Kesepakatan

10.8K 742 16
                                    

Hai hai halo, ini ff pertama aku di wattpad, semoga kalian suka yah. Voment juseyo yang udah nyempetin mampir kesini.. 🙏🙏🙏


















Happy reading^^









...

"Jadi kita deal?" ucap pria paruh baya dengan menatap lapar uang di dalam koper yang diletakkan di atas meja.

Pria muda itu mengangguk, seraya menatap wanita yang ada di samping pria paruh baya itu yang tengah memandang situasi tidak mengerti, menatap sang ayah minta penjelasan.

"Baiklah, kau boleh bawa dia" ucap pria paruh baya sambil mendorong gadis itu menuju pria yang ada di hadapan mereka. "Dan kau–" ada jeda di kalimat yang akan diucapkan pria paruh baya itu, sambil menatap gadis itu tajam. "–ikutlah bersamanya" seraya menunjuk pria muda itu dengan dagunya.

Sontak gadis itu tersentak bukan main, menatap pria yang sudah dia anggap sebagai ayah kandungnya sendiri tidak percaya. Apa maksud pria tua itu? Menyerahkan dia pada pria yang bahkan tidak dia kenal?

"Apa maksudmu, Ayah? Kau berniat menjualku? Aku bukan barang!" sarkasnya menahan amarah.

"Sudahlah. Cukup ikut dengannya, kau akan hidup mewah tanpa harus bekerja seperti saat ini" ucap pria paruh baya itu santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Setelah Ibu meninggal, kau berniat menjualku layaknya barang? Demi melunasi hutang-hutangmu?" ungkapnya tak percaya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Pria muda itu hanya menatap kasihan dan iba pada gadis yang ada di hadapannya. Tapi apa boleh buat? Toh, dia juga tertarik pada gadis cantik ini. Pria muda itu akan menunggu sampai perdebatan kedua orang itu selesai. Lantas dia akan langsung membawa gadis ini, karena sekarang gadis ini adalah miliknya. Ingat! MI.LIK.NYA.

"Lagipula aku hanyalah Ayah tirimu, Ayah kandungmu sudah berbeda alam sama seperti Ibumu" ucap pria paruh baya memandang remeh gadis itu. Demi hutangnya terlunasi, tidak ada salahnya ,bukan? Dia menjual gadis tidak berguna ini yang bisanya hanya menyusahkannya, walaupun fakta mengatakan sebaliknya. Dan kini dia bisa hidup senang dengan uang yang jumlahnya tidak sedikit yang berada di genggamannya.

"Aku tidak menyangka kau seperti ini setelah Ibu tiada" yang ditatap hanya acuh dan fokus pada uang yang ada di hadapannya.

Gadis itu tersenyum miris.

Dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain pria paruh baya itu yang sudah dia anggap sebagai ayah kandungnya sendiri, yang dengan teganya menjual dirinya layaknya barang di pasar. Harga dirinya terinjak-injak.

Kini dia tau di saat ibunya masih hidup, semua kasih sayang yang pria paruh baya itu berikan hanyalah dusta belaka. Dan lihatlah sekarang? Setelah ibunya tiada. Gadis itu tertawa dalam hati meratabi nasibnya, mungkin sekarang dia harus pasrah. Menjalani hidupnya sebagai wanita yang sudah sangat mirip seperti wanita jalang.

"Oh, ya Tuhan! Apakah kalian sudah selesai? Aku ingin segera mengambilnya" kesal pria muda itu merasa diabaikan.

"Mengambil..? " lirih gadis itu hampir tak terdengar. Kini dia sadar, dia sudah diperlakukan layaknya barang.

Baiklah, anggap saja dia barang sekarang, karena dia sudah tidak punya tujuan lagi bahkan impian untuk hidup, semuanya hancur lebur bersamaan dengan harga dirinya. Ingin rasanya dia mati saat ini juga, menyusul kedua orang tuanya yang sudah bahagia di alam sana, tentunya alam yang berbeda dengannya.

Gadis itu menatap pria paruh baya itu.

"Semoga kau bahagia–" jedanya, menahan gejolak yang sangat menyakitkan di hatinya. "–Ayah" lanjutnya bersamaan dengan air mata yang mengalir di pipi mulusnya.

Call Me A Bitch [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang