Prolog

8 1 0
                                    


Tahun 1997

Suara gemuruh petir dan nyaringnya suara hembusan angin. Diiringi dengan suara hujan yang begitu deras mengenai atap-atap rumah dan membasahi seluruh kota itu. Waktu telah menunjukkan pukul 23:00 hujan dan gemuruh tidak juga berhenti sejak pukul 18:00. Disalah satu ruangan rumah sakit terdengar suara teriakan seorang wanita kesakitan yang luar biasa. Tangannya tidak hentinya terus menggem tangan lelaki disebelahnya.

"Kau bisa sayang. Terus sayang" lelaki itu memberikan semangat kepada wanita didepannya sambil terus memegang tangannya. Dia sangat tidak tega melihat wanita yang sangat dicintainya kesakitan. Bahkan sesekali lelaki itu menitikkan air matanya.

Sedangkan wanita itu terus saja mengatur napasnya dan mengejan. Peluh tidak henti-hentinya keluar dari kening dan seluruh wajah wanita itu.

"Aku tidak kuat sayang." Ucap wanita itu disela-sela dia mengatur napasnya.

"Kau bisa sayang. Percayalah." Lelaki itu terus saja memberikan semangat pada wanita yang merupakan istrinya.

"Sedikit lagi bu. Ayo terus dorong." Dokter terus memberikan semangat hingga terdengar suara tangisan seorang bayi yang begitu nyaring. Kedua suami istri itu menangis saat mendengar suara tangisan anak pertama mereka. "Dia perempuan" ucap sang dokter membawa bayi itu untuk dibersihkan. Sedangkan sang bayi terus menangis.

Ditempat lain seroang lelaki berwajah pucat dan berambut coklat pendek dengan mengenakan kemeja putih dan celana jeans panjang sambil menyesap kopi berdiri didepan jendala kaca diruang kerjanya. Hujan juga tak luput mengguyur rumah mewahnya. Samar-samar lelaki itu mendengar suara tangisan bayi yang begitu nyaring. "Dia kembali" lirihnya. Kemudian terdengar ketukan keras dari luar ruang kerjanya dan seorang pria hampir paruh baya masuk.

"Tuan, dia telah dating tuan. Orang yang tuan cari" ucap lelaki hampir paruh baya.

Lelaki yang berwajah pucat itu berbalik dan menghadap ke lelaki dibelakannya. "Aku sangat merindukannya" ucapnya pada lelaki didepannya

"Saya tahu Tuan Cho, besok kita akan menemuinya." Lelaki yang bernama Tuan Cho hanya tersenyum dan mengangguk kepada bawahannya itu dan bawahnnya itu pun langsung beranjak keluar dari ruangan kerja Tuan Cho.

Tuan Cho berjalan mendekati sebuah lukisan besar diruangannya. Terlihat sebuah lukisan seorang gadis cantik berdiri dengan baju hanbok biru muda tersenyum sambil memegang setangkai bunga mawar merah. "Sudah lama sekali Jang Eunri. Aku merindukanmu." Tuan Cho tersenyum sambil melihat lukisan itu.

Prince Of DreamlandWhere stories live. Discover now