Aku selalu berharap agar kita bisa dekat lebih dari sekedar teman, tetapi sepertinya itu mustahil untukku gapai.
Tadi aku lihat dia berada duduk disisi lapangan bersama teman-temannya yang bisa dibilang adalah kumpulan anak-anak nakal, tetapi dia bukan termasuk anak-anak nakal yang ku bilang, dia memang gabung tetapi dia mengondisikan bagaimana dia disana, tidak terpengaruh kepada hal-hal buruk yang mereka lakukan.
Dilihat-lihat dari cara berpakaiannya dia itu memang nakal sih, tapi kata temanku dia hanya kelihatannya saja nakal tapi aslinya tak senakal yang orang lain lihat.
Ya aku memang baru beberapa kali melihatnya tetapi kenapa jantungku jadi berdegup kencang begini ketika tak sengaja tatapan mataku dan matanya bertubrukan? Apa coba? Maksudnya apa? Gak mungkin kan aku secepat ini suka sama orang yang bahkan sama sekali gak kenal aku? Dia saja baru sekali melontarkan kalimatnya kala itu, dan bisa dipastikan kalau dia belum sangat mengenalku.
Aku harap ini bukan hobi baruku, hobi yang bisa dibilang membuang-buang waktu dengan cara memperhatikkan sesuatu dari kejauhan yang jelas-jelas sesuatu itu tak memperdulikan. Tetapi mengapa sepertinya ini akan menjadi candu? Canduku untuk melihatnya dari kejauhan. Untuk apa? Mengapa aku seperti orang bodoh yang tak punya tujuan saat ini? Bagaimana cara otakku bekerja saat ini? Sangat baikkah? Atau sebaliknya?
Ya Tuhan, dia menatap kearahku lagi. Matanya terlalu tajam untukku memaksa menatapnya kembali, raut wajahnya terlihat biasa saja tetapi sangat menusuk bagiku. Aku merasakan kembali, merasakan jantungku melompat keluar ketika dia melambaikan tangannya lalu berjalan gontai kearahku. Dengan susah payah aku mengatur napas dan dentuman jantung yang mulai tak terkendali, tetapi tiba-tiba sirna dan justru berganti goresan, goresan yang perlahan sakit ku rasakan. Dia melambaikan tangannya kearah teman kelasku, teman kelasku yang tak lain gadis itu. Gadis yang memiliki paras cantik yang jika dibandingkan denganku, aku hanya mendapat setengahnya, ah bahkan mungkin tidak sama sekali.
"Nanti pulang bareng ya!"
Begitu katanya, itu kalimat yang aku dengar ketika dia sudah berada tak jauh dari arahku, kalimat yang saat ini membuat hatiku sakit sekaligus membuat jantungku berdegup kencang. Mereka pulang bersama. Jadi mana yang harus ku lakukan setelah ini? Mengejar dia kembali? Atau bahkan tidak sama sekali? Pertanyaan kepadaku yang ku simpulkan sendiri kini terus mengiang-ngiang diingatan, pertanyaan itu seperti benda tajam yang semakin ku perjelas maknanya maka akan merasakan sakit setelahnya.
Nyatanya berharap itu hanya akan berujung penyesalan,
Aku tahu ini baru perawalan,
Belum sampai setengah jalan,
Tapi mengapa begitu menyakitkan?the process of struggle
by, ameeelyap 🌙

KAMU SEDANG MEMBACA
The process of struggle
PoetryCerita bagaimana caranya berjuang sampai akhirnya mendapatkan lalu dibuang secara perlahan.