5

732 83 17
                                    

Ramalan

A SasuNaru FanFiction

Disclaimer © Masashi Kishimoto


Jari-jemari keriput itu memegang kartu berwarna merah darah itu sedikit gemetar. Matanya tertutup dan mulutnya menggumamkan suatu mantra yang tidak dimengerti Sasuke. Nyala api di tungku tembaga di depannya semakin marak membesar seiring meningkatnya gumaman sang peramal.

Namun apapun hal aneh yang dilakukan peramal tua dihadapannya ini, Sasuke terlanjur percaya penuh dengan apapun yang akan dikatakannya nanti tentang ramalannya.

Pria berkulit putih itu hanya diam memperhatikan sang peramal legendaris melakukan proses ritual tersebut. Raut wajah Sasuke datar sedatar talenan plastik di rumah, tapi hatinya bergendang dan berdendang menghasilkan dentuman-dentuman yang berdebar riuh di dadanya.

Nyala api mengecil, sang peramal tua telah selesai dengan ritualnya. Mata keriputnya perlahan terbuka, menghembuskan napas sedikit. Lalu ia menatap Sasuke dengan air muka teduh.

"Nak, kau mungkin tidak akan menerima apa yang akan kukatakan," Katanya tenang. Kartu merah yang bertebaran dikumpulkannya, disusun rapi, kemudian dimasukkan kedalam kotak bergambar kupu-kupu biru gelap bernuansa gemerlap. Menonjolkan sesuatu yang misterius.

"Tidak, saya percaya apapun yang anda ucapkan," Jawab Sasuke tak kalah tenang. Ia pria sejati, menerima segala konsekuensi sebagai akibat apa yang telah diputuskan, dan pria sejati tidak akan menarik kata-katanya.

"Nak, jodohmu dalam ramalanku, adalah seorang lelaki berambut pirang dan bermata biru." Ungkap sang peramal legendaris dengan cukup pelan. Desah pelan diakhir kalimat.
Jodohnya. Lelaki.

Lelaki. Mempunyai sesuai yang menggantung di selangkangan. Dada jelas tidak terdapati benda kenyal dengan pucuk imut di ujung gundukan. Tidak ada lekukan pinggang, kurva tubuh sempurna hanyalah imajinasi.

Lelaki. Bersuara berat seperti dirinya. Mungkin memiliki brewok atau kumis tipis, mengingat sang peramal mengatakan ciri-cirinya berambut dan bermata biru, dipastikan ia berasal dari negeri barat.

Sasuke menahan napas. Walau wajah masih sedatar papan triplek.
Hening sejenak. Tak ada yang membuka suara. Sasuke meratapi takdir dan sang peramal turut mengasihani.

Memecah keheningan, sang peramal buka suara.
"Ia bernama Uzumaki Naruto. Juga berkewarganegaraan negeri barat. Entah mengapa Sasuke sedikit bersyukur. Dalam hati tentunya.
Bahagia katanya? Sasuke tertawa sinis dalam hati. Tiada seorang pun pria normal di seluruh muka bumi ini yang akan bahagia setelah menemukan fakta ia akan menikah dengan seorang pria pula. Ia bukan pecinta sesama.

"Nak, kau boleh menerima ramalan ini atau tidak. Kau boleh tidak menghiraukan ramalan ini. Namun, aku tidak bisa meramal apa yang akan terjadi bila kau menolak kenyataan jodohmu adalah Naruto. Yang dapat kukatakan, kau tidak akan bahagia, sebahagia dirimu dengan Naruto kelak. Mungkin sulit bagimu. Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat, nak." Nasehat sang peramal mengendap di dalam pikiran Sasuke.

"Aku akan mencarinya, menjadikannya pendamping hidupku, aku bahagia, selesai." Kalimat padat dan singkat terlontar dari bungsu Uchiha.

Peramal tua itu terkekeh pelan. "Nak, jika seperti itu caramu, itu hanya akan berakhir sia-sia. Kau harus mencintainya. Luar dalam." Sahut sang peramal.
Mencintainya. Omong kosong. Pikiran waras mulai menentang. Namun hatinya berdebar, menyetujui ucapan sang peramal.

Seperti yang kita sering dengar di mana-mana, 'ikuti apa kata hatimu'. Dan itulah yang Sasuke putuskan. Mengikuti kata hatinya.

"Jika memang benar adanya itu akan membawa kebahagiaan sejati dalam hidupku, akan aku lakukan," Manusia manapun pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya, bukan. Meskipun banyak yang menyangkal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RamalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang