|04|HisBrokenMate.

1.3K 162 7
                                    

Azela meletakan buku pada tempatnya semula, menoleh pada jam dinding yang ternyata dirinya masih memiliki waktu untuk ke kantin.

"Masih ada waktu buat nemenin," gumam Azela dengan helaan napas di akhir ucapannya.

Azela mengambil buku dan pulpenya, berlalu dari Perpustakaan untuk menemui Kealo yang entah masih berada di kantin atau tidak.

Dengan kaki yang belum sepenuhnya sembuh, langkahnya ia percepat agar tidak terlalu membuat Kealo yang mungkin sedang menunggunya.

Tinggal satu belokan untuk menuju kantin, tapi entah mengapa langkahnya seperti melambat, padahal Azela sebisa mungkin mempercepat langkahnya.

Bahkan rasa ingin untuk pergi ke kantinpun mendadak menjadi enggan, rasanya Azela ingin berbalik dan tak perlu menemui Kealo.

Hingga kini Azela tau alasan di balik perasaanya yang mendadak campur aduk itu adalah keberasaan Kealo yang ternyata tidak sendiri, pemuda itu ditemani oleh masalalu kekasihnya itu—Azura, mantan Kealo.

"Gua aus, gua butuh minun." ucap Azela yang memutuskan untuk melanjutkan langkahnya, tidak peduli pada Kealo yang tengah bermesraan dengan Azura.

Dengan pandangan lurus, Azela berlalu melewati meja yang di tempati oleh Kealo dan Azura. Tidak peduli dengan kedua sosok tersebut, Azela memilih untuk mengisi perutnya sebelum jam pelajaran kembali berlangsung.

"Bu! es teh sama nasi goreng pedesnya satu porsi yah," pesan Azela, tersenyum singkat saat ibu kentin mengangguk dan memberi seulas senyum padanya.

Selama menunggu pesanannya, Azela berniat untuk menyibukan diri dengan ponselnya, tetapi suara Azura mau tidak mau membuatnya mengurungkan niat dan meladeni gadis itu.

"Eh Azela, kenapa pesen es teh? Kepanasan yah?" sindir Azura dengan senyum sinisnya.

Azela memejamkan matanya sesaat sebelum dirinya berbalik menghadap pada Azura yang tengah menatap sinis padanya.

"Cuaca lagi mendung, kenapa gua harus kepanasan?" tanya Azela dengan nada mengejek, berusaha tetap fokus pada Azura dan tidak peduli pada Kealo yang menatap tajam padanya.

"Gak usah munafik! Gua tau lo kepanasan liat gua sama Kealo," sindir Azura. Gadis itu berusaha untuk tetap tenang—mengimbangi Azela, namun raut wajahnya langsung berubah kesal dengan jawaban dari Azela.

"Mau lo sama dia atau sama yang lain, itu bukan urusan gua," balas Azela acuh. Beralih menatap Kealo sesaat sebelum ia membalikan tubuhnya.

Pesananya sudah jadi, Azela ingin cepat-cepat pergi dari hadapan dua orang tersebut. Terlalu malas meladeni sesuatu yang sama sekali tidak menguntungkan untuknya.

"Makasih Bu," ucap Azela setelah membayar pesananya.

Azela berniat untuk mengambil nampan yang disodorkan oleh ibu kantin, namun baru saja dirinya mengulurkan tangan, seseorang sudah lebih dulu mengambil dan membuangnya ke lantai.

Hanya ada salah satu diantara Azura dan Kealo yang melakukannya, Azela tau itu.

"Gua cuman mau minum, apa salah?" tanya Azela sambil membalikan badannya, dan ternyata Azura lah yang melakukannya.

"Gua belum selesai sama lo, sialan!" ucap Azura sarkas.

Azela menghela napas, "gua gak cari gara-gara sama lo, jadi ... apa yang perlu di selesaiin?" sahut Azela dengan tenang, dirinya tidak ingin membuat Azura puas jika dirinya ikut emosi.

"Sialan!" Azura melayangkan tangannya, berniat untuk memberi pelajaran pada Azela, namun Azela lebih dulu menahannya.

"Lo gak ada hak untuk nampar gua!" Azela menghempas kasar tangan Azura, kemudian berlalu pergi tanpa menoleh pada Kealo.

𝐇𝐢𝐬 𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐌𝐚𝐭𝐞.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang