2. Dia lagi

952 166 11
                                    

Jihoon dan Hyungseob berjalan pulang beriringan karena memang rumah mereka searah. Udara hari ini juga gak begitu panas, jadi enak jalan pulang sekolah karena kebetulan rumah mereka gak jauh-jauh banget dari sekolah.

"Gak lewat SMU 01 lagi?" Tanya Hyungseob di tengah perjalanan.

"Buat apa?" Tanya Jihoon pura-pura gak ngerti.

"Apalagi? Cuci mata sama gebetan rahasia lo itu lah."

"Ngomong apa sih?" Ujar Jihoon seraya tertawa garing menutupi apa yang ada di pikirannya.

Hyungseob terkekeh melihat ekspresi Jihoon yang begitu terlihat kalau sedang berbohong. Memang beberapa hari ini Jihoon gak pernah ngelewatin SMU 01 lagi, ia memilih rute perjalanan yang biasa, menurutnya mungkin memang seharusnya Jihoon menyerah dengan Guanlin. Karena gimanapun caranya Jihoon berpikir gak akan bisa membuat Guanlin melihatnya lebih dari sekedar orang yang dikenalnya.

Jihoon dan Hyungseob terus berjalan sambil mengobrol ringan. Tapi tiba-tiba langkah Jihoon melambat, jantungnya mendadak berpacu cepat, terlalu cepat mungkin dan bikin Jihoon berpikir jantungnya bakal lompat keluar demi ngeliat seseorang dengan seragam yang gak asing dan wajah yang gak akan pernah terlupakan.

"Eh, kenapa jadi lambat?" Tanya Hyungseob ketika menyadari Jihoon yang tertinggal di belakang.

Sebenarnya Jihoon bisa mendengar pertanyaan Hyungseob dengan jelas, namun ia gak bisa berkata apapun untuk menjawabnya. Hingga akhirnya sosok jangkung itu semakin mendekat kearah Jihoon dan Hyungseob, dan sepertinya ia melihat keberadaan Jihoon karena ia tersenyum kearah Jihoon. Atau mungkin kearah Hyungseob? Entahlah, Jihoon udah gak bisa mikir apapun sekarang.

"Jihoon." Sapa orang yang kini sudah berdiri di hadapan Jihoon

"Ha...hai, Guanlin." Jihoon berusaha bersikap santai meski sebenarnya ia pengen teriak bahagia karena bisa bertatap muka kembali dengan Guanlin setelah sekian lama mereka gak pernah bertemu secara langsung, selain saat Jihoon melihatnya secara diam-diam tentu saja.

"Lo baru pulang juga?"

"Ya, begitulah." Balas Jihoon yang kini melirik ke belakang Guanlin, "Lo sendirian?"

"Iya, hari ini gue absen latihan musik."

"Lo main musik?"

"Cuma klub band sekolah." Ujar Guanlin santai, "Gimana Minhyun? Kapan dia datang?"

"Mungkin pas libur panjang nanti, kayak biasanya."

Guanlin mengangguk, kemudian ia melihat Hyungseob, "Ahn Hyungseob?" Tanya Guanlin pada Hyungseob.

Hyungseob mengangguk, "Oh iya, lo kakak kelas gue pas SD." Hyungseob seperti mengingat sesuatu.

"Lo yang pernah nge-dance di tengah lapangan pas jam istirahat, kan?"

Bisa terlihat wajah Hyungseob yang memerah menahan malu, "Jangan dibahas lagi."

Guanlin terkekeh, kemudian ia melihat jam tangannya, "Oh gue musti pergi sekarang, nanti lagi ya."

Jihoon dan Hyungseob mengangguk. Kemudian Guanlin berjalan melewati keduanya. Entah ini kebetulan yang indah atau buruk. Baru saja Jihoon ingin mengakhiri perasaannya pada Guanlin, tapi sepertinya gak semudah itu. Bahkan Jihoon gak ngerti kenapa jantungnya deg-degan dengan cuma ngeliat Guanlin.

"Jadi dia?" Tanya Hyungseob.

"Apa?"

"Lo suka sama Guanlin, kan?"

"Eh? Kok lo bilang gitu? Gak lah." Jihoon berusaha mengelak kontak mata dengan Hyungseob.

"Dari cara lo mengelak aja sudah keliatan jelas."

Until now [PanWink]☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang