Berdinding putih tulang, tak ada hiasan. Berbau mistis. Yap! Ruang BK.
Disinilah 4 orang tengah berkumpul. Yang satu pura pura menangis, yang satu menatap tajam, yang satu duduk tenang, dan yang satunya lagi, tertidur.
"Sampai kapan saya harus nunggu dia bangun?" tanya si Guru BK dengan tangan menjambak rambut yang apabila tertiup angin saja sudah ludes tak tersisa.Grafa tidak menjawab dan memilih untuk mengelus rambut Grea yang acak acakan karena tengah tertidur.
Lima menit berselang dan
Gubrakkkk
Tubuh si koala jatuh terjembab ke lantai dan ia sontak membuka matanya lantas mengaduh kesakitan. Sedangkan Grafa? Ia langsung berdiri dari posisi duduknya dan lantas bergerak menolong si koalanya.
Setelah Grea sadar, ia duduk dengan tangan terlipat dan melihat Pak Sobar dan Dara secara bergantian dengan tatapan mengintimidasi.
"Tuh pak, liat mukanya Grea!" ucap Dara
"Kenapa? Lo kagum sama muka gue?" tanya Grea
"Anjir lo, gue GA SUDI IRI SAMA PREMAN SEKOLAH KAYA LO " ucap Dara ngotot.
Grea hendak berdiri untuk memberi sedikit pelajaran pada Dara namun segera dicegah oleh Grafa.
"Pak, mari selesaikan masalahnya saja, saya yakin bapak banyak urusan. " ucap Grafa sehalus mungkin.
"Iya! Dan putri tidurmu itu membuat urusan saya bertambah banyak!" ucap Pak Sobar.
"Jadi, jelaskan kronoligi kejadiannya " ucap Pak Sobar.
"Saya tidak tau apa apa pak, dia tiba tiba nyiram saya pake batagor " ucap Dara yang tak lain adalah kakak kelas yang menjadi korban dari Grea saat istirahat tadi.
"Bullshit, mana ada batagor disiram.Batagor kan kombinasi zat padat sama cair pak, tapi perbandingannya itu mustahil kalo batagor bisa buat disiram! " ucap Grea menerangkan.
"Saya nggak nyuruh kamu buat ceramah" ucap Pak Sobar.
"Lah si bapak, saya bukan ceramah pak. Tadi itu nggak mengandung unsur agamis sedikitpun " ucap Grea."Dia cuma ngeles pak!" ucap Dara
"Sejak kapan gue jadi guru les?" tanya Grea
"Sejak lo bernafas!" kata Dara
"Graf, emang gue bernafas sejak kapan?" ucap Grea.
Grafa tersenyum dan menarik nafasnya pelan.
"Pak Sobar, Dara, saya mewakili Grea untuk meminta maaf apabila Grea salah dalam bertindak. Tapi saya kenal betul siapa Grea, dia nggak bakal bersikap buruk ke orang lain kalau dia nggak diganggu duluan pak, saya dan Grea permisi. " ucap Grafa sopan. Ia lantas berdiri dan menarik lembut tangan Grea dan segera pergi meninggalkan ruangan berbau mistis tersebut. Sedangkan Grea hanya diam, biasanya ia akan memberontak namun ia merasa Grafa sedang lelah, jadi dia lebih baik mengalah dan tidak membuat Grafa lebih terbebani masalah.Bel pulang sekolah telah berbunyi, membuat semua reseliting tas tertutup rapat, tangan diatas meja, dan senyum yang terpatri disetiap wajah orang orang namun tidak berlaku bagi Grafa. Dia menampakkan senyum malaikatnya hanya kepada Grea, bukan yang lain.
Grafa menoleh kesampingnya dan mendapati Grea yang tengah tertidur pulas dengan earphone di telinganya. Semua murid sudah meninggalkan kelas, namun Grafa masih setia disamping si 'koala' nya ini.
Ditatapnya wajah Grea yang semakin terlihat cantik setiap harinya. Matanya yang berwarna cokelat berpadu indah dengan bulu mata lentik nan panjang dan juga alis yang terpatri indah. Bener benar mahakarya tuhan. Bibir mungilnya berwarna peach karena terpoles liptint. Kulitnya seputih salju dan rambut tebalnya semakin membuatnya terlihat sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPORTANT (On Going:Grafa Grea)
Teen FictionKeduanya sama sama bernasib. Bedanya, yang satu mulia. Dan yang satu terkutuk. (Disisipi beberapa pelajaran seputar problematika remaja) So, happy reading♥