what wrong?

51 3 0
                                    


Ceklek

Pintu terbuka. Terlihat sesosok gadis
Yang sedang tertidur di meja Perpustakaan.

Yang membuka pintu berjalan pelan menuju gadis yang sedang tertidur di meja perpustakaan.

Petugas perpustakaan itu mengguncang pelan bahu gadis tersebut sambil berbisik pelan. "Dek, bangun. Masa tidur di sekolah sih"

Mata Hana terbuka sedikit dan mulai menegakkan tubuhnya yang belum sepenuhnya sadar. Matanya mengerjab. Terdiam sesaat lalu membuka mata selebar lebarnya.

"Loh?  Bang Adi!  Kenapa ga bangunin gue dari tadi sih?! " Tanpa menunggu jawaban ia langsung bergegas lari menuju gerbang sekolah.

Bodo amat dengan sekolah, hari ini Hana memutuskan untuk bolos saja.

Di lain tempat penjaga perpustakaan yang sering di panggil Bang Adi itu terdiam heran dengan tingkah anak murid di sekolahnya.

.

Setelah tiba di rumahnya, Hana langsung mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Hana memutuskan buat me- refreshing pikirannya.  Membuang jauh jauh prasangka nya tentang kejadian kemarin.

Saat berjalan pandangan Hana dengan tidak sengaja tertuju kepada tiga orang laki-laki berbaju yang sangat mencolok.

Hana lantas bersembunyi dibalik tembok dan diam diam mendengarkan pembicaraan mereka walaupun tidak sopan tetapi Hana mempunyai firasat buruk tentang apa yang akan dibicarakan mereka bertiga.

Samar samar terdengar
Udah lo sakiti cewek belagu itu?  Mau lo yang lakuin atau gua?

Udah gue yang lakuin!  Puas lo?! 

Haha cowoknya marah nih, takut diputusin ya haha.

Gua ga peduli. Asal kan lo...

Pembicaraan mereka terpotong karena ada suara musik dari mobil yang sangat kuat hingga Hana tidak bisa mendengarkan kata kata selanjutnya.

Setelah mobil itu berlalu Hana melihat kearah mereka.

"Sial. Gue kehilangan informasi gegara mobil terkutuk itu! " Gumamnya kesal.

Hana sebelumnya tidak pernah memperdulikan urusan orang lain tetapi tadi sekilas ia melihat salah satu pria yang berbicara itu adalah orang yang menguncinya di perpustakaan.

Hana menghela nafas frustasi. Ia merasa bersalah karena telah melibatkan seseorang dalam masalahnya.

Hana merasa bingung sebenarnya apa maksud dia melakukan hal tersebut. Tidak seharusnya dia ikut campur.

Hana akhirnya memberanikan diri untuk menuju rumah seseorang.

Knok knok

Muncullah seseorang dari balik pintu.
"Ada keperluan apa? " Tanyanya datar. Meski Hana yakin ada sedikit rasa kaget terpancar dimatanya saat menanyakan itu.

"Dion, kamu ga perlu ngelakuin apa yang mereka bilang. Kamu tidak perlu ikut campur. Malahan dengan menuruti perintah mereka aku yang makin merasa sulit. Jadi tolong hentikan. "

"A.. Apa?  Bagaimana... " Tatapan Dion berubah. Ia bingung

"Haah" Hana menghela nafas "aku tau kamu baik kamu ga bakal nge bentak aku tanpa alasan yahh walupun kadang ngeselin juga sih" Kalimat akhir perkataan Hana membuat mata dion membulat kesal.

"Apaan sih lo!  Sejak kapan gua perhatian sama lo!  Jangan ge-er deh." Ujarnya lalu membanting pintu.

Hal itu malah membuat Hana terkekeh bukannya takut. Hana juga yakin sebenarnya sifatnya masih sama seperti dulu, hanya saja dia menutupi sifatnya dengan tampang cuek dan dinginnya.

Seharusnya Hana sudah menduga tidak seharusnya dia berburuk sangka kepada Dion, terlebih lagi Dion itu adalah orang yang selama ini diam diam ia cintai. Hana tidak peduli jika perasaannya tidak terbalas.

Tetapi dengan cara ini Hana mengetahui akan satu hal. Dion peduli kepadanya.

Fin.

Ehehe. Gaje kan? Gw capek nulisnya jadi sekalian ubah aja alurnya dan ditamatkan hari ini.

Neighbour in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang