11. Last Euphoria

824 141 30
                                    

Dan aku nyaris lupa, bagaimana euforia yang kurasa usai bernyanyi di sisimu, 2 tahun yang lalu.

—————

"Ah, di luar gerimis. Ternyata musim panas sudah berakhir."

"Kalau semakin deras, apa teman-teman akan datang, ya?"
Si arwah yang kini sosoknya dapat dilihat dengan mata telanjang itu menatap nanar ke luar cafe.

"Jangan khawatir, mereka pasti datang."

"Semoga saja begitu. Aku ... sangat menantikan ini, Soraru-san."

Soraru sendiri pun bertanya-tanya. Live cafe yang telah di booking untuk penampilan terakhir mereka, apakah setelah ini semua selesai, Mafu akan benar-benar menghilang?

Setelah merasakan euforia, bagaimana kalau justru kesedihan yang muncul?
Bagaimana kalau setelah hujan reda, pelangi-nya tak muncul juga?

Suara pintu cafe terbuka,
"Apa kita datang terlalu cepat?"
Lelaki beranting bintang dengan lelaki tinggi di sampingnya.
Amatsuki dan Luz.

"Luz! Amatsuki-kun!" seru Mafu saat melihat kedatangan kedua sahabatnya yang langsung berjalan menghampiri.

"Mafu-kun, Soraru-san, apa maksud email-mu itu?" tanya Luz. Amatsuki memasang wajah antara khawatir dan penasaran.

"Hm ... Anggap saja konser comeback After The Rain setelah 2 tahun lamanya," ujar Soraru sambil tersenyum seperti biasa. Mafu hanya menatap dengan senyum miris. Perasaannya tak karuan sejak tadi, entah kenapa.

Tak butuh waktu lama, gerimis di luar pun reda. Teman-teman dekat Soraru dan Mafu yang diundang satu persatu berdatangan.
Setiap ada yang datang, yang Mafu dapati tentu saja ekspresi terkejut dan syok melihat arwahnya itu.

Mereka bisa saling menyentuh dan melakukan kontak fisik lainnya. Tapi suhu badan Mafu begitu dingin, seolah melebihi dinginnya salju.

Tak masalah, untuk yang terakhir kali, mungkin energinya tak lagi cukup untuk membagi kehangatan. Mafu harap ia mampu membagi kebahagiaannya, melalui nyanyiannya yang terakhir.

Soraru dan Mafu memposisikan diri di atas panggung yang tak terlalu luas itu. Memegang gitar dan bass dengan mic di hadapannya.
Pose yang membuat teman-temannya kembali bernostalgia.

Tangan pucat Mafu memegang mic, menatap teman-temannya dengan pandangan penuh pancaran kesedihan meski ia tersenyum.
"Saa minna, kitte kudasai. After the Rain no Last Live. Shikioriori ni tayutaite."

—————

Dulu aku begitu bahagia, memilikimu di sisiku seiring berjalannya waktu.

"Shikioriori no kaze ga, kimi wo sutekini kazaru,"

Tak pernah sekalipun kubayangkan akan jadi seperti ini. Segalanya terasa seperti mimpi.

"tooi, yume no mata yume e"

Kupikir aku bisa menggenggam tanganmu lebih lama.

"boku wo tsurete ette yo,"

Kukira aku bisa melihat dirimu, senyummu, dari ujung kaki hingga indahnya rambutmu lebih lama.

"haru to kurokami natsu no asase,"

Kukira aku bisa kembali berjalan bersamamu, menikmati bagaimana musim berlalu.

"aki iro no hoho, fuyu wa, ne oki no warui kimi mo,"

Kupikir jika tak kuucapkan hari itu, aku masih punya banyak kesempatan mengucapkan isi hatiku di musim berikutnya.

"boku wa, boku wa, doremo suki datta yo,"

Kalau tahu akan jadi begini, mungkin dulu aku bisa lebih berani.
Mengatakan dengan lantang bahwa aku menikmati waktu yang kuhabiskan bersamamu di musim-musim yang lalu.

"sanshisuimei so maru, kimi to, hyakkaryoran no hibi yo kioku no kanata e,"

Kalau kukatakan, apakah aku bisa lebih dekat denganmu, yang indahnya melebihi bunga yang mekar di musim semi ?

"zutto mitoretai,"

Aku rindu. Aku rindu bagaimana yang kurasa saat kau menarikku dalam pelukmu.
Aku ingin kau selalu membuatku merasa candu dalam kehangatanmu.

"zutto sawaritai,"

Aku ingin menyentuhmu.
Lebih lama lagi.
Aku ingin terus menyentuh dirimu, yang tak bisa lagi kurasakan kehangatannya.

"sayonara, sayonara,"

Sayangnya, semakin dekat waktuku untuk mengucap selamat tinggal.

"kisetsu no, ori ori nite."

Untukmu yang merindukanku, di musim-musim berikutnya.
Untukmu yang telah menjadi bagian dari hidupku di musim-musim yang lalu.
Aku tak berhak mengucap sampai jumpa lagi.
Maafkan aku atas segala perpisahan yang begitu singkat, yang tak sebanding dengan kebahagiaan yang kau berikan.

Terima kasih untukmu yang telah membuatku seringkali tersenyum. Yang telah membuatku mengetahui, bagaimana rasanya bernyanyi di atas panggung.
Aku takkan mengharap reinkarnasi.
Semua euforia saat ini sudah lebih dari cukup.
Jadi, untuk sekarang, salam perpisahan ini kuucapkan.

"Selamat tinggal."

-TO BE CONTINUED-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TO BE CONTINUED-

Ichika
22.9.18

Kimi Nara Dekinai - Soramafu✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang