Chapter 2 [Revisi]

10.9K 678 1
                                    

Walaupun baru kenal beberapa jam yang lalu Aisyah dapat mengenali seperti apa teman sebangkunya. Sepanjang kegiatan belajar mengajar ia tidak berhenti tertawa karena mendengar celotehan Jihan. Apapun akan gadis itu ceritakan, terutama tentang teman-teman sekelasnya. Dari apa yang Jihan jelaskan ia sangat bahagia karena dapat masuk kelas ini, mereka semua sangat baik dan ramah.

"Nanti mau ke kantin bareng nggak? Aku mau ngenalin kamu ke Sahabat aku. Kelasnya nggak jauh kok, cuma jarak dua kelas doang." Ajak Jihan dengan sangat antusias.

Asiyah mengangguk menerima ajakan Jihan. Entah kenapa setiap mendengar Jihan bicara ia selalu ikutan antusias. "Mauuu. Aku jadi nggak sabar istirahat."

"Nanti jangan kaget ya pas di kantin. Rame nya bukan main, kayak lagi demo. Kamu kalo buang angin juga nggak bakal ada yang nyadar kayaknya."

Tertawa pelan Aisyah menutup wajahnya dengan telapak tangan, takut suara tawanya terdengar oleh guru. "Kamu lucu banget sih Ji, aku udah nggak kuat buat ketawa. Perut aku sampe sakit."

"Sumpah deh! Aku nggak bohong. Lagian nih ya, mereka yang ada di kantin nggak peduli orang lain mau ngapain yang penting dapet makan." Jihan sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Aisyah karena guru yang sedang mengajar sempat menengok. "Pada seradak-seruduk kayak zombie di Train to Busan."

Obrolan mereka terhenti kala guru melakukan tanya-jawab tentang Bab yang sedang mereka bahas. Setelah itu, guru mulai menjelaskan satu persatu pertanyaan yang tadi diajukan agar yang belum paham jadi paham, sedangkan yang sudah paham makin paham. Karena merasa bosan Aisyah menoleh ke sekitar, senyum kecil tercipta di wajah ketika melihat beberapa temannya tertidur. Pasti mereka bosan dengan pelajaran saat ini karena tidak ada tugas dan hanya di suruh baca materi.

"Ji, kamu ngantuk?" Tanya Aisyah yang melihat teman sebangkunya secara perlahan meletakkan kepala di atas meja.

"Banget. Mata aku udah burem, bentar lagi juga udah masuk ke alam mimpi. Dadah Aisyah." Jihan menutup matanya dan tidak lupa juga menutup wajahnya dengan buku paket.

Satu jam berlalu, beberapa menit lagi jam istirahat akan berbunyi. Buku dan alat tulis yang berserakan di atas meja ia rapikan, menyusunnya agar menciptakan ruang untuk Aisyah merebahkan kepala sebentar. Ia juga mengantuk, atau lebih tepatnya lelah karena duduk tegap. Ketika bel istirahat berbunyi Aisyah meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku dan membangunkan Jihan. Sepertinya gadis itu tertidur dengan sangat nyenyak.

"Bangun Ji. Jadi ke kantin nggak?" Aisyah menepuk-nepuk bahu Jihan berharap gadis itu akan bangun.

"Jadi." Jawab Jihan setengah sadar. Buku yang menutupi wajah disingkirkan, lalu membuka mata secara perlahan. Cahaya matahari membuatnya sulit membuka mata. "Sebentar, aku mau ngumpulin nyawa dulu."

"Coba periksa buku kamu, siapa tau nyawanya nempel." Sahut Aisyah diiringi kekehan pelan.

Tak disangka Jihan menuruti perkataan Aisyah. Buku itu kembali di buka beberap halaman lalu kembali ditutup. "Nggak apa-apa deh, biarin dia belajar dulu. Siapa tau habis itu aku jadi pinter."

Sebelum keluar dari kelas Aisyah menemani Jihan ke belakang kelas untuk bercermin, memeriksa apakah kerudungnya masih rapi setelah tidur. Mengambil dompet dari dalam tas, mereka berdua segera pergi ke kantin, namun sebelum itu singgah dulu ke kelas sahabat Jihan.

"Kebiasaan banget ih pada nongkrong di koridor, emangnya jalanan punya mereka apa." Gerutu Jihan kala melihat segerombolan siswa yang duduk di depan kelas.

"Mungkin karena tau kantin penuh jadinya mereka pada duduk di situ. Tapi ya seharusnya nggak ngalangin jalan kayak gitu sih, jadinya susah kalo mau lewat."

She's Aisyah [Pindah Ke Aplikasi Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang