Mentari

201 9 1
                                    

      Aku tidur tak tentu arah,terdengar suara Mama membangunkanku,perlahan aku membuka mata ku,pagi ini sangatlah cerah.

"selamat pagi mama" aku bangun dan langsung mencium mama ku
"pagi sayang" jawab mama ku dan langsung mencium kening ku
"pergilah mandi lalu turun ke bawah untuk sarapan bersama,mama sudah masakan sarapan untuk kalian semua"
Kupandangi mama berjalan menuju pintu lalu sosok mama hilang di balik pintu,aku langsung bergegas pergi menuju kamar mandi.Sekitar 20 menit aku mandi lalu turun ke bawah.Kulihat di situ mama,papa,kakak laki-laki ku dan adik perempuan ku sudah duduk di meja makan.
"good morning all" aku mengejutkan mereka
"morning" jawab adik ku yang tampak sedang kesal dengan ku
Lalu aku mencium pipi papa ku,dan lalu mengusap kepala adik ku.
"Kenapa kalian belum sarapan" tanya ku dan langsung duduk.
"kami menunggu mu" jawab kakak ku reno
"kenapa kakak begitu lama mandinya" omel adik ku yang masih kelas 2 sd
"maaf sayang,kakak harus mandi dengan bersih,hehe" jawab ku bercanda
"yasudah,cepat sarapan" sambung mama

  Setalah sarapan aku masuk ke kamar ku,aku membaca novel kesukaan ku,ini lah kebiasaan ku di hari libur,tiba-tiba terdengar ketukan di balik pintu.Aku langsung menutup novel ku dan membatasinya dengan pembatas novel.Aku langsung bergegas menuju pintu,dan membuka,ternyata kakak ku.
"iya ada apa kak" tanya ku sambil menaikan satu alis ku
"lo di panggil sama papa di ruang keluarga" jawab kakak ku
"untuk apa" tanyaku lagi.
kakak ku menaikan bahunya,Lalu aku menutup pintu dan langsung menuju ruang keluarga.
"iya pa,ada apa?" tanya ku kepada papa
"duduk lah nak" suruh papa sembari memukulkan tangannya ke sofa kosong samping papa,aku langsung duduk di samping papa
"sayang,papa ingin kamu menjadi wanita muslimah,papa ingin kamu menjadi seperti mama kamu,dan papa ingin kamu menjadi wanita yang mandiri" papa menjelaskan
"untuk apa pa,Syifa sudah memakai hijab dan Syifa sudah bisa mandiri" jawab ku
"maksud papa,papa ingin kamu seperti mama kamu yang sempurna menutup auratnya" jelas papa lagi
"trus?" tanya ku bingung
"papa mau kamu masuk pesantren,di umur kamu yang 21 tahun ini papa mau kamu mengerti tentang agama"
"apa?(jawab ku kaget)bukannya mama sama papa tau tentang agama,kenapa papa sama mama tidak mengajarkan syifa saja,ma ayolah bantu Syifa,supaya papa tidak jadi memasukan Syifa ke pesantren" bujuk ku ke mama
Mama hanya diam menundukan kepala
"besok papa akan mengajak kamu ke pesantren,kamu sudah papa daftarkan ke pesantren tempat papa dulu belajar,mulai besok kamu sudah bisa masuk" tegas papa ke aku
"apa?besok?kenapa secepat ini pa?ayolah pa kasih Syifa waktu selama 2 bulan lagi"
rengek ku ke papa
"tidak,mungkin selama ini papa selaku memanjakan kamu,tapi untuk kali ini tidak" jawab papa tegas sekali lagi
Aku meneteskan air mata,mama yang sedari tadi melihat ku hanya bisa diam,aku langsung lari ke kamar,dan langsung di susul oleh kak reno.
"Ngapain lo ngikutin gue"
"Gu gue cuman mau nenangin lo doang kok" jawab kak reno dengan gugup
"lo sama aja kaya papa sama mama,gue tau lo semua gak sayang lagi sama gue,makannya gue di buang di tempat itu" aku nangis semakin menjadi-jadi.
"Gue sayang sama lo kok,gue sebenarnya gak bisa lihat lo nangis gini,mama sama papa sayang lo juga kok,makannya mereka mau yang terbaik buat lo" jawab kak reno
"udah lo keluar aja dari kamar gue,kalo emang itu ke mauan mama sama papa,gue bakal turuti kemauan mereka" jawab ku sambil mendorong kak reno keluar kamar ku.Aku trus menangis di dalam kamar,hingga aku terlelap.

-
-
-
   Bismillahirahmannirahim
  
   Assalamualaikum sahabat readers,ini     perdana saya membuat cerita,mungkin sebelumnya sahabat readers sudah membaca hasil karya saya yang pertama"Remaja hijrah"isinya hanya quotes menarik,dan semoga tertarik untuk tetap menunggu kelanjutan ceritanya,tolong komen dan beri bintang, agar saya lebih semangat lagi membuat cerita kelanjutannya.

Jazakumullah khairan khatsiran

wassalamualaikum wr.wb😊

-
-
-

Cinta Dalam Diam AkhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang