dua

4 0 0
                                    

Setelah beberapa jam Alisya pun sadar dari pingsannya,ia membuka kedua kelopak matanya secara perlahan,ia sedikit bingung berada dalam ruangan yang bernuansa putih ini,dan juga mengapa ada selang dan infus ini tertancap pada tangan kanannya,"aku dimana?"tanya Alisya bingung

"Kamu udah sadar yah nak,kamu lagi dirumah sakit"jawab bu wulan yg mengantarnya tadi

"Saya kenapa bu?"tanya Alisya lagi

"Kamu tadi pingsan depan toilet nak,trus salah satu teman kamu kalo nggak salah namanya itu nabil, dia gendong kamu menuju UKS,tapi di UKS kamu juga belum sadar jadi mau nggak mau saya harus bawa kamu kerumah sakit"jelas bu wulan

What!!ini saya nggak salah kan,nabil gendong gue,bukannya dia itu ilfeel ama wanita yg bukan mukhrimnya tapi kenapa dia lancang gendong gua kalo kek gitu,ck"batin Alisya

Melihat Alisya yg masih bengong bu wulan langsung memegang  pundak Alisya"Alisya kamu nggak apa apa kan?"tanya bu wulan

"Mmm nggak apa apa kok bu"jawab Alisya

"Kamu alergi apa Alisya,kata dokter tadi alergi kamu kambuh?"tanya bu wulan

"Dari kecil Alisya alergi jamur bu"jawab Alisya

"Oh iya kamu harus kabarin orang tua kamu,ntar dia khawatir lagi"kata bu wulan

Alisya hanya tersenyum miris mendengar ucapan bu wulan,melihat keadaan seorang anak seperti ini pasti orang tua diluaran sana langsung khawatir dan prihatin dengan kondisi anaknya,namun beda dengan orang tua Alisya apakah mereka juga khawatir,jawabannya sama sekali tidak bahkan sewaktu Alisya SMP dia pernah kecelakaan bahkan dia kritis juga koma selama setengah bulan,apakah kedua orang tua Alisya khawatir? Sama sekali tidak bahkan dua hari pasca kecelakaan itu otomatis Alisya masih dalam koma kedua orang tuanya itu malah pergi ke jerman karena pekerjaan yg katanya sangat penting,bahkan sampai teganya mereka hanya menitipkan Alisya ke mbok maryam.
Apakah dalam keadaan seperti ini mereka bisa khawatir,keadaan Alisya saja koma ditinggal pergi apalagi cuman alerginya doang yang kambuh apa dia akan khawatir? Miris banget hidup Alisya.

Bu wulan kembali menepuk pundak Alisya karena ia kembali bengong tapi kali ini beda karena Alisya mengeluarkan air matanya.
"Alisya kamu kenapa nak apa ada yg sakit?"tanya bu wulan

"nggak apa apa kok bu"balas Alisya yang mencoba menampilkan senyuman terbaik nya

"Yaudah kamu bawa hp atau gimana biar ibu aja yg hubungin orang tua kamu?"tawar bu wulan

"tunggu bentar bu "ucap Alisya sambil merogoh saku roknya tuk mencari benda pipih itu namun hasilnya nihil yg ia temukan hanya beberapa lembar uang jajannya."hp Alisya mungkin jatoh deh bu"jawab Alisya

"Yaudah kamu pake hp ibu,biar orang tua kamu tau,kamu hapal nomornya kan?"tanya bu wulan

"Hapal sih bu,tapi nggak usah deh hubungin orang tua Alisya percuma bu karena pekerjaan mereka lebih penting daripada keadaan anaknya,bahkan kalo aku mati sekalipun mungkin mereka juga nggak akan khawatir kok,Alisya mah cuman boneka mereka yg bisa dia gunain kalo memang perlu,tapi kalo udah nggak butuh bonekanya akan ditelantarkan"jawab Alisya beserta derai air matanya

Bu wulan merasa kasihan melihat keadaan Alisya,ia membawa Alisya kedalam pelukannya sambil memberikan usapan lembut di rambut Alisya tuk menyalurkan perhatiannya agar Alisya bisa tenang."udah nak ibu ngerti kok bagaimana posisi kamu tapi kamu jangan ngomong kaya gitu lagi yah?mereka juga kerja demi masa depan kamu,jadi kamu harus positif thingking kepada mereka apalagi mereka orang tua kamu"kata bu wulan yg mampu membuat Alisya mengangguk nyaman

Apa begini rasanya hangat pelukan seorang ibu?batin Alisya yg membalas pelukan bu wulan tak kalah eratnya.

"Yaudah kalo gitu kamu hapalkan nomor telepwn rumah kamu?"tanya bu wulan

Tuntun Aku Ke Jannah- NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang