PART 1

194 12 0
                                    

Dengan langkah terburu buru, gadis itu berjalan menuju kelasnya.
Sampai dipintu kelas, dia mengintip dicelah pintu yang sedikit terbuka.
Saat dilihatnya tidak ada guru yang mengajar didalam, segera dia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas.

"Astafirullah Nanda, lo tu ga tobat tobat ya, dateng jam segini, lo kira ni sekolah punya nenek moyang lo" omel Riko seraya menggelengkan kepalanya.

Gadis yang dipanggil Nanda pun menoleh, kemudian tersenyum manis kearah Riko.
Riko yang melihatnya, langsung bergidik ngeri.

"Sakit lo Nan" ucap Zaki seraya meletakan punggung tangannya ke dahi Nanda.

"Cantik cantik stres" sahut Robi.

Bukannya menjawab, Nanda malah langsung berjalan menuju bangkunya.

"Jam segini baru dateng?ngapain aja sih lo tadi malem? Senyum senyum ga jelas lagi" omel Sherlin.

"Duh lin, jangan ngomel mulu bisa ga?  Mood gue nanti hancur nih" ucap Nanda.

Sherlin hanya mendengus.

"Oh ya, kok ga ada guru sih?" tanya Nanda bingung saat melihat kelasnya kembali ribut.

"Buk Dian sakit" jawab Sherlin.

"Nan, lo dipanggil ke ruang ketua osis" teriak Fitri dari pintu kelas.

Nanda mengernyit bingung.
'Kenapa lagi gue?' batinnya.

"Ada apaan Nan?" tanya Sherlin penasaran.

Nanda hanya mengedikan bahunya.
"Gue pergi dulu ya" ucap Nanda, setelah itu dia segera berjalan keluar kelas menuju ruang ketua osis.

Sampainya diruang ketua osis, Nanda langsung masuk kedalam tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kenapa lagi?" tanya Nanda to the point.

Sosok yang dikenal sebagai ketua osis itupun berdiri dari duduknya, dan berjalan mendekat kearah Nanda yang masih berdiri disamping pintu.

"Lo tu ga bosen ya ngelanggar peraturan mulu?" tanya Daffa memandang Nanda tajam.

"Maksud lo apaansih?"

"Ga usah pura pura bego lo"

"Lo kali yang bego, ga ngerti gue lo ngomong apaan, mending gue balik kekelas" ucap Nanda santai dan saat dia ingin berbalik keluar.
Langkahnya terhenti karna mendengar ucapan Daffa.

"Gue tau tadi pagi lo dateng terlambat, karna gerbang didepan udah tutup, lo manjat pager samping kan, lo seneng, karena lo fikir gue ga bakal tau kan" ucapan Daffa yang berhasil membuat Nanda terdiam.

'Kok dia tausih' batinnya

Nanda hanya diam, enggan untuk berbalik menatap Daffa.

'Eh, emang tu ketos punya bukti' batinnya lagi.

"Kenapa lo diem? Takut?"

Nanda berbalik, memandang Daffa dengan tatapan yang tak kalah tajam.
"Takut kenapa? Lo ga ada buktinya kan?  Jadi lo ga bisa nuduh gue seenak jidat lo?"

"Siapa bilang gue ga ada bukti? Cctv yang ada disudut pagar akhirnya berguna juga" ucap Daffa santai.

Nanda membelalakan matanya, kaget mendengar ucapan Daffa.
'Anjir, ko gue ga tau ya ada cctv disana?' batinnya.

Nanda menatap Daffa yang saat ini sedang tersenyum miring kearahnya.
Nanda menghembuskan nafasnya kasar.
"Iya gue salah" ucapnya seraya menundukan kepala.

Daffa tersenyum menang.
"Karna hari ini gue baik, jadi gue ga akan ngasih hukuman ke lo"

Nanda menegakan kembali kepalanya, memandang Daffa dengan mata berbinar.
"Serius?"

Daffa mengangguk anggukan kepalanya.
"Tapi, pas pulang sekolah nanti, lo harus ikut gue" ucap Daffa.

"Ogah, ngapain gue ikut lo" tolak Nanda cepat.

"Yaudah sih, lo sekarang bersihin toilet-----"

"Iya iyaa gue ikut lo" teriak Nanda kesal.

Daffa yang melihat kekesalan Nanda hanya tertawa geli.
"Ya udah, masuk kelas sana lo"

Nanda berbalik, kemudian berjalan keluar dari ruangan itu seraya menghentak hentakan kakinya kesal.

"Gue tunggu diparkiran pas pulang sekolah" teriak Daffa sebelum Nanda benar benar keluar dari ruangannya dan menutup pintunya dengan keras.

                               ••••

"Arghhhh, sialan tu ketos" ucap Nanda kesal seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Gapapa kali Nan, kapan lagi coba lo diajak jalan sama cogan?" ucap Sherlin santai.

Saat ini mereka sedang berada dikantin.
Nanda sudah menceritakan kejadian tadi kepada Sherlin.

"Cogan gigi lo nancep, udah galak, pemaksa lagi" ketus Nanda.

Sherlin hanya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya.
"Lo jugasih, kalo ga mau berurusan sama tu ketos, ya jangan ngelanggar peraturanlah"

"Tau ah, pusing gue"

Setelah itu Nanda dan Sherlin kembali melahap makanan mereka masing masing.
Tak lama bel masuk berbunyi, bersamaan dengan makanan mereka yang juga sudah tak tersisa.

"Kekelas yuk" ajak Sherlin.

"Yuk" Nanda menarik tangan Sherlin.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas.

NanDaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang