24 Catatan untuk Sarah. (part 1)

396 59 5
                                    

Mawar merah memang cantik, indah dan sangat romantis. Bunga satu ini adalah hal yang sedang berhubungan dengan Sarah. Setangkai bunga mawar merah selalu terkirim ke alamat Asrama, beserta catatan si pengirim lewat mas gojek yang setia mengirimkan bunga tersebut.

Selama 24 bulan bunga itu terus berdatangan. Satu bunga dengan satu catatan anonim. Yang lebih membingungkan lagi, bahkan anak satu asrama pun masih sering membahasnya, catatan itu dengan bahasa biner.

Bunga, catatan, biner dan satu huruf. Iya hanya satu huruf.

Karena hari ini kelas Sarah hanya kelas pagi jadi dia bisa pulang lebih cepat dan saat dia sampai rumah, mas gojeknya sudah berada didepan gerbang.

Sarah keluar dari mobilnya ingin membuka pagar pada akhirnya menerima bunga itu lagi, sampai hafal sama mas gojeknya.

"Neng Sarah dapet bunga lagi nih" kata masnya sambil memberikan mawar itu. Tapi kali ini tidak hanya satu tangkai, tapi satu buket bunga.

"Tumben mang bunganya banyak. Pengirimnya udah punya banyak uang sekarang? Hehe" canda Sarah yang sedang membuka pagar selagi buket itu masih ditangannya.

"Gatau neng, kan tiap bawa bunga cuma ambil dari tokonya. Pengirimnya gak ada disitu. Yaudah saya duluan ya neng, ada orderan" ujar mas gojek sebelum dia pergi meninggalkan Sarah dengan bunga ditangannya.

Karena masih bingung harus apa dengan semua bunga yang dia dapat, dia langsung masuk rumah dan membiarkan bunga itu dikursi belakang lalu memarkirkan mobilnya, dia masuk kedalam rumah dan disambut oleh Kalula.

"Hari ini dapet lagi kak?" tanya Kalula dengan mulut penuh es kiko yang dia beli di warung sebelah Asrama.

Sarah hanya mengangguk dan berjalan kekamarnya berharap bisa tau siapa pengirim rahasia setiap bunga yang ia simpan tiap bulannya.

Mia masuk kekamar disaat Sarah melamun memikirkan hal tersebut membuatnya kaget dan berusaha bersikap tenang walaupun terlihat sangat canggung.

"Kok kamu tumben pulangnya malem, Mi?" Sarah yang kepergok melamun mencoba menyembunyikan surat itu di laci mejanya lalu memutar bangkunya untuk melihat Mia yang sama sekali acuh.

"Iya, tadi kebetulan aku ada rapat ekskul sama Echa jadinya malem deh" jawab Mia selagi menghempaskan badannya kekasur.

"Kak Sar?" tiba-tiba setelah mereka diam, Mia memanggil sarah dengan posisi yang masih sama.

"Pernah gak sih kakak kepikiran untuk translate semua catatan yang orang itu kasih ke kakak?"

Perrnyataan itu membuat Sarah sadar. Seharusnya sejak hari pertama dia mulai cari tahu apa isi catatannya. Bisa saja itu terror untuk dia atau bahkan untuk anak Asrama lainnya.

"Mi, bilang di grup. Kita ada misi" ucap Sarah yang sudah mencari kotak yang ia simpan untuk semua catatan si anonim. Mia  masih bingung tapi melakukan apa yang disuruh Sarah.

[LOONA DORMITORY✨🌠✨🌠✨🌠]

mia
Kakak-kakak, kita ada misi.

Kal.
apa mi? ngalahin lo main pubg? ogah gue kalah mulu

Hanann
Gue lagi diluar miii, kenapasih

mia
Kak Sarah mau nge translate semua suratnya.

Baru saja Mia selesai mengetik chat digrup terdengar suara langkah kaki yang cepat dan makin dekat, dalam hitungan ketiga pintu kamar Mia dan Sarah terbuka.

1...2...3...

"KAK, AKU SIAP MANA SINI SURATNYA" Kalula membuka pintu kamar dengan teriakannya yang super dasyat dan dibelakangnya ada Vivi yang gak tau apa apa tapi tetap ikut.

Asrama Bulan - [LOONA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang