Cerita ini bukan hanya tentang percintaan kisah anak remaja, tapi juga unsur persahabatan or pertemanan, dan juga ada unsur keluarga.
Cerita ini hanya karangan bukan kisah nyata, Kalo ada yang merasa mirip maap ya😔😂
"Sampai bertemu di titik terakh...
"Masuk kelas berapa ya gue" ucap dalam hati Risha Rosller, seorang perempuan yang memiliki rambut lurus agak panjang yang berwarna hitam, dan diikuti oleh iringan langkah kakinya yg terus melangkah mendekati mading.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di depan mading banyak orang bergerombol bagaikan melihat artis idolanya, keramaian itu membuat Risha enggan melihat namanya di papan itu.
Lalu datang seorang perempuan dengan rambut nya yang hitam agak kecoklatan dan agak bergelombang memukul bahu Risha "Heh kemana aja lo baru dateng" dia adalah Acha Collins, teman dekatnya Risha, mereka sudah berteman sejak SMP dan Tuhan mungkin sangat baik pada mereka sehingga mempertemukan mereka lagi di masa SMA nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Baru dateng gue, males banget deh liat mading kalo liat orangnya banyak banget kayak gitu ntar gue ke pental lagi" ucap Risha.
"Ya lo kan emang udah biasa ngaret Ris, btw lo masuk kelas mana? Sekelas gak ya kita? Gw sih berharapnya sekelas ris kan biar ada yang bisa dicontekin" ucap Acha sambil tertawa. Risha bisa dibilang anak yang cukup pandai dalam bidang akademisnya, dia juga tidak pelit membagikan ilmu nya pada teman-temannya.
"Yeh mikir makanya, nyontek mulu itu otak harusnya diisi pelajaran bukan cuma buat tempat haluan-haluan lo itu Cha" sambung Risha dengan nada candaan.
"Yaelah pelit banget lo sama temen sendiri, lagian buat apa juga belajar kalo ujung-ujungnya juga gak kepake juga kan nanti" ucapnya sambil mengibaskan rambutnya
"Ya kepake lah lo mah main menyimpulkan sesuatu yang hal itu aja lo gatau Cha, mendingan gue liat nama gue deh di mading" ucapnya dengan nada bercanda dan langsung bergegas pergi ke mading
"Percuma juga ambis kalo nanti lo juga bakal kalah sama yang nyontek kan" bantah acha yang membuat Risha membalikan badannya.
"Yang ambis aja belum tentu sukses gimana yang gak ambis, bener gak gue?" Balas Risha dengan percaya dirinya dan langsung pergi ke depan mading dan langsung meninggalkan Acha.
Ketika mereka sudah berhasil menerobos kerumunan orang-orang dan akhirnya sampai di depan mading mata Risha mencari-cari namanya dalam deretan ratusan nama siswa dalam SMA nya. Sekarang dia merupakan kakak kelas dan juga adik kelas di sekolah. Iya dia menduduki bangku kelas sebelas saat ini.
"Ya ampun demi apapun kita sekelas lagi Ris, seneng banget deh gue" ucap Acha setelah mata nya melihat nama nya tertera di salah satu kertas di mading itu dan menemukan nama sahabat nya juga diurutan yang lumayan jauh dengan namanya karena huruf A dengan R sangat jauh letaknya.
"Mana? Mana? Nama gue mana sih" gerutu Risha yang tak kunjung menemukan namanya dalam ratusan urutan nama siswa.
"Ish mata lo minus apa gimana sih Ris ini loh di kelas 11 IPA-3 sekelas sama gue" jelas Acha sambil menunjuk nama risha di mading itu.
"Lo lagi lo lagi deh Cha bosen gue liatnya" ucap Risha sambil tertawa.
"Heh gini-gini gue ngangenin ya orangnya jangan salah lo" gerutu Acha
Mendengar ucapan Acha, Risha memutar bola matanya " Gak nyambung deh lo Cha, yaudah ayo masuk kelas biar dapet bangku yang enak" ajak Risha sambil menarik tangan Acha menuju kelas baru nya.