Part 5

763 119 13
                                    

Vote terlebih dahulu sebelum membaca🐇

Happy reading🐝

-----------------

Hati memang merasa nyaman dalam memendam, namun otak merasa tak tahan untuk menahan segala beban.

°choi soobin°

-----------------

Yeonjun menggigit bibir bawahnya cemas. Sudah tiga hari berturut-turut ini Soobin terus berkutat dengan berkas tanpa istirahat barang satu jam.

Lingkaran hitam di bawah mata menjadi bukti bahwa pria itu sangat giat dalam bekerja. Jangankan istirahat, makan saja tidak teratur.

Kalau begitu terus, Yeonjun sangat yakin usia Soobin hanya akan bertahan beberapa minggu saja.

"Bin, lo stres gak kayak gini juga, bangke! Lo pikir sehat apa kerja mulu? Gue gampar juga lo lama-lama," celetuk Yeonjun sambil menjauhkan komputer dari pandangan Soobin.

Soobin mendelik marah. "Apaan lo hah?! Apa urusan lo?!"

"Gue tahu, lo terus-terusan kerja itu karena lagi banyak pikiran kan? Mau lampiasin? Hah?! Sampe segininya, Bin? Lo cowok apa bukan? Kayak cewek aja galo lama-lama."

Rahang Soobin mengeras. Dia berdiri dan mencengkeram kerah leher Yeonjun.

"Lo gak tahu apa-apa bangsat! Lo gak ngerti posisi gue! Pergi lo!" bentak Soobin sambil mendorong tubuh sahabatnya itu.

Yeonjun mendengus kesal. Dia membetulkan kerah lehernya sambil menatap Soobin nyalang.

"Banci tai! Kalo ada masalah ya dihadapin! Lo pikir lo aja yang bingung? Cari jalan keluarnya goblok! Bukan malah ngelampiasin pake kerja tiga hari tiga malem sampe komuk lo kayak orang stres tingkat seratus gini! Mau cepet mati?! Kalo emang iya, tinggal gantung diri aja sono! Gak usah capek-capek gak jelas kayak orang lunglai, gila, gak punya akal, tolol!"

Yeonjun keluar dari ruang Soobin. Dia terus mendumel mengingat tingkah Soobin yang seperti anak kecil. Usianya saja yang bertambah, tetapi tingkat kedewasaan lelaki itu semakin lama semakin menciut.

Sebenarnya Yeonjun bersikap seperti tadi karena perduli. Dia khawatir dengan kesehatan Soobin yang bisa saja terganggu. Tetapi sang pengkhawatir sama sekali tidak mencemaskan keadaannya.

Lelaki dengan rambut kecoklatan itu berjalan keluar dari kantor Soobin. Kembali memikirkan cara bagaimana sahabatnya yang satu itu dapat kembali pada sifatnya yang dulu.

Sepertinya kali ini Yeonjun harus benar-benar berpikir keras, lebih dari sekadar di sekolah, atau di perguruannya dulu. Yeonjun harus mengerahkan segala kepintarannya.

Ya, dia harus berusaha! Agar Soobin tidak lagi memikirkan hal-hal tidak berguna.

Mengapa Yeonjun sangat perduli pada Soobin?

Karena Yeonjun adalah sahabat yang baik. Dia adalah sohib sehidup-semati Soobin. Bagaimanapun keadaannya, Yeonjun pasti akan ikut serta menyelesaikan.

Dengan penuh keyakinan, dia beranjak menuju suatu tempat. Menyelidiki masalah yang baru-baru saja terjadi. Berusaha menggali informasi mengenai suatu hal.

-------------

"Ada kerjaan lain?"

Kevin menghela napas. "Semua kerjaan udah lo selesain kali, Bin. Gak ada satupun yang kesisa. Bahkan berkas untuk satu minggu ke depan juga lo babat."

You're Ok | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang