Seorang lelaki yang memakai sweater hitam tersebut sedang menikmati sebuah mangkuk bakso yang ada didepannya, pagi-pagi saja ia sudah memakan 5 sendok penuh saus cabe, gila memang, apakah ia tidak akan sakit perut nantinya? Ntahlah, hanya dia yang merasakan.
Nevan Nicholas, siapa yang tidak mengenal dia? Siswa tertampan di SMA Dioste dan sekaligus most wanted disekolahannya itu, lelaki idaman para siswi-siswi disekolahan dan siapapun akan jatuh kedalam pesonanya termasuk ketampanannnya.
Namun, ia terkenal dingin dan datar dengan semua gadis, ntah karena apa ia sangat anti dengan namanya cewek.
"Lo pagi-pagi sudah makan cabe segini banyak?" tanya seseorang dengan matanya yang membulat sembari menatap semangkuk bakso yang kuahnya memerah.
"Hm..." Ya, perlu kalian ketahui, Nevan adalah lelaki datar nan dingin yang suka bahkan sangat sangat suka dengan deheman 'hm'
"Lo gak sakit perut?"
"Gak," Jawab Nevan singkat.
"Eh, tadi pagi fans lo nyamperin gue lagi, tanyain kapan ulang tahun elonya."
"Bomat."
Fans Nevan disekolah ini bukan sedikit, bahkan dari sekolah lain juga ada. Setiap pagi Nevan harus mendengar teriakan histeris saat melihat ketampanannya, bosan rasanya.
Setiap ia keluar dari mobil sport hitamnya itu sudah pasti para siswi disekolahan yang melihatnya berteriak tak jelas. Ah, bagi Nevan itu sudah biasa.
Mungkin kalian belum tahu bahwa tempat duduk disamping kiri mobil Nevan belum pernah diduduki oleh gadis manapun, semua gadis tidak tahu apa alasan Nevan untuk tidak membiarkan tempat duduk sampingnya itu diduduki oleh gadis lain.
"Lo mau kemana woi!" tanya Xavier melihat sahabatnya berjalan menuju keluar kantin.
"Rooftop."
"Bolos hm?" tanya Xavier.
"Hmm..."
"Gue ikut." Xavier berusaha mengejar Nevan yang sudah berjalan jauh disana.
"Astaga, dosa apa gue punya temen kayak dia?" gumamnya sambil mengusap dadanya.
Ia segera lari menyesuaikan jalannya dengan Nevan, Nevan sudah berjalan jauh, rooftop di SMA pelita harapan memang bisa menenangkan suasana hati yang lagi kacau, dengan angin yang sepoi sepoi menerpa wajah kalian membuat kalian merasa ngantuk.
"Aelah lo jalan cepat amat."
"Lo lambat," jawab Nevan tanpa menoleh kearah Xavier.
"Serah lo deh."
"Hm..."
Disepanjang jalan menuju rooftop Xavier sibuk menceritakan gadis yang merupakan gadis di kelas sebelah nya itu, yang mendengar hanya diam dengan muka datar nya.
Ia tidak tertarik pada gadis yang diceritakan oleh Xavier pasalnya ia belum melihat dan tidak mengenal gadis itu juga.
"Kalo lo liat cewek itu pasti kecantol cantik nya itu loh plus imut bikin lo gemes dah."
"Sudah kayak bidadari, cantiknya melebihi apapun." Sambungnya.
"Hm..." Responnya kepada Xavier.
"Menyebalkan sekali anda ya," dengusnya.
"Hm..."
"Dasar goblok!" Makinya, sedangkan yang dimaki hanya diam dengan muka datar.
"Mending gue ke kelas saja," ucap Xavier dan berjalan kebawah dari rooftop dan berjalan menuju kelasnya.
Begitulah kehidupan Xavier yang harus menghadapi sahabatnya yang seperti kulkas berjalan, tapi katanya sih ia selalu sabar menghadapi sahabatnya karena orang sabar itu disayang Tuhan.
Nevan berbaring di kursi panjang yang ada di rooftop, ia mengambil sebuah buku tebal di dalam tasnya, lalu menutup wajahnya dengan buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevan [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[Available at naisastramedia online bookstore] Bagi Key, Nevan adalah belahan jiwanya. Nevan adalah kebahagiaannya, penyemangatnya, penenangnya dan segalanya untuknya. Berawal dari permainan TOD yang membuat mereka berakhir jadian, mereka sangat...