PART 2

115 11 3
                                    

KRINGG'
Bel pulang berbunyi.
Siswa siswi segera mengemaskan barang barang mereka, dan berjalan keluar kelas.
Termasuk Nanda dan Sherlin, mereka sedang berjalan menuju parkiran.

"Eh tu ayah gue udah jemput, gue duluan ya Nan, selamat jalan jalan sama cogan" ucap Sherlin kemudian segera berlari dari hadapan Nanda yang siap mengamuk.

"Lama bangetsih lo keluarnya, berasa penting banget tau gak gue nungguin lo"

Nanda menoleh, menemukan figur seorang cowok yang menatapnya datar.
"Emangnya mau kemanasih?" Nanda bertanya, tanpa menjawab ucapan Daffa tadi.

"Udah lo ikut aja" Daffa menarik tangan Nanda menuju kearah motornya.

"Nih pake" Daffa menyerahkan satu Helmnya pada Nanda.

Setelah itu Daffa menghidupkan motor ninjanya dan dia menoleh kearah Nanda yang sudah duduk dibelakangnya.

"Pegangan" suruh Daffa.

"Modus"

Daffa hanya terkekeh melihat wajah kesal Nanda dari spion nya.
Setelah itu dia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

                              ••••

Nanda mengernyit bingung, motor Daffa berhenti tepat didepan sebuah Mall.

"Ngapain lo ngajak gue ke mall, gue lagi ga mood buat belanja" ucap Nanda seraya bersedekap dada.

Tanpa menjawab pertanyaan Nanda, dia segera menarik lengan Nanda dan membawanya masuk kedalam mall.

Langkah Daffa terhenti tepat didepan toko boneka.
"Lo mau beli boneka?"

Bukannya menjawab pertanyaan Nanda,  Daffa lagi lagi menarik tangan Nanda masuk kedalam toko boneka itu.

"Pilih" ucap Daffa singkat.

"Ha? Pilih? Gue ga suka boneka" jawab Nanda seraya memalingkan wajahnya kearah lain. 

"Bukan buat lo"

Nanda mengerucutkan bibirnya kesal.
Namun tak urung dia juga memilih milih  boneka yang menurutnya bagus.

"Nih" Nanda menyerahkan boneka panda berwarna putih yang ukurannya cukup besar kearah Daffa.

Daffa mengambil boneka itu dari tangan Nanda, dan segera berjalan ke kasir.

"Kurang ajar, gue ditinggal lagi" ucap Nanda saat melihat Daffa menuju kekasir duluan.

"Langsung dibungkus kado, bisa mbak?" tanya Daffa pada kasir perempuan yang sedari tadi tersenyum kearahnya.

"Bisa kok mas, tunggu ya?" ucap Kasir itu.

Daffa hanya mengangguk.
Nanda menoleh kearah Daffa dan menepuk bahunya cukup keras.

"Lo mau kasih kado ke siapa?" tanya Nanda penasaran.

"Cewek" jawab Daffa singkat.

"Cewek?emang dia punya cewek?mau maunya tu cewek sama dia" gumam Nanda, kemudian dia hanya mengedikan bahunya tak perduli.

Saat sudah selesai membungkus kado bonekanya, Daffa dan Nanda segera keluar dari toko boneka itu.

"Daff"

"Hm"

"Lapernih gue" ucap Nanda seraya memegang perutnya.

"Yaudah" jawab Daffa.

Nanda mengernyit, bingung.
"Yaudah? Yaudah apaansih, gue tu laper Daff, pengen makan" ucap Nanda kesal.

Daffa tidak menjawab, dia kembali menarik tangan Nanda menuju sebuah restoran yang ada di mall tersebut.

"Pesen" ucap Daffa menyerahkan buku menunya pada Nanda.

"Lo--"

"Gue kenyang" jawab Daffa singkat.

Cukup lama Nanda menunggu, akhirnya makanan yang dipesannya datang.
Nanda langsung memakan makannya, tanpa menghiraukan Daffa yang sedari tadi memperhatikannya, senyum kecil terukir diwajah Daffa saat melihat saus yang ada disudut bibir Nanda.

Daffa mengambil tisu, dan segera mengelap ujung bibir Nanda yang terkena saus.
"Pelan pelan makannya" ucap Daffa lembut.

Nanda yang mendengar ucapan Daffa sangat lembut, seketika melongo.
Daffa yang melihat ekspresi Nanda yang menurutnya lucu, terkekeh.
Kemudian mengacak pelan rambut Nanda.

"Lanjutin makannya" ucap Daffa.

Nanda yang sadar hanya menganggukan kepalanya, dan kembali fokus pada makanan didepannya.

'Jantung gue dangdutan' batin Nanda.

                                   ••••

"Thank's ya" ucap Nanda saat dia sudah turun dari motor Daffa.

Daffa hanya menganggukan kepalanya.
"Gue pulang" ucap Daffa.

Nanda tersenyum dan mengangguk.
"Hati hati Daff" teriaknya saat Daffa sudah melajukan motornya.

Nanda mulai melangkahkan kakinya masuk kerumah, namun tiba tiba dia dikejutkan oleh kehadiran seseorang dibalik pintu.

"Hayo lo dianter siapa?" tanya Risky, adik Nanda.

Nanda mengelus dadanya kaget.
"Panggil gue kakak ky" suruh Nanda memandang adik satu satunya itu tajam.

"Bodo amat, lo dianter siapa tadi Nanda" tanya Risky lagi.

"Kepo banget sih lo, udah ah minggir, gue mau mandi"

Risky menggeser tubuhnya agar Nanda bisa masuk.
Nanda menaiki tangga menuju kamarnya.
Sampai dikamar, dia langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
Menatap langit langit kamarnya yang berwarna biru langit.

"Baru sekali gue denger dia ngomong lembut ke gue" ucap Nanda dengan senyum manis yang mengembang diwajahnya.

"Tapi, tu kado beneran untuk ceweknya?"

Sadar dengan apa yang difikirkannya, gadis itu menggeleng keras, berusaha tidak perduli dengan kehidupan Daffa.

"Mending gue  mandi" ucapnya seraya berdiri mengambil handuknya, dan memasuki kamar mandi.

NanDaffaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang