4

559 63 2
                                    

RAMALAN

A SasuNaru FanFiction

Naruto © Masashi Kishimoto

Bukan hal yang pernah Naruto duga bahwa ia akan segera bertemu keluarga Uchiha yang terpandang ini. Sebelumnya Naruto berpikir bahwa dunianya hanya berada di seputar lingkup orang-orang dari kalangan biasa.

Namun itu dulu sebelum Sasuke datang ke dalam hidupnya.
Naruto sudah mengatakan kepada Sasuke bahwa ia tidak siap untuk bertemu dengan orangtua Sasuke. Membayangkannya saja sudah membuat tubuh Naruto mengeluarkan keringat dingin.

Namun Sasuke menolaknya. Ia memaksa Naruto harus datang ke mansionnya untuk bertemu dengan orangtuanya. Sasuke berkata berkali-kali bahwa semua akan baik-baik saja. Namun Naruto tetap bersikeras ia tidak ingin bertemu orangtua Sasuke.

Bukan Uchiha namanya kalau tidak bisa mendapat apa yang diinginkannya.
Sasuke kembali mengancam Naruto akan keselamatan orang-orang yang dicintainya. Terdengar sangat brengsek, tapi Sasuke tidak ingin mengambil resiko tentang ini. Ia harus mengikat Naruto secepat mungkin. Dalam hubungan yang resmi tentunya. Yah, jika tidak bisa menikah sekarang paling tidak mereka harus bertunangan. Sekedar menunjukkan pada siapapun jika Naruto adalah miliknya.

Maka dari itu ia harus segera membicarakan hal ini kepada orangtuanya. Dan ia yakin orangtuanya akan sangat menyetujuinya.

Dari melihat foto Naruto yang ditunjukkan oleh Sasuke, Mikoto sudah terlihat sangat menyukai Naruto sebagai menantunya. Apalagi kalau sudah melihat Naruto langsung.
Sasuke menebak jika orangtuanya ingin agar ia segera menikahi Naruto secepat mungkin. Mau tidak mau Naruto akhirnya setuju walau sangat terpaksa untuk melakukannya. Sasuke menyeringai. Naruto benar-benar membuat hidupnya lebih berwarna.

***

Malam itu datang juga.
Seumur hidupnya baru kali ini Naruto merasa sangat gelisah dan nervous. Berjalan mondar-mandir mengelilingi kamarnya. Sebentar lagi Sasuke akan menjemputnya. Naruto sudah siap dengan penampilannya, walau ia masih ragu apakah yang yang dikenakannya sudah pantas untuk bertemu orangtua Sasuke atau tidak.

Naruto rasanya ingin menangis dan pergi sejauh mungkin dimana Sasuke tidak akan bisa menemukannya. Namun sepertinya itu hanya akan menjadi angan semata karena yang ditakutkan sudah datang. Bersiap untuk segera menerkamnya. Oke, itu berlebihan.

Menduga dirinya hanya akan mempermalukan Sasuke di depan keluarga Sasuke. Membayangkan dirinya hanya akan menjadi bahan ejekan nanti membuat Naruto sangat frustasi. Naruto sampai sekarang masih terus berpikir apa yang dilihat Sasuke dari dirinya sehingga ia memilih Naruto sebagai bahkan bisa memilih gadis manapun menjadi kekasihnya tetapi mengapa malah Naruto yang notabenenya seorang lelaki yang ingin Sasuke miliki? Batin Naruto berdebat sendiri dengan segala konflik yang menggeluti pikirannya. Ia hanya merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping seorang Uchiha.

***

Sementara itu di ruang keluarga Naruto.

"Ah Sasuke, ada apa sampai malam-malam datang kemari?" sapa Minato ramah. Mempersilahkan Sasuke duduk di sofa putih panjang di tengah ruangan itu.

"Ingin bertemu dengan Naruto, ya?" sahut Kushina ramah sambil membawa nampan berisi tiga gelas teh yang baunya sangat harum dan menenangkan.

"Ya, bibi. Sebenarnya aku ingin meminta izin untuk mengajak Naruto untuk pergi bersamaku." Ungkap Sasuke tenang dan sopan. Membuat kedua orangtua Naruto sangat terpesona dan kagum dengan bungsu Uchiha itu. Dalam hati memuji Naruto yang bisa mendapatkan seorang pria yang kaya, dari keluarga terpandang, sopan, baik, berbudi pekerti, maskulin, elegan, tam- sudah. Mereka memang terlalu berlebihan.

RamalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang