|05|HisBrokenMate.

1.2K 155 4
                                    

"Lo benci dia, lo gak pengen dia bahagia, tapi di hidup lo-lo juga butuh dia. Mau sampai kapan nyiksa Azela?"

Kealo yang berusaha untuk terlelap itu mendadak terganggu oleh ucapan gila sahabatnya—Agas.

"Selama gua gak bahagia, dia juga gak berhak buat bahagia!" balas Kealo.

"Yang bikin lo kaya gini itu Azura, bukan Azela. Tapi kenapa malah Azela yang lo bikin menderita?" Agas kembali bertanya dengan tenang.

"Lo tau? Kalo malam itu Azela yang dateng, bukan Azura. Mungkin sekarang Azela udah bener-bener bahagia sama gua."

"Tapi sekarang Azela udah jadi milik lo. Bahkan lo sama dia udah satu tahun, Kealo! Tapi kenapa gak ada sedikit kebahagiaan yang lo kasih ke dia? Kenapa lo harus nyakitin dia tarus? Mau sampe kapan? Mau sampe kapan lo hancurin hati Azela yang selama ini tulus cinta sama lo?!"

"Lo gak tau apapun tentang kejadian itu, sialan! Gak usah nyalahin gua."

"Gua tau, gua tau kejadian itu. Dan gua tau alasan kenapa Azura yang dateng, bukan Azela!" Agas berdiri dari duduknya. Mengambil buku yang belum selesai dia baca itu tanpa mengalihkan sorot matanya dari Kealo yang terus saja memberinya tatapan tajam.

"Waktu itu ... lo berharap Azela yang dateng bukan Azura, kan? Tapi kenapa setelah itu lo bahagia banget sama Azura? Dan setelah lo putus sama Azura, kenapa lo malah dendam ke Azela? Lo minta Azela buat jadi milik lo itu untuk sembuhin hati lo yang dihancurin sama Azura, bukan malah ngejadiin Azela ajang bales dendam lo cuman karna dua alasan itu!" Agas berucap panjang lebar, berusaha untuk tetap tenang agar Kealo mengerti akan ucapannya barusan—meskipun pada akhirnya Kealo tetaplah Kealo yang tidak mau mendengar namun selalu ingin didengar.

"Cinta lo yang sesungguhnya udah jadi milik lo dari satu tahun yang lalu, Keal. Seharusnya lo bahagia sama dia. Bukan lo paksa dia buat ikut menderita bareng lo. Dia bakal jadi obat buat lo kalo dari awal niat lo buat bahagia bareng dia bukan buat nyakitin dia," tambah Agas yang tetap berusaha menyadarkan Kealo meskipun tidak didengar sama sekali.

"Sekarang lo masih aman, lo masih bisa ngelakuin apapun ke Azela sesuka lo—termasuk ngancurin hati dia. Tapi nanti, bakal ada saatnya di mana Azela muak sama sikap lo, dia bakal mati rasa ke lo. Azela bakal masa bodo dan bahkan untuk bales benci ke lo pun buat dia cuman buang-buang waktu doang. Lo harus tau, Keal! Mati rasanya Azela nanti bakal bikin lo nyesel seumur idup!"

"Bacot anjing! Gua ke sini buat numpang tidur, bukan buat dengerin bacotan lo yang gak penting itu!" geram Kealo.

"Terserah! Susah emang nasehatin batu yang gak punya hati!" balas Agas tak kalah kesal.

----🥀.

Rasa dingin dari derasnya hujan sama sekali tidak membuat Azela beranjak dari tempatnya, gadis itu tetap berdiri di depan balkon dengan sorot mata tak lepas memperhatikan dua orang yang tengah berciuman di dalam mobil, dua orang yang tentu saja dirinya kenal.

Mengapa harus di depan matanya lagi? Mengapa harus menyiksa hatinya lagi?

Sesak rasanya, bahkan begitu sakit. Tapi—apa yang bisa Azela lakukan selain diam dan menontonnya. Bahkan untuk kembali masukpun enggan untuk Azela lakukan.

Biarlah seperti ini, dari awal dirinya memang perlu membiasakan hingga berakhir terbiasa, dengan begitu nantinya rasa sakit di hatinya tidak lagi separah biasanya.

Karna Kealo tetaplah Kealo, pemuda bajingan itu akan terus membuat hatinya hancur hingga mati rasa—mungkin.

Cukup. Aksi menonton sudah selesai, Azela kembali masuk ke dalam saat sepasang mata tajam menatap ke arahnya.

Azela mengambil tasnya, berlalu keluar dari Apartement Kealo untuk kembali ke rumah. Dirinya sudah tidak peduli pada mie yang sempat ia buat beberapa jam yang lalu.

Seharusnya mie tersebut dia makan bersama Kealo, namun melihat pemuda itu sudah kenyang berciuman dengan gadis lain, lebih baik dirinya pergi tanpa perlu kembali menunggu.

Hujan masih turun dengan deras, namun Azela tetap melangkahkan kakinya menerobos hujan. berjalan pelan dengan pandangan lurus, pikiran dan sorot matanya mendadak kosong. Dirinya lelah, lelah menjadi Azela yang seperti ini.

"Kenapa harus gua? Kenapa?" gumamnya lirih, mendongkak dengan meta terpejam pada langit yang masih menguyurnya dengan hujan deras.

"Kalo cape, yah akhirin. Jangan di pertahanin," ucap seseorang yang kini memayungi Azela.

Azela tersentak, membuka matanya dan terkejut saat seseorang berdiri di sampingnya.

"Gua yakin lo masih inget sama gua," ujar Adaru dengan senyum tipisnya.

Azela mendadak panik. dirinya menoleh ke belakang, takut jika Keano memperhatikan mereka dan berakhir membuat keributan.

"Lo gak perlu panik, tuh jelmaan setan gak ada di sini," kata Adaru yang seperti paham akan apa yang tengah Azela pikirkan.

"Dia pacar gua, bukan jelmaan setan," dengkus Azela kesal.

Adaru terkekeh sinis dengan mata yang memicing.

"Cinta banget lo sama dia sampe gak rela dia gua sebut jelmaan setan?" tanya Adaru.

"Besar atau kecilnya cinta gua ke dia itu bukan urusan lo," jawab Azela dengan sarkas.

"Dia buruk buat lo, kenapa harus setulus itu lo cinta sama dia?" Adaru kembali bertanya, tentunya dengan raut wajah yang berbeda.

"Itu juga bukan urusan lo."

"Lepasin dia, dan lo bakal gua buat bahagia," ucap Adaru dengan penuh keseriusan, bahkan dalam sorot matanya pun tidak ada kebohongan atau candaan. Adaru tulus akan ucapannya.

"Gua gak kenal lo, dan lo gak ada hak nyuruh gua buat lepasin dia!"

"Bodoh kalo lo tetep mertahanin duri yang makin lama bakal makin dalem nusuk hati lo. Cinta boleh, tapi bego jangan. Pikirin diri lo sendiri juga, lo perlu dibuat bahagia sebahagia mungkin sama orang yang tepat, bukan malah rela dihancurin sehancur mungkin sama cowok bajingan kaya dia!"

"Lo bebas ngehina dia sampai lo puas, tapi lo harus tau. Gua gak akan pernah ngelepasin dia demi lo. Dan ... lo bener, gua akui kalo gua bodoh bahkan tolol karna mertahanin orang yang salah. Tapi untuk ngelepas dia? Gua terlalu tolol buat enggak ngelakuin itu!" Setelah membalas ucapan Adaru, Azela berlalu pergi, masuk ke dalam taksi yang sempat ia hentikan.

"Cepat atau lambat lo bakal gua buat mati rasa untuk Kealo, Zela. Lo gak pantes buat cowok bajingan bahkan brengsek kaya Kealo yang gak pernah ngehargain semua perjuangan lo selama ini. Dan ... sorry gua dateng terlambat, harusnya dari awal gua dateng biar bisa nyelamatin lo dari penjaranya Kealo. Tapi ... lo tenang aja, gua bakal bikin lo bahagia sampe lo lupa kalo lo pernah dibuat hancur sama tuh bajingan."

----🥀.

His Broken Mate.
© Tiaraatika4
Jum'at 14 Juli 2023

𝐇𝐢𝐬 𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞𝐧 𝐌𝐚𝐭𝐞.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang