1

1K 87 3
                                    

RAMALAN

A SasuNaru FanFiction. AU.

Naruto © Masashi Kishimoto

Di zaman modern sekarang ini mungkin sudah sangat jarang orang yang percaya akan ramalan.

Terutama orang dewasa atau remaja. Karena anak-anak mungkin masih percaya akan Santa Klaus bersama rusa-rusanya akan datang memberi kado lewat cerobong asap pada malam Natal. Klasik sekali.

Namun lain halnya dengan remaja pria yang tampan, Sasuke.

Ia masih sangat percaya akan ramalan. Mungkin karena keluarganya juga percaya akan ramalan. Oh tentu saja, buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya.

Bahkan menurut cerita Mikoto, ibu Sasuke, Ia dan ayah Sasuke, Fugaku pun bertemu karena sebuah ramalan.

Dan terpengaruhlah Sasuke. Ia hampir pernah mengunjungi semua situs yang berhubungan dengan ramalan. Buku-buku berbau ramalan juga memenuhi perpustakaan pribadinya. Terlihat seperti maniak, tapi itulah Sasuke. Hingga pada suatu saat ia mendatangi seorang peramal tua yang terkenal akan ramalan-ramalannya yang benar-benar terjadi. Bertanya tentang ramalan akan kehidupannya nanti.

Dan itu menuntunnya kepada Naruto.

***

Ini aneh. Pikir Naruto. Bagaimana tidak dikatakan aneh, sudah seminggu ini ia mendapatkan hal-hal aneh. Dan itu semua berasal dari kakak kelasnya, pangeran sekolah yang terkenal itu, Uchiha Sasuke.

Ia heran mengapa Sasuke begitu gencar untuk mendekatinya. Seperti misalnya datang tiba-tiba ke kelasnya di kelas sepuluh. Mengajaknya makan siang bersama, menjemput dan mengantarnya pulang. Naruto bahkan tidak tahu sejak kapan Sasuke mengenalnya. Ingat saja tidak. Bagaimana mungkin ia mengetahui rumahnya?

Entahlah hanya Sasuke dan Kami-Sama yang mengetahuinya. Itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk berdua bersama Sasuke. Suasana suram dan terasa berbahaya. Berlebihan sekali.

Tidakkah ia sadar bahwa sampai saat ini Naruto masih berdada rata? Dan jangan lupakan kesejatiannya di bawah sana. Yah walaupun berukuran kecil. Ups.

Untuk awalnya Naruto berpikir bahwa Sasuke mendekatinya hanya ingin menjadikannya korban bully-an.
Atau mungkin hal bagusnya ingin menjadikannya sebagai temannya. Tapi dipikir-pikir berteman dengan Sasuke bukan hal yang meneyenangkan. Ia dingin, arogan –menurut Naruto, tidak perduli akan sekitarnya, dan juga terlalu jenius. Setidaknya itu yang dipikirkan Naruto.

Ia tidak tahu bahwa ini semua karena ramalan.
Ramalan masa depan Naruto bersama Sasuke.

Pagi ini pun sama.
Naruto sudah akan berangkat ke sekolah. Ia berangkat ke sekolah menggunakan bus. Karena ia tidak mahir menunggangi kuda mesin. Dan juga tidak punya uang yang cukup untuk membeli sebuah mobil. Jelas,

Naruto bukanlah orang kaya.
Terlihat Sasuke yang duduk di ruang tamunya. Pasti orang tuanya yang mengizinkannya untuk masuk dan mempersilakannya masuk. Tentu saja. Tidak salah lagi.

"Kau sudah siap, Naru?" Sasuke bertanya dan beranjak dari duduknya. Entah mungkin karena sudah sering bertemu, Sasuke sudah tidak terlalu pendiam –hanya jika bersama Naruto. Ia perhatian, sangat perhatian kepada Naruto. Bahkan terkadang Naruto merasa jika perlakuan Sasuke padanya seperti perlakuan sorang pria kepada kekasih wanitanya. Naruto meringis.

"Eh, I-iya sudah." Naruto terbata. Ia tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Hal biasa yang dilakukan bila seseorang sedang salah tingkah.

RamalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang