Chapter 4

645 1 0
                                    

Oma lupa dimana ia meletakan kacamatanya dan mencari ke seluruh sudut rumah membuat Agnes mengernyit heran dan menanyakan apa yang dicarinya.

“Kacamata oma Nes tadi oma taruh sini lho,” ujarnya, Agnes menahan geli dan menunjukkan dimana oma meletakan kacamatanya.

“Oma kacamatanya disini lho,” tunjuk Agnes pada matanya membuat Oma meraba dan tersenyum geli sambil mengucap terima kasih.

“Sayang makasih ya, oh… ya kapan oma akan punya cicit?” ujar omanya membuat Agnes terhenyak kaget.

“Secepatnya oma,” jawab Candra sambil memeluk pinggang Agnes dan mengajaknya pergi dari tempat itu.

Agnes menurut kemana Candra mengajaknya pergi tanpa membantah sambil memperhatikan keluarga besar Candra yang memandangnya dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.

“Mas kita mau kemana?”

“Kamar,” jawab Candra santai.

Candra segera mengunci pintu dan tersenyum sesaat lalu mulai mengganti kausnya yang kotor karena membantu ayahnya membetulkan mobil.

“Nes kamu harus jawab seperti itu ya kalo ditanya seluruh anggota keluargaku!” perintahnya tegas membuat Agnes mengangguk pelan.

“Can ayo makan,” ketuk seseorang mengejutkan mereka.

Selama makan malam itu Candra melirik Thessa yang memandang Agnes dengan tatapan tak suka karena sejak awal Thessa masih mencintainya dan bukan John sepupunya.

“Agnes harus makan banyak sayur supaya cepet kasih ponakan buat aku,” celetuk Cheryl sambil meletakan banyak sayur membuat Candra mendelik kesal pada adiknya.

“Thes oma kangen sama Adith besok aja ya,” ujar omanya membuat seluruh pandangan berlari kearah Thessa termasuk Agnes dan Candra, Candra bisa menyadari perubahan ekspresi Agnes walau hanya sesaat.

Thessa mendatangi Candra saat makan malam usai diruang keluarga sambil menunjukan beberapa artikel tentang Candra, ia bahkan tak sungkan mengobrol akrab disana. Sejak awal acara Candra hanya menganggap Thessa sebagai kakaknya dan tidak lebih tapi entah mengapa wanita itu justru memandang lain padanya.

“Harusnya kamu selesain kuliahmu Thes lagian si Adith kan udah bisa ditinggal.”

“Yes, it shall be Can but I don’t know why I want to take care him. Can aku nyesel udah ngelakuin itu dan aku berharap kita kembali,” desahnya keras saat Agnes melintas.

“Kalo aku belum nikah aku pertimbangin tapi sayangnya aku udah nikah jadi sorry Thess,” tolak Candra halus dengan tekanan intonasi disetiap katanya. Candra melirik Agnes sekilas yang tampak tak terpengaruh.

“Ah… aku tidur dulu kasian istriku nungguin aku,” pamitnya.

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang