RAMALAN
Naruto © Masashi Kishimoto
Bukan menjadi kebiasaan bagi Naruto untuk bergaya. Ia sebenarnya tidak begitu perduli dengan perkembangan dunia fashion, style, atau semacamnya. Menurutnya selain itu rumit, juga menghambur-hamburkan banyak uang. Naruto bukan seseorang yang gampang membuka dompetnya hanya untuk membeli suatu hal yang menurutnya percuma. Dan, ia bukan seseorang yang tinggal menggesek kartu lalu tara–segenggam uang berada di tangan. Bisa dikatakan Naruto bukanlah remaja pria yang cuek dengan apa yang dipakainya.
Namun entah mengapa malam ini Naruto ingin menampilkan yang terbaik.
Malam ini Sasuke akan menjemputnya untuk pergi ke konser band favorit Sasuke. Mereka akan bersama sepanjang malam dan Naruto masih bingung apa yang akan dipakainya malam ini. Astaga, ini bahkan masih jam tiga sore tapi Naruto sudah sibuk memilih pakaian. Ya ampun.
Ini hanya perasaan Naruto saja atau entah bagaimana, waktu berlalu begitu cepat. Sudah pukul lima sore dan Naruto belum bersiap. Ia bahkan belum sesleai menentukan baju yang akan dipakainya. Naruto sudah mengobrak-abrik isi lemarinya dan ia belum menemukan yang ia rasa pantas ia pakai. Ia hanya… hanya tidak ingin membuat Sasuke malu. Ugh.
Tunggu, kenapa ia jadi seperti ini?
Bukankah itu bagus, ia membuat Sasuke malu karena ia memakai pakaian yang jelek, lalu Sasuke akan memutuskannya, dan hidupnya akan kembali tenang seperti dulu. Itu terdengar ide yang bagus. Tapi hatinya berkata lain, ia tidak ingin mempermalukan Sasuke.
Sudahlah, ia pusing.Ini sudah hampir jam enam. Sasuke sudah tiba di rumah Naruto. Ia langsung dipersilahkan oleh orangtua Naruto untuk masuk ke dalam, mereka berbincang sebentar setelah akhirnya orangtua Naruto berpamitan ingin pergi ke suatu tempat. Dan Sasuke dengan sabarnya menunggu sang kekasih turun.
"Naruto cepat turun, Sasuke sudah menunggumu!" teriak Kushina memanggil Naruto.
"Ya, Kaa-san!" teriak Naruto dari kamarnya di lantai atas. Setelahnya Kushina dan Minato segera berangkat meninggalkan mereka.
Tidak lama Naruto turun, sedikit berlari sebelum akhirnya Sasuke menegurnya. "Pelan-pelan Naru!" Naruto hanya menanggapinya dengan cengiran khasnya.
"Hai." Sapa Sasuke sambil beranjak berdiri.
"H-hai juga." Balas Naruto sambil berjalan mendekati Sasuke.
Naruto menahan napasnya. Shit. Kenapa Sasuke harus begitu tampan?Ia memakai celana jeans hitam dengan atasan memakai kaos hitam dan dibalut dengan kemeja biru tua yang tidak dikancing. Tidak lupa ia memakai jam tangan mahalnya dan sepatu keds hitam. Parfumnya bahkan begitu menggoda sekaligus menyenangkan untuk dibaui. Maskulin. Naruto suka itu.
Sedangkan Naruto memakai jeans biru tua dengan atasan kaos putih dengan kerah v-neck dan jaket hitam tipis. Sasuke kagum walau dengan dandanan yang biasa namun Naruto tampak begitu menawan. Dan manis tentunya.
"Jadi, kita berangkat?" ajak Sasuke.
"Ya, ayo." Mereka berjalan beriringan keluar rumah Naruto.
"Em, Sasuke, menurutmu apa aku terlihat konyol dengan pakaian seperti ini." Tanya Naruto. Sial. Ia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya.
"Kau terlihat manis." Puji Sasuke. Naruto merona.
"Bagaimana denganku?" Tanya Sasuke balik.
"Kau… kau tampan. Aku heran kenapa ada pria setampan dirimu…" ucap Naruto tanpa sadar.
Sasuke menaikkan sebelah alisnya."Benarkah?" Tanya Sasuke sambil terkekeh kecil. Tidak terhitung sudah berapa kali kata itu terucap. Namun kali ini berbeda. Ia senang karena yang mengucapkannya adalah Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan
FanfictionSasuke percaya akan ramalan. Dan itu menuntunnya pada Naruto. AU!Naruto | BL | SasuNaru