4 (end)

4.6K 346 59
                                    

"Yoon! Tenanglah! Yoongi-ya!"

Seokjin panik menatap Yoongi yang tengah mencengkeram kepalanya. Pergerakan Yoongi bahkan membuat infuse di tangannya menimbulkan luka. Tangan Yoongi berdarah, sedangkan lelaki itu meronta dalam pelukan Seokjin. Kemana tenaga medis saat ini?

"Jin hyung?"

Mata Seokjin terbuka, menatap Yoongi yang tengah tersenyum di hadapannya.

Damai.

Seokjin menatap Yoongi lekat. Jadi dia baru saja bermimpi? Yoongi yang kesakitan hanya ada dalam mimpinya?

Baru saja Seokjin akan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu pada Yoongi, matanya kembali terbuka.

Kali ini dia mengerjap-ngerjapkan mata. Mencoba mengendalikan diri. Seokjin mengedarkan pandangannya dan merasa bahwa suasana lebih nyata. Dia mengusap wajahnya ketika menyadari bahwa dia baru saja mengalami mimpi berlapis.

Seolah diingatkan akan sesuatu dia melihat ke ranjang dan matanya seketika membola. Apa dia kembali bermimpi? Dimana Yoongi? Apa terjadi sesuatu? Apa Yoongi dipindahkan ke ruangan lain? Atau keadaannya memburuk dan dibawa ke UGD? Tapi kapan? Bagaimana Seokjin tidak menyadarinya? Apa tidurnya terlalu nyenyak?

Seokjin terdiam selama beberapa detik, lelaki itu mengumpulkan semua kesadarannya. Dia memang seringkali tidak dapat berpikir jernih saat baru bangun tidur. Seokjin memutar kepalanya ke belakang dan mendapati Sonmi ahjumma –- seorang wanita yang merupakan istri dari salah satu pasien yang dirawat satu ruangan dengan Yoongi sekaligus menempati ranjang tengah, bersebelahan dengan Yoongi –- yang sedang menunggui suaminya . Seokjin berdiri dan menghampiri Sonmi ahjumma.

"Ahjumma, tahu kemana Yoongi?" tanya Seokjin pelan karena tidak mau membangunkan suami Sonmi ahjumma yang masih tertidur.

"Toilet mungkin. Tadi dia keluar," jawab Sonmi ahjumma.

Seokjin mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum melangkahkan kakinya keluar. Menyusuri selasar seraya mengedarkan pandangannya dalam perjalanan ke toilet. Langkahnya menjadi sedikit lebih cepat ketika atensinya menemukan keberadaan Yoongi. Adiknya itu tengah duduk di salah satu kursi panjang di depan tembok pembatas setengah badan yang menghadap langsung ke jalan raya di bawah sana -– itu tempat yang ditempati Seokjin kemarin. Seokjin mendudukkan dirinya di sebelah Yoongi. Meskipun tidak menoleh, Yoongi tahu siapa yang duduk di sebelahnya saat ini.

"Dokter bilang, Meningitisku masih tahap awal," Yoongi mengawali pembicaraan.

Seokjin tidak menanggapi.

"Mana kutahu, selama ini kupikir hanya pusing biasa kan?"

Hening.

Seokjin masih belum menanggapi, tidak tahu harus menanggapi bagaimana.

Hyung?”

Kali ini Seokjin menoleh, tidak biasanya Yoongi menjadi semanis ini, memanggilnya dengan sapaan hormat. Ah, Seokjin jadi merindukan adik kecilnya yang dulu.

“Aku ingin jujur,” Yoongi terdengar seperti anak kecil yang akan mengakui kesalahan di depan orang tuanya.

“Apa?” seolah terbawa suasana, nada suara Seokjin ikut melembut.

“Aku menabung untuk terapi COPD, itu sebabnya aku tidak membantumu memenuhi kebutuhan sehari-hari kita."

Wajah Seokjin tidak menunjukkan perubahan ekpresi, tapi kalimat Yoongi menimbulkan efek menyakitkan pada hatinya.

“Aku memiliki pekerjaan sampingan. Menjadi salah satu operator di game center. Kau benar, orang sepertiku tidak akan datang ke tempat semacam itu jika tidak ada urusan yang berhubungan dengan uang. Aku memang kesana demi uang. Tapi jujur saja, aku tidak mengikuti online gambling seperti yang kau katakan. Semua uang yang kudapatkan dari kerja di dua tempat, kutabung untuk keperluan terapi. Sebenarnya aku sudah membeli obat khusus COPD, tapi sejak beberapa hari ini obatnya habis. Dana yang kumiliki terbatas, jadi aku belum membelinya lagi. Untuk terapi juga, kupikir lebih baik aku mengumpulkan uang dulu hingga benar-benar cukup baru melakukan terapi rutin. Kau boleh menganggapku egois karena ingin menggunakan semuanya sendirian, silakan. Kenyataannya memang seperti itu. Aku sadar kalau kelakuanku itu menyusahkanmu karena membuatmu harus menanggung semuanya. Aku tahu kau kesal, tapi sebenarnya aku juga tidak akan menyembunyikan ini. Aku akan menjawab dan menjelaskan semuanya jika kau ingin bertanya. Tapi kau tidak pernah bertanya, kau justru membuat kesimpulan sendiri bahwa aku memakai uang itu untuk foya-foya.”

a Part That You Didn't Know (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang