4. Kegagalan Liburan yang Hakiki

3.9K 419 16
                                    


"Kecebong yang dibuang, sekarang sudah jadi katak Konoha."



Cassandra menarik Alika keluar dari ballroom dan meninggalkan Nathan. Cukup jauh hingga tidak ada banyak orang berlalu-lalang di sekitar mereka. Cassandra menghindari kemungkinan keluarga Nathan melihat bagaimana ia akan berdebat dengan Alika.

"Ini yang lo bilang 'affair with your boss is a bad idea', huh?" Alika mulai mencecar.

"Al, nggak ada yang kayak gitu."

"Nggak ada apanya? Lo sendiri yang bilang kalau lo nggak mau ada hubungan dengan bos lo tapi barusan gue lihat tangannya bertengger manis di badan lo, dan lo cuma diam. Nggak ada apa-apa? Are you sure?"

Cassandra hanya bisa menarik napas sedalam mungkin.

"Sa, sekarang gue yakin bukan gue yang gila. Tapi lo!" Alika berdecak lalu tertawa meledek. "Lo bilang kalau kalian berdua nggak cocok, lo selalu menghindar di saat gue mau bahas soal Nathan. Dari sikap lo sebelumnya, kelihatan banget kalau lo itu benci sama Nathan."

"Gue nggak pernah benci sama orang," sangkal Cassandra.

"Nonsense tahu nggak!" Alika melipat kedua tangannya di depan dada. "Dan yang Roni bilang itu benar kan? Kalian pacaran. Lo sama Nathan. Wajar Roni marah, lo lebih pentingin Nathan dibanding pertemuan kalian. Selama gue pacaran, gue nggak pernah menjadikan kalian nomor sekian, Sa."

"Itu benar." Nathan menghampiri mereka berdua sebelum Cassandra menyangkal. Ia berjalan santai sambil menatap tajam Alika yang semakin mengeluarkan emosinya. "Tolong jangan salahkan Sasa. Wajar dia menyembunyikan hubungan kami."

"Nat, please, biar aku saja yang jelasin semua ke Alika." Cassandra ingin kebohongan mereka cukup untuk keluarga Nathan saja. Ia tidak ingin membohongi sahabatnya. "Al, lo percaya kalau semua yang lo lihat itu nggak nyata?"

"Lo kira gue lagi di Gurun Sahara, bisa lihat fatamorgana?"

"Tapi nggak semua yang lo liat di depan lo itu nyata. Gue sama Nathan..."

"Kami baru pacaran," Nathan menyela ucapan Cassandra. "Sasa baru jawab permintaan saya buat jadi pacar dia."

"Nat!" Cassandra membentaknya.

"Maaf karena kami nggak segera beritahu waktu kamu masih ada di dalam. Sasa cuma kaget kamu ada di sini juga. Dia nggak bermaksud bohongi kamu kok."

"Jadi kalian nggak bakal bilang apa-apa sama gue seandainya gue nggak ketemu kalian di acara ini?" Alika menatap Nathan curiga. "Kok gue nggak yakin kalian benaran pacaran ya? Sasa nggak pernah cerita apapun tentang lo."

"Kayaknya kamu nggak suka ya kalau saya pacaran sama Sasa?"

Raut wajah Alika menjadi berubah. "Bu-bukan gitu..." Alika melihat Cassandra yang menunduk kemudian kembali bicara pada Nathan. "Cuma ya... aneh. Kenapa Sasa nggak pernah bilang apa-apa?"

Nathan mengangkat kedua bahunya. "Semua orang berhak buat pacaran dengan siapa saja. Boleh menasihati seseorang buat nggak pacaran dengan si A atau si B, tapi itu dalam kondisi tertentu. Sekarang kalau kamu cecar Sasa terus terusan seperti ini, justru memberi kesan kalau saya kurang baik untuk Sasa. Kalau saya nggak pantas untuk Sasa. Apa dari diri saya yang kurang baik untuk Sasa?"

Alika melihat Cassandra yang hanya menunduk tanpa mengeluarkan kata-kata. "Sa, ngomong dong," pinta Alika.

Cassandra mengangkat wajahnya. "Lo mau gue ngomong apa? Setiap kali lo lagi emosi, lo nggak pernah mau dengar penjelasan dari orang lain. Jadi buat apa gue ngomong?"

LUNCH BREAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang