------------Bila mencintaimu adalah sebuah ilusi, maka izinkan aku berimajinasi selamanya.
°choi soobin°
------------
"Letakkan seluruh berkasnya di meja saya," titahnya pada sekretaris wanita yang tengah berdiri di depannya.
Usai mengatakan itu, pria dengan setelan jas berwarna hitam yang terlihat pas di tubuh kekarnya beranjak meninggalkan gedung bertuliskan CS Entertainment.
Seperti akan terlambat, memilih menggunakan tangga darurat lebih baik daripada harus menunggu lift.
Langkahnya yang tergesa langsung membawanya pada basement mobil.
Setiba di depan pos, dengan segera dia menghadap pada seorang lelaki yang tak kalah kekar dengan dirinya yang berkenakan setelan jas berwarna biru gelap.
Keduanya tampak berbincang. Ekspresi yang dipancarkan tampak begitu kalut. Apalagi kala suara derap kaki memecah konsentrasi mereka.
Satu diantara mereka menggerakan alis ke atas dan dibalas dengan anggukan oleh sang lawan bicara.
Di detik selanjutnya kedua pria dengan tinggi badan hampir serupa itu berpencar memasuki mobil masing-masing.
Kedua mobil mereka sama-sama melaju di jalan raya yang begitu ramai.
Tak sampai disitu, ketika pada pembelokan terakhir di sebuah perumahan, dua mobil dengan warna berbeda itu kembali dipertemukan. Kedua pria yang masing-masing mengemudi mobilnya mulai menampakkan diri, mereka kembali melanjutkan perbincangan yang terputus saat di basement tadi.
"Gimana?" tanya pria dengan setelan jas hitam.
Sang lawan bicara berdehaman. "Musuh belum bisa ditakhlukkan. Mereka terlalu licik dan melakukan segala cara agar bisa menang."
"Sial," umpat pria yang satunya. Rahangnya mengeras, bola matanya bergerak kesana-kemari. "Apa rencana kita selanjutnya?"
"Kita akan menjebak perusahaan yang bekerjasama dengan mereka. Perlahan, kita bisa menusuk dari belakang dan menggerebek perbuatan mereka," jelas sang pria bersetelan jas biru gelap.
Menghela napas, pria dengan tubuh setinggi seratus delapan puluh tiga sentimeter itu mengusap wajah gusar.
Sang lawan bicara menepuk pundak kokoh pria di depannya dengan tabah. "Udahlah, Bin. Semuanya pasti bisa terlewati."
Lelaki yang dipanggil 'Bin' itu mengangguk lalu berjalan memasuki mobil. Diikuti sang lawan bicara yang juga menyusul masuk ke dalam mobilnya sendiri.
Kedua mobil kembali melaju.
Dua puluh menit berada di jalan raya, kedua mobil tersebut berhenti tepat di sebuah perusahaan ternama dengan logo RM Entertainment.
Berjalan angkuh memasuki koridor, seluruh pegawai bangkit dan membungkukkan badannya tanda memberi hormat pada atasan mereka.
Dua pria itu berjalan santai menuju ruang kerja masing-masing. Tetapi di tengah perjalanan, seorang anak gadis kecil berusia empat setengah tahun memeluk kaki salah seorang dari kedua pria tadi.
Gadis kecil itu cengengesan dengan kepala mendongak ke atas, menatap sang empu kaki yang kini menunduk balas menatapnya.
"PAMAANNNNNNNNNNN!!!" teriaknya dengan suara nyaring.
Para karyawan sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Karena memang hampir setiap dua kali seminggu gadis kecil itu berkunjung ke perusahaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Ok | Choi Soobin
FanfictionPercayakah kalian bila seseorang yang seharusnya sudah tiada dapat kembali? Percayakah kalian mengenai kehidupan selanjutnya? Atau, percayakah kalian mengenai reinkarnasi? Percaya atau tidak, dia ada disana. Di tempat yang tidak seharusnya dia bera...