Sepenggal Kisah Lalu

42.6K 1.1K 59
                                    

"Tidak ada hal yang lebih romantis dibanding suara gesekan sandal menuju masjid.
Tidak ada hal yang lebih keren dibanding seorang laki-laki bersarung dan berpeci.
Suara adzanmu begitu menggema sampai penjuru negeri.
Tak kuasa hati ini untuk tak bergetar dan jatuh hati."

***

Jatuh cinta, dua kata yang membuat duniamu seolah berhenti berputar. Sampai akhirnya duniamu hanya akan berfokus pada satu orang saja. Dia, laki-laki yang berhasil mencuri duniaku. Dunia yang awalnya damai kini menjadi bergemuruh tiap kali mata ini menangkap sosoknya.

Aku masih ingat bagaimana saat pertama kali jantung ini berdetak untuknya. Dia memang sedikit menonjol di antara kakak kelasku, bahkan tidak sedikit yang berusaha mengambil perhatiannya. Awalnya aku biasa saja, karena aku pikir dia laki-laki tampan yang suka memanfaatkan tampang untuk menarik banyak wanita. Ternyata aku salah, dia berbeda.

Jantung ini mulai berdetak untuknya pertama kali saat telingaku mendengar lantunan adzan yang dikumandang olehnya. Lewat suara adzannya, cinta ini mulai tumbuh. Suaranya begitu merdu dan penuh penghayatan. Sejak saat itu aku selalu sampai di masjid sekolah sebelum adzan dikumandangkan. Sampai akhirnya Tuhan seperti memberi jawaban atas apa yang aku rasakan, kami dipertemukan di organisasi yang sama, yaitu rohis. Dia ternyata menjabat sebagai ketua.

Cinta ini semakin tumbuh subur semakin harinya, apalagi saat aku menanyakan rumah Pak Hayat untuk meminta tanda tangan persetujuan event rohis padanya.

"Mas, rumah Pak Hayat di mana ya?" tanyaku.

Dia menoleh ke arahku sembari mengembangkan senyum, "Mau minta tanda tangan ya? Yuk Mas antar aja!"

Berawal dari tawaran itu kami jadi dekat, layaknya sejoli yang tengah jatuh cinta. Mulai dari mendatangi kelasku, main ke rumah, bahkan sampai mengirimkan puisi-puisi romantis bak roman picisan. Puisinya mampu membuat hatiku semakin melambung tinggi ke angkasa. Aku rasa Roman di sinetron Roman Picisan pun kalah. Ah, rasanya aku jadi orang paling bahagia saat itu.

Hingga akhirnya kebahagiaan itu runtuh seketika saat aku tahu dia memiliki wanita lain dalam hidupnya.Wanita yang dilabeli sebagai pacarnya. Lalu, apa artinya aku dalam hidupnya?

Aku pikir, aku ini istimewa untuknya.

Aku pikir, kami memiliki hubungan yang spesial.

Aku pikir, puisi-puisi itu hanya untukku seorang.

Aku pikir,kami akan selalu bersama.

Aku pikir, dia berbeda.

Ah, semua itu hanya pikiranku saja. Pikiran yang tak seharusnya ada dalam benakku, karena ternyata apa yang aku pikirkan semuanya salah. Pikiran yang justru mengantarkanku pada kesakitan yang luar biasa. Pikiran yang mengantarkanku pada perpisahan.

Maaf, itulah kata terakhir yang dia ucapkan. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Dia melanjutkan kuliah di Universitas impiannya. Sedang aku masih berjuang di kelas sebelas sekolah menengah atas. Bohong, kalau aku tidak merasa kehilangan. Namun, satu-satunya yang bisa ku lakukan adalah ikhlas.

Siapa sangka empat tahun setelahnya aku dipertemukan kembali dengannya.

Saat aku tengah shalat berjamaah di Masjid Al-Barakah yang terletak tidak jauh dari tempat kerjaku, lagi-lagi jantungku bergetar mendengar suara lantunan adzan yang begitu merdu. Suara yang mengingatkanku akan seseorang di masa lalu. Dia yang dulu ku sebut dalam doa, dia yang dulu aku harapkan menjadi imam idaman untukku dan anak-anakku kelak.

"Ah, nggak mungkin itu dia."

Aku mencoba mengusir kenangan-kenangan yang kembali bermunculan. Usahaku benar-benar sukses saat aku berhasil shalat dengan khusyuk tanpa memikirkannya lagi. Namun, itu hanya berlangsung sementara. Setelahnya aku harus kembali mengatur detak jantung yang berpacu lebih cepat dari biasanya, mata kami bertemu pandang di taman masjid.Dia menatapku dengan keterkejutan dan binar bahagia dalam waktu yang sama. Sedang aku berpura-pura tidak melihatnya.

"Kayra? Kaukah itu?" Dia menyapaku,dia adalah Fathan Yazid Hermanta. Setelah sekian lama jantungku tenang bak kota tak berpenghuni, kini tiba-tiba ramai oleh letupan-letupan asing yang dulusempat ku rasakan karena orang yang sama. Jantungku berdebar begitu kencang.Ada yang bilang, jantungmu akan mengenali siapa jodohmu.

Benarkah begitu?

***

Jadi, gimana versi novelnya?

Jangan lupa divote dan dikomen ya, komen dan vote pembaca adalah penyemangat untuk penulis tetap update :)

Yogyakarta, 10 Oktober 2020

Akhirnya Aku Menikah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang