"Bangun Key!" teriak gadis rambut sebahu itu.
"Woi, bangunnn kebo banget, elah." Gadis rambut sebahu itu tampak sudah mulai lelah untuk membangunkan gadis yang masih bergelut manja dikasurnya.
"WOI!" yang berteriak langsung berkacak pinggang sebab orang yang mau ia bangunkan belum juga bangun.
"Ahaaa! Gue punya ide," gumamnya lalu tersenyum miring.
Byurrr....
"Anjir... Siapa sih?" Gadis yang bergelut manja dengan kasurnya itu langsung bangun lalu menggeleng-gelengkan kepalaya kuat.
"Woi, gue bangunin udah berapa kali juga kaga bangun bangun kebo banget."
"Kok lo sini kari ayam?" tanya Key mengernyit.
"Anjir, nama gue Kariana bukan kari ayam."
"Iye dah iye serah."
"Mau telat?"
"Jam berapa sekarang?
"06.50," jawab Kariana singkat sambil melihat jam tangan yang bertengger di pergelangan tangannya.
"HA!" Seketika mata Key membulat terkejut.
"Udah mau telat anjir, kok lo gak bangunin gue?"
"Anjir lo, udah gue bangunin berkali kali nggak denger-denger malah nyalahin gue."
"Katanya gadis cantik imut manis tapi kebo," Sinisnya.
"Lo ngomong sendiri jawab sendiri aja ya." Setelah mengatakan itu Key segera mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit, akhirnya Key keluar dari kamar mandi dan bisa dipastikan ia sudah siap.
"Ayok."
"Ma! Key berangkat dulu ya!" teriak Key.
"Nggak sarapan dulu Key?"
"Nggak ma, udah mau telat."
"Oh yaudah, jangan ngebut ya Key, Rin."
"Siap tante, ma," ucap mereka berdua serempak.
Keana segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, kerena ia sudah pasrah jika akan dihukum karena terlambat toh dia lebih memilih dihukum tapi selamat.
"Mampus, hari ini yang jaga kan pak Jeck."
"Pasrah aja sudah," Sahut Key.
Bagaimana mereka tidak takut dengan pak Jeck? Dia terkenal dengan guru terkiller di SMA Dioste ini, ia mengajar pelajaran matematika.
"HEI, KALIAN BERDUA!" teriak pak Jeck.
"Iyy-ya pak," jawab Kariana dan Key takut-takut.
"Kenapa terlambat ha?"
"Kesiangan pak," jawab Kariana.
"Yaudah, kalian saya hukum membersihkan perpustakaan, yang bersih loh ya, kalo nggak bersih saya tambahin hukuman kalian," ucapnya dengan tegas.
"Baik pak." Mereka segera berjalan menuju perpustakaan.
"Gila kali tuh guru, perpustakaan besar banget masa disuruh bersihin cuman kita berdua lagi bisa tepar sudah," omel Karin.
"Udahlah Rin kita kerjain aja biar cepat kelar."
Mereka mulai membagi pekerjaan dari mengepel, menyapu, membersihkan rak dan lain lain, Key yang akan mengepel dan menyusun dan Karin yang akan menyapu dan membersihkan rak.
"Huh...Capek gila." Karin mengelap keringatnya yang penuh disekitar dahinya dengan sapu tangan yang ia bawa.
"Gue ambil air dulu."
Key berjalan menuju toilet untuk mengambil air untuk mengepel, disekolah mereka memang disediakan ruang khusus untuk mengepel dan airnya sudah pasti bersih dan tidak dan kotoran apapun tepatnya.
"Huh... berat benget," Keluhnya.
Brukk...
"Aduh, basah semua dah." Sambil melihat seragam nya yang basah, dan ia mendongakkan kepalanya agar ia bisa melihat siapakah yang menabrak ia hinggal airnya tumpah dan mengenai seragamnya dan basah.
"Gila, pangeran datang, ganteng pake banget," ucap batinnya.
"Minta maaf woi!" ucap Key dan beberapa detik kemudian dia melongo tidak percaya akan cowok itu, bagaiana tidak? Ia kira cowo itu akan bertanggung jawab tapi malah ia tidak memperdulikan Key yang sudah basah kuyup, ia berjalan melewati key dengan muka datarnya yang membuat Key mendengus kesal.
"Anjir dah, ganteng tapi kayak banci udah nabrak orang ga tanggung jawab malah basah semua ini," omelnya.
Dan ia berjalan menuju perpustakaan kembali ksrena ia akan mengepel dulu baru akan mengganti bajunya toh dia juga tidak membawa baju lain.
"Yampun, lo napa basah kuyup? Lo cemplung ke got? Berenang dikolam buaya? mandi di ruang ngepel?"
"Tadi gue ditabrak sma orang sampai gini dan dia malah bodo amat jalan gitu aja gak ngomong apa apa."
"Ganteng? Alis tebal? Hidung mancung? Putih? Tinggi?" tanya Karin beruntun.
"Lo cenayang?"
"Betul semua anjir." Lanjut Key tertegun.
"Pasti Nevan tuh."
"Beruntung banget lo anjir bisa ditabrak Nevan.""Apa lo bilang? beruntung? lo gak salah?" Key melongo tak percaya, masa ditabrak dibilang beruntung?
"Eh tapi, siapa dia?" tanya nya sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Dia itu the most wanted sekaligus anak dari pemilik sekolah ini, ia selalu didambakan oleh semua siswi disini pasalnya di itu ganteng, dan kaya raya," Jelas Karin pada Key.
"Oh, gitu ya."
Tok tok tok...
"Maaf kak, aku mau anterin baju."
"Baju apa ya dek?"
"Seragam putih abu kak."
"Dari siapa? gue ga mesen loh?" tanya Key.
"Dari kak Nevan."
"Nevan Nicholas dek?" tanya Kariana.
"Iya kak."
"Yaudah, makasih ya dek," ucap Kariana dan mengambil seragam putih abu itu.
"Wah, ini berita menggemparkan guys." Perkataan itu membuat Key mengerutkan dahinya tanda ia bingung dan Kariana yang paham akan kebingungan Key langsung jawab.
"Dia ga pernah kayak gini apalagi sama cewek asal lo tau ya, pernah sekali Valen itu jatuh gara gara kaki Nevan terus lutut nya berdarah siku nya juga tapi Nevan bodo amat gila gak sih tuh cowok"
"Valen siapa?"
"Kakak kelas, mantan nya Nevan juga sih."
"Ha?!" Dan dibalas anggukan oleh Kariana.
"Yaudah nih lo ganti dulu keburu kering tuh seragam lo."
"Hem." Key segera berjaan menuju toilet dan mengganti seragamnya yang basah, ntah angin apa lagi ia bertemu dengan cowo yang menabrak nya lagi, Nevan.
"Eh, btw makasih seragam lo."
"Hm..." Dan setelah mengatakan itu ia berjalan melewati Key.
"Udah terima kasih gak tau balasnya lagi."
"Dingin banget yak?"
"Bikin sebel deh," ucapnya kepada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevan [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Available at naisastramedia online bookstore] Bagi Key, Nevan adalah belahan jiwanya. Nevan adalah kebahagiaannya, penyemangatnya, penenangnya dan segalanya untuknya. Berawal dari permainan TOD yang membuat mereka berakhir jadian, mereka sangat...