0.3 Mantan ku seorang ketua

42 18 14
                                    



Fania telah kembali kemeja dimana disana berada beberapa anggota kelompoknya. Duhh rajin amat sih mereka mau bahas ginian di kantin. Batin Fania.

Fania meletakkan mangkok berisi bakso pesanannya dimeja, satu lagi ia berikan kepada Tika.

Pesanan yang lain pun juga telah tersedia, mereka melahap makanannya.

Disela lahap melahap makanan, Bunga membuka percakapan, "hmm.. menurut kalian bagusnya kita ngedramain apa?" Tanya Bunga sambil mengunyah makanannya.

Disaat tengah sibuk berpikir, Bunga melihat kearah pintu kantin sambil mengarahkan jari telunjuknya, "ehh itu kan Kevin sama Gara, suruh kesini deh, sekalian mereka mikirin buat tugas kita."

Haduh... Ini kayaknya mereka beneran niat deh, padahal kan jadwal ngumpulin tugasnya masih lama.

"Piiiin.. Gara... Kesini cepetan" seru Bunga.

Mereka yang dipanggil melangkah ke meja tempat Fania dan yang lainnya berada.

"Paan?" Tanya salah satu dari mereka.

"Duduk sini, kita lagi bahas buat tugas kelompok tadi" jawab Tika.

"Iya deh iya"

Mereka duduk setelah memesan beberapa makanan, musyawarah pun dimulai, sangat khidmat, sampai pada salah satu topik.

"Sekarang tinggal kamera-kameraan itu, disini ada yang punya?" Tanya Fania melirik satu persatu anggota.

Tak ada jawaban dari mereka, mereka hanya menggelengkan kepala tanda tidak mempunyai nya.

"Yahh.. gimana dong, ini guru bilang harus pake gituan segala" ucap Fania.

Setiap anggota yang ada disana berpikir, melihat entah kemana, salah satunya Kevin yang melihat kesegala penjuru kantin, entah apa yang dicarinya.

Merasa sesuatu hal yang ia cari telah ditemukan ia mengeluarkan suara, "bukannya disekolah kita ada ekskul gituan? Bisa kali ya minta bantuan sama mereka"

"Ehh iya bener, bukannya Reno pacar lo Fan? Dia kan ketua ekskul itu" tanya Kevin memastikan sambil menunjuk seseorang yang berada tak jauh dari mereka dengan dagunya.

Fania yang ditanyai hal seperti itu lantas saja terkejut, hampir saja ia tersedak. Ia melihat kearah yang dituju Kevin. Benar saja, ada Reno disana.

"Ehh bukan git-"

"RENO, KESINI DAH LO" teriak Kevin memanggil Reno.

Fania yang awalnya ingin menjelaskan tentang suatu hal malah terpotong karna teriakan Kevin yang memanggil Reno.

Reno menoleh, menautkan kedua alisnya bingung. "Napa lo manggil-manggil gue?" Tanya Reno, tak menyadari kehadiran Fania.

Fania hanya menunduk.

Merasa ada yang janggal, Bunga melihat kearah Reno dan Fania secara bergantian. "Ehh kalian kalau ada urusan pribadi mending bicariin nanti deh, Reno balik lagi sana sama temen-temen lo." Ucap Bunga mengalihkan pembicaraan, tau dengan kejanggalan antara Fania dan Reno.

Reno yang bingung pun memutuskan pergi, sebelum pergi tentu saja ia sempat melirik kearah Fania. Samar-samar senyum tipis terukir diwajahnya.

"Fan, lu ada masalah sama Reno?" Tanya Bunga setelah kepergian Reno.

Fania yang ditanyai hal itu hanya tersenyum kaku. "Gue udah putus sama dia." Jawab Fania singkat.

"EHH SERIUS LO?" Teriak Kevin tanpa sadar.

Arven [LaiGuanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang