Seiring berjalannya waktu, aku bisa dekat denganmu walau hanya pertemuan singkat🍃
***
Setelah mengantar Fellia, Raihan pun istirahat dengan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.
"Kok gue kalau deket cewek itu jantung gue berdegup kencang ya." Raihan bertanya pada dirinya sendiri.
Raihan adalah tipikal orang yang tidak pernah berdekatan dengan cewek kecuali mamahnya, walaupun banyak cewek yang mendekati Raihan pun menolaknya.
***
"Gue chat si Vano aja dah daripada bosen." ujar Raihan.
Vano
P
P
P
P
P"Sok ngartis anjir."
Raihan kesal karena sedari tadi chatannya belum di read oleh Vano.10 menit kemudian.
Vano
Apa woi?
Gue bosen nih.
Terus apa masalahnya ama gue?
Ajak gue nongkrong gitu.
Ya udah yuk lah ke restoran samping sekolahan.
Read.
Begitulah Raihan jika chatan dengan orang lain.***
Raihan pun telah sampai di retoran dekat sekolahnya, dia melihat di sekitarnya bahwa Vano belum sampai dan akhirnya Raihan memutuskan untuk duduk terlebih dahulu sembari menunggu Vano datang.
5 menit kemudian Vano pun datang dengan wajah tanpa dosanya dan cengiran khasnya yang menambahkan kesan maskulin pada dirinya.
Vano tak jauh berbeda dengan Raihan, mereka sama sama mempunyai wajah tampan walaupun sifat mereka berbeda. Raihan yang terlihat cuek, Vano terlihat humoris dengan lesung pipi di wajahnya menambah kesan manis pada dirinya.
"Woi." ujar Vano.
"Lama." ucap Raihan ketus.
"Sorry bro, jalanan macet." jawab Vano, "tumben ngajak nongkrong, gabut lo?" sambungnya.
"Ya gitulah." jawab Raihan, "Van gue mau cerita sama lo." sambungnya.
"Ya udah cerita aja elah segala izin lagi." jawabnya dengan kekehannya.
"Jadi gini..." Raihan mulai cerita namun sengaja dia gantung agar Vano penasaran.
"Jangan bikin gue penasaran ya."
"Jadi gini, tadi gue di sekolah ketemu sama cewek yang bawel tapi ketus dan dia itu beda sama cewek lain yang pernah deketin gue." jelas Raihan.
"Namanya siapa?" Tanya Vano.
"Gue gak tau." jawabnya.
"Lah kok lo bisa gak tau sih?" Tanya Vano lagi.
"Gue gak sempet ngajak dia kenalan, tapi gue pulang sekolah tadi bareng dia dan gue udah tau rumahnya."
"Mantap lo han." ujar Vano, "btw cantik kagak?" sambungnya dengan cengiran khasnya sehingga lesung pipinya terlihat jelas.
"Anjir lo." Raihan menjitak kepala Vano dengan kencang.
"Aduh sakit woi, selow elah gak bakal gue tikung kok gak suka makan temen gue mah," ujar Vano yang sudah paham atas kelakuan Raihan bahwa tidak ada yang boleh mendekati cewek yang bertemu dengannya tadi.
"Gue harus gimana Van?" tanya Raihan meminta jawaban yang pasti dari Vano.
"Menurut gue sih lo ajak deh ketemuan di sekolah seperti di kantin atau lapangan ya intinya di daerah sekitar sekolah dan lo tanya nama lengkapnya gampang kan?" saran Vano.
"Tapi kan gue kalau di sekolah kelihatan dingin dan ketus mana mau dia gue ajak ngobrol." Memang benar Raihan jika di sekolah sikapnya seperti itu namun kalau dengan orang terdekat sepertinya tidak begitu.
"Coba aja dulu bro jangan menyerah oke." ucap Vano menyemangati Raihan.
Setelah beberapa menit mereka berdua mengobrol akhirnya memutuskan untuk segera pulang.
"Van gue pulang ya!" ucap Raihan kepada Vano seraya memakai jaketnya.
***
Sesampai di parkiran Raihan pun menaiki motornya dan segera melajukan motornya.
Saat di jalan ia melihat cewek duduk di halte bus yang kelihatannya sedang menunggu kendaraan umum.
Segera Raihan menghampiri cewek tersebut dan di lihat lihat ternyata dia adalah cewek di sekolah yang bertemunya tadi.
Fellia mengernyitkan dahinya setelah melihat si Ketos yang amat datar sekali mukanya itu.
"Ngapain?" Raihan bertanya pada Fellia dengan wajahnya yang datar seperti tembok rumahnya.
"Duduk."
"Gue tau."
"Ya udah kalau udah tau ngapain lo tanya!" Jawab Fellia sebab dia sedang badmood tidak di jemput oleh kakaknya yang satu itu.
"Belum balik?" Raihan bertanya kembali pada Fellia dan belum tahu bahwa Fellia sedang dalam mood buruk.
"Ya."
"Mau gue antar?" Tawar Raihan melihat sekitarnya sudah sepi dan sudah hampir sore hari.
Fellia bingung kenapa tiba tiba si Ketos itu memberi tumpangan, akhirnya Fellia menerima tumpangan itu.
***
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di depan rumah Fellia yang terlihat besar namun sederhana.
"Terimakasih." ujar Fellia dan segera memasuki rumahnya, namun tiba tiba ada seseorang yang menarik tangannnya siapa lagi kalau bukan Raihan.
"Kenapa?" Fellia mengernyitkan dahinya karena dia bingung mengapa Raihan menarik tangannya.
"Nama?" ucap Raihan yang membuat Fellia tambah bingung.
"Nama siapa sih? Kalau ngomong yang jelas jangan setengah setengah, ngomong itu gratis dan gak pake kuota."
"Nama lo siapa?" Raihan menanyakan kembali pertanyaan yang kurang jelas tadi.
"Fellia." jawab Fellia dengan singkat dan kembali masuk ke rumahnya.
Raihan pun menyalakan motornya lalu meninggalkan halaman rumah Fellia.
***
Baca terus ya ceritanya
Jangan lupa vote, komen, dan kritsarnya.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Teen FictionFellia Cantika Putri. Gadis SMA yang biasa dipanggil Felli itu memiliki sifat manja, egois, dan sedikit cuek terhadap lawan bicaranya. Apalagi jika berbicara Raihan Adi Mahardika. Cowok dingin, datar, dan judes yang mengklaim Felli menjadi pacarnya...