22. Talk

2.1K 228 29
                                    

Dia langsung duduk di tempat yang di tinggalkan kak Yahsa tanpa aku persilahkan. Sungguh tidak punya sopan santun sekali dia!

Dia seolah memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah. Apa yang aneh dengan penampilanku?

Aku hanya memakai kemeja soft pink yang aku balut dengan blazzer bewarna putih dan celana panjang hitam. Pakaian yang cukup bahkan sangat sopan di bandingkan dia yang memakai dress ketat diatas lutut. Pakaian yang lebih cocok digunakan ke bar daripada di pakai siang hari.

"Sang Sales Promition Girl seksi kebanggaan kita berubah jadi ibu guru terhormatkah?!" tanya nya, lebih tepat menyindirku.

Aku menaikkan alis dan tersenyum miring.

"Wah, SPG department store sekarang gajinya kurang ya? Sampai harus kerja sambilan jadi jablay?"

Aku balas melemparkan kalimat pedas padanya. Dia mungkin berpikir aku lemah karena diam saja selama ini. Tapi aku hanya menahan diriku agar tak mengeluarkan singa betina yang telah lama aku pelihara dalam diriku.

"Jangan kurang ajar ya kamu!"

"Aku akan ramah sama orang yang ramah sama aku. Tapi aku akan lebih kurang ajar sama orang yang berniat gak baik sama aku."

"Gak penting! Jadi itu gebetan baru kamu?"

"Apa itu urusanmu?"

"Jelas jadi urusanku! Karena aku bisa lebih mudah kembali bersama Aksa. Asal kamu tau, kamu tuh cuma di manfaatin sama dia."

Aku tak menjawab. Aku ingin mendengar semuanya dari mulut ular ini.

"Aksa tuh mantan aku sebelum dia kenal kamu. Kami putus karena aku dapetin anak manager waktu itu. Dia patah hati dan pacarin kamu buat pelarian aja."

"Kalo cuma pelarian aja kenapa harus sampai menikahiku? Sedangkan pacaran sama kamu dia tidak berniat menikahimu kan?"

"Kamu lupa kalo kamu kolot? Dia itu cuma butuh selangkangan kamu! Minta cium aja kamu gak di kasih, apalagi minta selangkangan. Beda banget waktu dia sama aku. Jelas aku selalu memenuhi kebutuhannya."

"Jelas beda. Bahkan orang buta pun bisa membedakan, mana wanita terhormat dan mana wanita murahan." desis ku.

"Kamu bilang aku murahan?!"

"Well, aku gak bilang. Tapi kamu yang ngomong sendiri." Aku mengendikan bahu ku sambil tersenyum miring.

Dia nampak menggeram marah. Aku melihat tangannya yang berada di atas meja mengepal kuat dan wajahnya yang memerah.

"Oke! Karena kamu udah dapet pengganti Aksa, jadi lebih baik kamu lepasin Aksa! Biarin Aksa balik sama aku, karena memang seharusnya aku yang ada di posisi kamu."

"For your information, aku udah berusaha lepasin Aksa tapi dia nya gak mau, gimana dong? Mau gak kamu merendahkan diri kamu lagi biar bisa dapetin Aksa?! Aku udah bosan sama dia." ujarku dengan nada meledek, walau dalam hati aku berusaha kuat menahan sakit dan air mata yang siap tumpah.

"Kamu tuh emang jalang ya!!" tudingnya menunjuk ke arahku.

"Jauhkan tangan hina kamu! Aku gak mau terkontaminasi iblis dalam diri kamu."

"Bicara sama kamu tuh buang-buang waktu! Lihat aja, aku bakalan ambil Aksa dari kamu. Aku akan rebut yang semula milikku."

"Bagus kalo gitu. Kebetulan aku lagi nyari fakir miskin untuk ku berikan barang bekasku. Kebetulan barang bekasku itu ya suamiku, kamu barusan meminta dia kan? Aku berikan suamiku padamu. Karena aku yakin kamu lebih membutuhkan. Sama seperti pengemis dan kaum dhuafa di pinggir jalan yang membutuhkan selembar uang untuk mereka hidup."

This Time ✔ (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang