"Bagaimana?"
Terdengar suara lembut namun bengis. Suara itu dijawab oleh suara lain yang berat, berwibawa namun terkesan hampa.
"Sesuai keinginanmu, Sayangku. Sekarang apa yang harus kulakukan?"
"Mulai dengan pangan. Pungutlah pajak dari para penyuplai pangan. Dengan begitu engkau akan dapat menguasai mereka perlahan," jawabnya sambil menyeringai.
"Pasti hal itu akan memicu perang. Bagaimana? Apa yang akan kau lakukan?" tanya suara itu lagi.
"Tenanglah, Yang Mulia. Mereka tidak akan berkutik. Jika mereka mengancam akan memerangi Troidei, aku akan membantumu mengalahkan mereka. Kemudian hentikan penyuplaian gandum pada mereka."
Suara itu berdeham. "Licik sekali, Helina. Dan aku menyukainya."
Helina menyeringai puas. Atau, lebih baik sebut dia Lyrath. Rencana kedua Dark Abyss berjalan dengan sangat mulus. Lyrath berhasil mempengaruhi Grophius untuk membunuh pewaris takhtanya sendiri, menuduh istri tercintanya Artevia serta menceraikannya. Dengan jalan itu, lebih mudah bagi Lyrath untuk mengendalikan Troidei juga mengendalikan pangan bagi seisi Ground of Prominence. Dan skenario berikutnya, ialah membuat Prominera bertekuk lutut di hadapan Grophius. Atau di hadapan Lyrath, tepatnya. Karena Prominera adalah titik penting ekspansi Abyss. Begitu menguasai Prominera, Lyrath bisa dengan sangat mudah melancarkan ekspansi di dalam Ground of Prominence, dan kemudian menggempur Forest of Holiness bersama penghuni Valley of Ruins dan Dark Abyss. Dengan begitu pula, Nomius akan menjadi milik Abyss sepenuhnya.
Istana petang ini nampak ramai, didatangi oleh para pedagang lintas kerajaan dan menteri perdagangan serta menteri delegasi dari empat kerajaaan di Ground of Prominence. Tidak luput juga, perwakilan dari Persekutuan Achanta hadir di istana itu. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh raja Grophius.
Balai pertemuan besar kini dipenuhi oleh para undangan. Balai ini terletak di sisi barat istana, berhadapan dengan ladang gandum. Bagian belakang balai ini dibuat bertingkap-tingkap dengan ukuran besar, sengaja agar supaya rakyat yang tertarik mendengarkan pembicaraan di balai ini dapat ikut mendengarkan. Tetapi tentunya rakyat tidak memiliki hak untuk berbicara.
Ketika semua undangan telah menempati tempat duduk yang tersedia, barulah raja memasuki balai, mengambil tempat di panggung depan, di belakang mimbar. Seorang wanita mengikutinya dari belakang. Ia adalah Helina. Ia mengambil tempat duduk di samping tempat duduk raja. Tidak lama kemudian seorang lagi memasuki balai. Ia adalah Menteri Kerajaan Troidei. Ia menempati mimbar, kemudian memulai pertemuan.
"Terima kasih saya sampaikan sebelumnya kepada para hadirin yang telah sudi memenuhi undangan kami. Sesuai yang telah kami cantumkan dalam surat undangan kami sebelumnya, pertemuan hari ini adalah digagas oleh Yang Mulia Grophius sendiri, perihal distribusi pangan dari Troidei.
"Pastilah segelintir dari hadirin merasa heran, kenapa Yang Mulia hendak membahas hal ini. Karena itu, marilah kita dengarkan bersama pernyataan Yang Mulia. Kepada Yang Mulia dipersilahkan." Menteri itu undur diri dari mimbar, mengambil tempat di belakang kursi Helina. Sekarang raja menempati mimbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of the Past: Expansion of the Abyss
FantasyDi batas tiga tanah, kota itu menjadi saksi penyerangan misterius yang membuka serangkaian bencana bagi Nomius. Barat bergejolak dalam api, jurang berpesta dalam abu, timur dikikis hingga runtuh. Sementara tanah manusia dilanda kekacauan akibat berg...