Prolog
"Bawa dia pergi!"
"Kemana? Tidak ada tempat untuk bersembunyi"
"bawa dia menembus hutan! Aku akan menyusul nanti"
dua orang saling berteriak satu sama lain, seorang pria paruh baya dengan sekuat tenaga menggerakkan pedang panjang yang tipis penuh darah seolah menari dengan kasar di tangan kekarnya, seluruh tubuhnya basah oleh keringat baunya amis karna bercampur dengan darah. belasan makhluk aneh di depannya siap menyerang untuk kesekian kalinya, ia sudah mulai lemah tenaganya sudah mulai terkuras tapi tekadnya untuk melindungi istri dan anak perempuannya membuatnya lupa dengan segala rasa sakit dari cabikan para monster. Di sisi lain seorang wanita berlari tergopoh-gopoh sambil menggendong anak perempuan berusia kurang dari 8tahun, nafasnya tersengal-sengal bukan beban ringan yang di gendongnya apa lagi anak tersebut cukup gendut sedangkan tubuhnya tinggi ramping ia berlari sekuat tenaga kaki jenjang yang indah sebelumnya kini penuh luka karna berlari tanpa alas kaki berkali-kali ia terkena ranting kayu tapi ia tidak merisaukannya karna yang ada di pikirannya bahwa putrinya harus keluar dari hutan ini dengan selamat. Beberapa srigala besar bukan lebih tepatnya monster besar mengejar mereka dengan sangat cepat ia mulai sadar bahwa ia sudah tidak kuat untuk berlari lagi, ia menurunkan anak itu dari gendongannya
"lari kearah cahaya Blum, kau akan temukan seseorang yang akan menjagamu nanti dan bawa buku ini"
wanita itu menyodorkan buku besar yang tebal pada Blum. anak itu masih terlalu polos untuk memikirkan hal lain selain menuruti perkataan ibunya, ia berlari kearah cahaya menyusuri malam
"Ibu menyayangimu Blum"
tapi gadis kecil itu tidak bergeming dan terus berlari sambil menangis
"kalian tidak akan mendapatkannya"
teriak wanita paruh baya itu pada sekerumpulan monster besar yang menyerupai serigala, sesaat kemudian satu diantara makhluk itu berubah menjadi wanita cantik dengan potongan rambut pendek sekilas dia terlihat menawan tapi beda pandangan dengan wanita yang berada di hadapannya
"aku akan mendapatkannya Monica"
ucap wanita itu
"kau tidak akan mendapatkannya semudah itu Della"
sahut Monica wanita yang meminta gadis kecilnya untuk pergi. Wanita bernama Della itu menggeram kesal dan Monica tersenyum sinis. sesaat ia melirik ke sisinya lalu mengambil kayu panjang yang tak jauh darinya dan mengarahkannya pada kawanan monster itu ia memukul tanpa aturan ke arah para monster dan dengan satu pukulan saja dari Della ia tersungkur di bawah kaki nya
"kemana dia pergi?"
Tanya Della dengan nada tertahan di tenggorokannya
"kau tidak akan pernah menemukannya!"
Ucap Monica dengan nada ketus lalu ia mengucapkan sesuatu yang tidak dapat di dengar dengan jelas, sekejap kemudian ada cahaya sangat terang memenuhi hutan bahkan Blum yang tengah berlari dan suaminya Arthur yang sedang bertempur yang jauh dari dirinya dapat merasakan sesaat hutan menjadi sangat terang. Della menyeringitkan matanya sesaat dan saat ia membuka kembali matanya ia tak mendapati Monica lagi
"Sial!! Kemana wanita itu pergi?cepat cari dia"
sambungnya kepada 3 ekor srigala yang lebih mirip monster di hadapannya. Di sisi lain Blum masih berlari menuju ujung hutan tapi ia bingung ada sisi yang sangat gelap dan ada sisi yang nampak remang oleh cahaya, ia ingat perkataan ibunya untuk berlari menuju cahaya jadi ia memilih kearah yang memiliki sedikit cahaya remang ia hampir berlari sampai ada seseorang yang memanggilnya
"hey"
Blum menegok ke belakang tapi tidak di dapatinya siapa-siapa ia berjalan lagi ketika ia sudah sampai di ujung hutan
"hey, aku disini"
suara itu terdengar lagi Blum menengok lagi kali ini kearah sisi gelap hutan, ia ketakutan dan berlari meninggalkan hutan hingga sampai di belakang rumah sederhan yang memiliki loteng cukup tinggi, ia menangis sambil berjalan kearah rumah di hadapannya sesaat ada suara lolongan panjang membuatnya menangis semakin kuat hingg sepasang suami istri yang mendengar suara tangisannya keluar dari rumah itu
"oh lihat itu sayang"
seorang wanita berkata keras saat ia melihat seorang gadis kecil menangis sesenggukan kearah rumahnya dari balik kaca jendela,
"siapa dia? Dan kenapa dia penuh luka?"
"Entahlah aku akan kesana" timpal istrinya mereka berdua keluar dari rumah menghampiri Blum yang masih menangis
"hey kenapa kau menagis cantik?"
Tanya wanita itu seraya mengusap pelan rambut hitam legamnya, Blum tidak bergeming ia masih masih tersedu-sedu
"Ayo kita masuk"
sambung suaminya. "Duduklah aku akan mengambilkan air hangat" ucap wanita itu sambil berlari kecil kearah dapur setelah ia tak nampak suaminya bertanya pada Blum"Siapa namamu? Kenapa kau menagis di tengah malam" Blum ia tidak menjawab malah menangis semakin kuat, ia tidak sadar kalau wanita tadi sudah kembali dan membawa air hangat ia meletakan air hangat tadi di bawah dan memarahi suaminya "Apa yang kau lakukan? Kenapa dia malah semakin menangis?" "A aku tidak berbuat apa-apa aku hanya bertanya siapa namanya"
"haisshh kau ini" di tengah perdebatan mereka Blum berkata dengan sendu
"Na namaku Blum, Scada Blum. Ayahku bernama Arthur dan ibuku bernama Monica"
"Nama yang sedikit aneh untuk jaman sekarang" sahut Lelaki paruh baya tadi yang memancing amarah istrinya"Hei apa-apaan kau ini? Bahkan namamu lebih kuno cengko!"
Jawabnya"ah sayang kau sangat manis pasti orangtua mu sangat sayang padamu" sambung wanita itu dengan nada sangat lembut
"perkenalkan namaku Mei dan ini suamiku cengko, ia keturunan china" jelas wanita itu
"dimana orangtuamu?"
Sambung wanita bernama mei itu, Blum hanya menggelengkan kepala sambil memeluk erat buku di tangannya"Baiklah kau bisa tinggal disini bersama kami sampai orangtuamu di temukan"
lanjutnya. Blum hanya diam dan terus memeluk buku di tangannya"tak apa semua akan baik-baik saja, lagi pula kami kekurangan orang di rumah ini" kata Cengko menghibur Blum
"Kau bisa tidur dengan istriku dan aku akan tidur disofa malama ini"
Sambung cengko. Mei menuntun Blum kekamar mereka setelah mencuci tubuh Blum dengan air hangat tadi. Disisi lain seorang anak lelaki duduk di atas batu di sisi gelap hutan
"aku sudah menemukanmu hanya butuh sedikit waktu kau akan mengubah semuanya"
gumamnya pelan lalu beranjak pergi semakin dalam di kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth (~Dark Side~)
FantasyTentang sisi gelap yang menginginkan cahaya di penghujung rindu #ongoing #tentangrindu #perpisahan #persahabatan