"Biar aku saja yang membawanya!" Yuta berlari merebut tumpukan buku yang kubawa.
"Eh, tidak usah!" Aku berlari mengejarnya yang sudah mendahuluiku masuk ke ruang dosen.
"Hehe kau lambat y/n." Yuta cengengesan keluar dari ruang dosen dan menghampiriku.
"Itu kan seharusnya tugasku. Pak Bambang yang memintaku membawanya." Aku mempoutkan bibirku.
"Eey tidak berterima kasih malah memarahiku. Rasakan balasanku!" Yuta lalu menggendongku ala bridal style dan lari ke arah pintu keluar fakultas.
"YUTAAAAAA TURUNKAN AKUUUUU!" Aku meronta meminta diturunkan.
"Tidak. Ini balasanmu sudah memarahiku. Kau harus mentraktirku makan." Kata Yuta masih sambil menggendongku di salah satu pundaknya.
"BAIKLAH AKU AKAN MENTRAKTIRMU MAKAN. TAPI TURUNKAN AKU DULU!" Kataku masih meronta.
Yuta menurunkanku.
"Kau banyak mengomel. Badanmu berat!" Yuta mengeluh.
"Siapa juga yang menyuruhmu menggendongku?"
Yuta hanya terkekeh memamerkan deretan giginya yang rapi.
"Hai y/n, berkenan makan malam denganku hari ini?" Tiba-tiba Jaehyun menghampiriku dari balik pintu perpus fakultasku.
"Tidakkah kau melihat y/n sedang bersamaku?" Yuta yang melihat Jaehyun langsung berdiri di depanku. Wajahnya berubah garang seketika.
"Eey kau begitu posesif. Lihat saja siapa nanti yang bisa memilikinya" Jaehyun membalas dengan tatapan sinis.
"Y/n milikku." Kata Yuta singkat. Ia menarik tanganku menjauh dari Jaehyun.
"Jangan terlalu galak. Nanti temanku berkurang." Kataku. Tapi Yuta semakin mengeratkan genggamannya.
"Jaehyun bukan teman. Dia jelas-jelas mengajakmu makan malam sedangkan ada aku disitu." Wajahnya masih garang.
"Kau cemburu?" Tanyaku menggoda.
Yuta berhenti dan berbalik badan. Ia menatapku dengan tatapan mata yang serius.
"Kau milikku. Titik." Lalu ia kembali berjalan menggenggam tanganku erat.
"Sialan, pasti wajahku sudah semerah tomat!" Batinku.
Lalu tiba-tiba dia berhenti lagi dan berbalik badan.
"Kau imut saat pipimu merah seperti itu." Yuta tersenyum lebar.
"AISH KAU MENYEBALKAN! BAGAIMANA BISA KAU MERUBAH EKSPRESIMU SECEPAT ITU?"
"Aku hanya ingin kau tau kalau aku sangat menyayangimu."
Blush
Yuta kembali membuat semburat merah di kedua pipiku.
"Hehe kau imut. Ayo kita makan!" Yuta meneruskan berjalan. Dan tentu saja dengan menggandeng tanganku.
Sampai di kafetaria kampus, kami duduk berhadapan di meja dengan dua kursi.
"Kau disini saja. Aku yang akan pesan makanan." Kata Yuta sambil pergi ke tempat pemesanan.
"Baiklah."
Setelah lima menit berlalu, aku melihat Yuta membawa nampan berisi dua piring besar, dua mangkuk dan dua botol air mineral. Ia menghampiriku dengan senyuman lebar.
Lalu..
PRANGGGG!
Yuta menjatuhkan seisi nampan dan tergeletak lemas di lantai setelah seseorang menusuknya tepat di perut sebelah kanan.
"YUTAAAAAA!" Aku segera menghampirinya dan mencoba menolongnya.
Darah menggenang dimana-mana. Orang-orang mulai berkerumun dan aku hanya bisa menangis meminta bantuan.
"Yuta sayang, tolong bertahanlah!" Aku menangis hebat dengan mengelus wajahnya yang sudah mulai memucat.
"He-hehe. B-bahkan kau te-terlihat manis s-saat menangis."
"Jangan bercanda! Bertahanlah!"
"A-ku menyayangimu y/n." Ucap Yuta lemas.
Tidak lama setelah ia mengucapkan itu, badannya terkulai lemas dipelukanku.
"Oh please Yuta bertahanlah!" Tangisku semakin pecah.
Lalu Yuta dibawa oleh petugas kesehatan dan langsung menuju rumah sakit.
"Bagaimana kalau dia tidak selamat?" Kataku dalam hati.
AUTHOR IKUT SEDIH HUHU YUTAAAAA 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Imagine
FanfictionImagine rasa lokal kadang rasa inggris yang mungkin bisa bikin baper. H3h3