembali, orochimaru menghadap. Adakah yang bisa hamba bantu yang mulia?"

Pertemuan mereka bukan di istana pertemuan namun di kediaman itachi secara pribadi.

"Tidak usah basa basi orochimaru, aku memanggilmu untuk membaca mimpiku semalam" ucap itachi berharap mimpinya bukan mimpi buruk.

"Ceritakan yang mulia" orochimaru dengan sabar mendengar mimpi sang raja.

"Aku dikelilingi api, api yang besar dari segala arah, lalu muncul sosok wanita membawa katana dan bayi laki-laki, dia mendekatiku dan mengulurkan tangannya" itachi berdiri dan melanjutkan cerita mimpinya.

"Dia bilang akan menyelamatkan ku, namun saat ku pegang uluran tangannya sangat panas, panas sekali hingga api yang mengelilingi ku membentuk seperti ekor berjumlah 9. Pertanda apa itu peramal?"

Orochimaru mengeryitkan dahinya agak bingung dengan sosok yang disebutkan itachi.

"Aku tak yakin yang mulia, ini aneh"

"Katakan saja orochimaru" tegas itachi tak sabaran.

"Api yang berkobar disemua penjuru diibaratkan kerajaan api yaitu konoha, bayi laki-laki dan katanya ibaratkan katana untuk memecahkan kutukan mu dan mendapatkan bayi itu. Tapi?"
Orochimaru menggantungkan ucapannya karena tak yakin.

"Tapi apa! Jangan membuatku cemas!!" bentak itachi.

"Kerajaan api yg ada di konoha di pimpin oleh raja minato, tapi setahu hamba raja minato hanya memiliki 2 putra. Tidak memiliki seorang putri yang mulia. Ampun yang mulia raja!!"

Orochimaru langsung bersujud karena takut sang raja akan memenggalnya karena keterangan yang dia ucapkan.

"Apa? Lancang!! Lalu apa kau pikir aku percaya dengan ucapanmu? Raja minato pasti punya putri. Tapi bagaimana dengan api yang membentuk ekor sembilan?"

Orochimaru mengangkat kepalanya dan berpikir.
"Dalam sebuah legenda ada makhluk dewa namanya biju, biju terdiri dari 9 makhluk dengan keagungan masing-masing yang mulia"

"Lalu apa hubungannya? Katakan"

"Salah 1 dari makhluk dewa itu memiliki keagungan kesuburan, yaitu makhluk berekor sembilan kurama. Kemungkinan besar kerajaan konoha memiliki makhluk itu yang mulia"

Itachi berpikir keras, masa dijaman seperti ini masih ada makhluk dewa seperti itu, tapi karena rasa penasarannya dan betapa besar keinginannya memiliki putra maka itachi harus membuktikan sendiri.

"Cukup orochimaru, terimakasih penjelasanmu, kau boleh pergi" titah sang raja pada peramal kerajaan.

Orochimaru memberi hormat dan pergi sebelum sang raja murka.
.
.
.
.

Setelah urusannya dengan peramal kerajaan selesai itachi menghadap ibu suri.

Di kediaman ibu suri dia mendapati sasuke berada disana juga.

"Kakak!!"

"Hai pangeran kecil sedang bermain dengan ibu suri ya" itachi mengelus kepala sasuke.

"Kebetulan kau datang yang mulia. Ada yang ingin ibu tanyakan" sasuke kembali bermain dengan kuas dan kain untuk melukis saat ibunya dan kakaknya hendak berbicara sesuatu.

"Ada apa ibu?"

"Apa kau sudah menjenguk selir sakura?" pertanyaan sang ibu suri mikoto dibalas dengan gelengan kepala itachi.

"Jenguklah dia habis melahirkan butuh perhatianmu"

"Iya ibu nanti ku jenguk"

"Lalu kenapa kau membentak shion semalam? Dia cuma meminta kesempatan kedua itachi"

"Apa lagi yang dia adukan ibu? Kenapa semua selir selalu mengadu pada ibu ketika ada hal sepele? Apa mereka tidak malu mengadu aib pada ibu suri?"

Ratu mikoto menghela nafas, dia yang paling tau watak anaknya.

"Kapan kau akan mengangkat seorang ratu itachi? Ibu sudah capek jika ada pertemuan maka ibu yang mendampingimu disetiap urusan, ibu sudah tua nak. Kau bisa memilih dari mereka berempat"

Sang ibu mencoba membujuk anaknya karena beliau merasa sudah tak pantas mendampingi anaknya disetiap urusan kerajaan.

"Ibu aku ijin untuk pergi ke kerajaan konoha, aku yakin ratu ku ada disana. Hamba mohon ijin ibu suri"

Lagi-lagi keputusan anaknya tak ada yang bisa mengubahnya, sama seperti mendiang raja terdahulu, suaminya.

"Pergilah nak jika itu keinginan mu"

"Terimakasih ibu, itachi sayang ibu" senyuman ratu mikoto menjawab ucapan itachi.

"Aku ikut!" oh ternyata dari tadi sang pangeran kecil mendengarkan semuanya. "Sasuke juga sayang kakak" oh merayu sang kakak rupanya.

Ibu ratu terkikik mendengar ucapan pangeran kecilnya yang selalu ingin ikut kemana pun kakaknya pergi dan menggunakan rayuan apapun untuk membuat itachi berkata iya.

"Pergilah kalian, itachi jaga adikmu, sasuke jangan membuat repot kakak mu. Paham?" wasiat sang ibu suri.

"Paham ibu" jawab serempak sang raja dan pangeran.

Dan mereka memutuskan pergi ke kerajaan konoha besok pagi.
.
.
.

Tbc...

Yak bersambung hehehe

Makasih dukungannya minna^^

Ah iya jika ada yang mau ku sebutkan nama kalian di chap selanjutnya, katakan saja ya ^^

Prince? Princess? Queen!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang