5. Bena
┊⇄ ◁◁ II ▷▷ ↻ ┊/béna/ Menarik untuk diperhatikan.
-○●○-
Sepulang dari taman, mereka mulai menata barang-barang milik Winata. Beberapa kardus diletakkan pada sudut kamar. Setelah itu, Winata mulai menata pernak-pernik ballerina untuk dimasukkan kedalam lemari atau dipajang di kamarnya.
"Yuta-san, tolong pasang beberapa lukisan dan wire wall grid di dekat meja belajar dan kasur."
Yuta mengangguk dan membawa beberapa perkakas untuk memasang beberapa lukisan abstrak dan wire wall grid tersebut sesuai dengan kemauan Winata. Selesai menjalankan arahan Winata, Yuta langsung ikut membantunya menata koleksi buku milik perempuan cantik itu.
Dimulai dari beberapa novel, panduan koreografi, sampai Yuta menemukan sebuah buku diary milik Winata yang kertasnya mulai menguning. Yuta pun hanya meletakkan buku itu di meja belajar Winata. Dilanjutkan dengan menata beberapa buku yang lainnya.
Tetapi atensi Yuta akhirnya kembali pada buku diary berwarna hitam dengan tali emas; sebagai pembatas bukunya dan pena klasik yang tampak elegan itu. Memang dasarnya iseng, juga Yuta penasaran dan tergerak untuk membukanya. Baru menyentuh cover, seketika Yuta tersadar bahwa ini termasuk privasi Winata yang ia tak boleh tau.
"Sedang apa, Yuta-san?" Tanya Winata yang sibuk membereskan pakaiannya.
"Ah, aku hanya melihat koleksi bukumu saja," jawab Yuta sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Setelah selesai beres-beres barang Winata, Yuta langsung menuju kamar mandi; hendak membasuh tubuhnya karena mulai terasa lengket. Sedang Winata terduduk ditepian kasurnya, menatap sekeliling kamar yang sudah tertata rapi.
Karena lelah, Winata pun merebahkan badannya di kasur dan tak lama kemudian ia terlelap. Menjelajah masuk ke dalam alam mimpi yang indah. Terlalu banyak hal yang terjadi siang tadi; membuatnya kelelahan dan ingin beristirahat lebih cepat.
...
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Suasana apartement Yuta dan Winata itu sunyi. Langit senja yang tidak secerah waktu siang hari membuat keadaan apartement gelap. Tak ada lampu yang menyala kecuali kamar masing-masing, sampai tiba-tiba nada dering ponsel Winata mengusiknya yang sedang tidur.
Matanya mengerjap perlahan. Setelah kesadarannya mulai penuh ia meraih ponsel. Kolom notifikasi menunjukkan seseorang tengah menelponnya.
Saat diketahui si penelpon rupanya si manager; orang yang saat ini tidak disukainya, langsung saja telepon itu ditolak. Dia tak ingin berurusan dengan si lelaki tua mesum itu lebih jauh.
Dia masih belum menyerah, huh?
Winata menengok kearah jam sebelum menuju kamar mandi. Mendengar suara dari luar kamar; yang tentunya itu adalah Winata, Yuta jadi terbangun dari tidurnya.
Karena sore itu Yuta sedang malas memasak, ia berencana mengajak Winata makan malam di luar, setidaknya mereka bisa refreshing sekaligus menikmati pemandangan malam di kota. Ia pun merenggangkan tubuh sebelum berpindah ke sofa ruang tengah untuk berbaring.
Tak lama kemudian, terdengar pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Winata yang mengenakan baju kaos berwarna putih dengan gambar tiga beruang. Rambutnya yang basah itu membuat penampilan Winata terkesan manis sekaligus seksi.
Lelaki mana yang tidak akan salah fokus kalau disuguhkan pemandangan macam itu. Namun seketika Yuta menggelengkan kepala, berusaha membuyarkan pikiran negatif yang tiba-tiba mampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
rapsodi ⊹ Yuwin✅
Fanfiction[COMPLETED] Problematik, sarkastik, cantik. Begitulah jawaban Nakamoto Yuta bila diminta menjelaskan sosok housemate-nya dalam 3 kata. Berawal dari kesalahpahaman, akankah jalinan takdir keduanya bertemu makna? ⚠GENDERSWITCH⚠ Happy reading!♡ Cover e...