Jam 1 dini hari di apartemen Soraru. Soraru dan Mafu baru saja pulang setelah menonton pertunjukan kembang api di festival itu. Di sinilah mereka sekarang, Soraru yang merebahkan diri di kasur. Kalau Mafu, sih, tidak bisa merasa lelah. Matanya melihat sekeliling mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menepis kesunyian.
"Wah, ini bukannya gitarku?" seru Mafu saat melihat gitar akustik lamanya ada di sudut kamar Soraru.
"Ya, masih ingat rupanya. Kudengar kau sempat lupa tentang aku, ya?" Soraru melirik Mafu yang wajahnya riang itu.
"Huh, aku kan juga tidak tahu kenapa aku bisa melupakanmu saat itu."
"Tapi yah ... gitar ini punya banyak kenangan ya." Soraru tersenyum sendu melihat gitar berhias stiker sakura di bagian fret nya itu.
"Oh, tentu saja. Sudah banyak instrumen lagu yang kubuat sambil memainkan gitar ini!" Mafu berseri-seri dengan gitar tua di pelukannya. Tidak peduli debu menempel di pakaiannya, toh setelah ini raganya akan kembali tembus pandang.
"Tanpa sadar, ternyata sudah selama itu ya."
Butuh beberapa menit bagi Mafu untuk menerjemahkan ucapan Soraru. Tapi memang benar, sudah berapa lama Mafu tak memainkan ini, ia tak tahu. Seandainya dulu ia tak memilih mengakhiri hidupnya sendiri, bisa saja ia masih memainkan gitar itu bersama Soraru di konser mereka yang selanjutnya.
"Ya, dan dulu, Soraru-san yang memainkan keyboard atau bass dan aku yang memainkan gitar ini.""Aku jadi rindu saat-saat itu," celetuk Soraru sambil menatap langit-langit kamar. Mafu sangat menyukai gitar itu, hadiah dari Soraru untuknya sebelum konser After The Rain 2 tahun yang lalu. Euforia yang ia rasakan saat tampil di panggung, bersama Soraru, memakai gitar ini mengiringi lantunan suara merdu. Ia sangat ingin agar masa-masa itu terulang kembali meski mustahil.
"Aku juga."
"Hei, bisa mainkan satu lagu untukku?" pinta Soraru tiba-tiba sambil memejamkan mata.
"Eh, tapi energiku——"
"Satu lagu saja, sebelum aku tidur. Sudah lama aku ... tak mendengarmu bernyanyi untukku." Permintaan Soraru kali ini sarat akan kesedihan nan sendu, bagaimana mungkin Mafu menolak? Persetan dengan energi hitamnya yang menipis, toh hanya satu lagu.
"Baiklah. Masih ingat lagu Ikanaide?"
"Tentu, kita sama-sama pernah meng-covernya."
Ah. Satu memori lama terungkit kembali.
Bagian awal lagu dinyanyikan Soraru sambil berbaring, membimbing Mafu untuk melanjutkan nyanyian itu. Mafu tersenyum dan memposisikan gitar di atas kain celananya senyaman mungkin.
"Dakedomo kimi wa hayashi de zutto mae wo iku kara,"
Jemari Mafu tergerak memetik senar. Lantunan nada dari gitar mengiringi suaranya yang merdu. Soraru sangat merindukan ini. Tempo lambat dan tenang ia gunakan, mengantar Soraru pada alam mimpi.
"Boku wa sore wo mitsumeteru."
Mafu memperhatikan wajah rupawan Soraru yang sebentar lagi akan terlelap dalam tidurnya. Yang sudah tak ia pandangi 2 tahun lamanya.
"Saishuubin, kimi wa noru, boku wo oitette."
Napasnya yang teratur, poni yang tersibak, kelopak matanya tertutup menyembunyikan indahnya manik mata biru safir yang Mafu suka.
"Hashiridasu, yukkuri to, jimen ga zurete iku,"
Sosok Soraru yang terus menunggunya selama ini telah bertambah dewasa, tak seperti dirinya yang waktu dan tubuhnya berhenti tumbuh kini dalam wujud roh.
"Naicha dame, naicha dame, demo hontou wa ittai yo,"
Entah sudah berapa kali Soraru menangis demi dirinya yang telah meninggal itu. Mafu tidak tahu berapa air mata Soraru yang telah menetes atas penantiannya yang hanya kebohongan belaka.
Seandainya ia tidak kembali dalam wujud roh, mungkin Soraru akan terus tersiksa dalan ketidakpastian. Nyatanya sekarang, Soraru justru tersiksa oleh realita. Miris.
"Ikanaide."
Nyanyiannya terhenti, tangan Mafu bergerak mengelus helai rambut Soraru. Tak terhitung berapa kali Soraru menyerukan kata 'jangan pergi' saat mengetahui Mafu meninggalkannya. Kini Mafu-lah yang tersiksa dalam penyesalannya.
Gitar terjatuh ke lantai, menimbulkan suara benturan yang keras. Beruntung Soraru tak terbangun. Mafu ingin sekali menangis menatap sosoknya yang kembali menjadi tembus pandang. Telapak tangannya ia pandangi, tak bisa lagi ia menyentuh Soraru untuk sementara ini. Ah, sampai kapan ia mampu bertahan kira-kira?
"Kalau bisa, aku juga tidak ingin pergi. Sayangnya semua sudah terlambat, Soraru-san."
Nyatanya, aku tak bisa lagi memainkan gitar itu.
Bersamamu, di sampingmu, mengiringi nyanyianmu, memetik senar dengan jariku, tertawa bersamamu..
.
.
-Tak mampu lagi. Takkan ada kesempatan itu lagi-
.
.
.-TO BE CONTINUED-
Halo, terima kasih sudah mampir. Terima kasih untuk kalian yang selalu mendukung saya dan book ini (。・ω・。)
Ichika
8.9.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi Nara Dekinai - Soramafu✅
Фанфик[TAMAT] "Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa bersamamu, Soraru-san." -Mafu. -Aku terus menunggu disini, semua karena janji kita. Meski aku tahu kau takkan kembali- Setelah menunggu 2 tahun lamanya, Soraru kembali bertemu dengan Mafu. Siapa s...