5. Masa Lalu yang Tak Ingin Terulang

3.5K 396 18
                                    


"It means, nobody's perfect!"



Tidak menunggu lama agar Nathan bisa dipindahkan ke ruang rawat. Tidak tanggung-tanggung, Nathan ditempatkan di ruang rawat kelas VVIP. Ruangan yang Cassandra sendiri dibuat kagum karena kelengkapan yang ada di dalamnya. Ranjang besar yang kelihatannya sangat nyaman, meja yang memiliki ruang simpan di sebelah ranjang, satu sofa besar beserta mejanya, dan lemari pendingin kecil yang ada di sudut ruangan. Tidak ketinggalan TV layar datar yang dipasang menggantung tepat di depan ranjang pasien. Ruang rawat inap itu juga dilengkapi dengan toilet besar yang sangat nyaman dan bersih dengan air panas dan dingin. Bahkan Cassandra heran melihat satu set meja makan di ruangan itu.

Kedua bola mata Cassandra mengitari setiap sudut ruangan, memerhatikan setiap detail ruangan tersebut hingga membuat Nathan kebingungan melihat gadis itu.

"Lihat apa?" tanya Nathan yang sudah terbaring lemah di ranjang.

Cassandra menggeleng. "Nggak ada," jawabnya datar. "Tinggal sebentar ya?"

"Mau telpon orang buat gantiin kamu?"

"Bukan. Kan tadi sudah bilang, I'll stay. Saya mau cari makanan dulu di kantin, itu juga kalau masih ada." Cassandra melihat jam yang melingkari pergelangan kirinya. "Sudah pukul sembilan. Sebentar doang kok."

Setelah Nathan mengangguk, Cassandra pergi meninggalkannya.

Masih terbayang bagaimana Cassandra melepaskan tangannya dengan paksa saat di ruang IGD beberapa saat yang lalu. Cassandra berinteraksi dengan seorang dokter yang Nathan ketahui bernama Christian setelah ia membaca name tag-nya. Mereka berdua terlihat canggung saat bicara, laki-laki itu mengajak Cassandra untuk keluar dari ruang IGD. Nathan sangat yakin mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Terlihat bagaimana laki-laki itu tersenyum saat melihat Cassandra. Ketika Cassandra kembali ke ruang IGD Nathan ingin sekali menanyakan tentang laki-laki itu namun ia mengurungkan niatnya. Nathan seperti memiliki firasat buruk tentang laki-laki itu.

Tidak sampai 30 menit, Cassandra sudah kembali dengan sebungkus makanan yang ia bawa. Nathan melihatnya yang sibuk duduk di sofa dan siap menyantap makan malamnya.

"Sa?"

"Hm?" sahut Cassandra tanpa menoleh pada Nathan. Ia menggigit sendok plastik yang diberikan oleh si pedagang makanan.

"Sasa?"

"Iya, Pak?" Ia membuka bungkus makanannya, lagi-lagi tanpa menoleh pada laki-laki yang tadi siang adalah pasiennya.

"Cassandra?"

Cassandra mengambil napas sedalam mungkin kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Nathan. "Ada apa, Pak?"

Nathan menunjuk makanan Cassandra dengan remote TV. "Itu, kamu beli apa?"

Cassandra melepaskan sendok dari mulutnya. "Ini nasi goreng. Bapak nggak boleh cobain ya, makanannya kurang cocok buat orang sakit." Cassandra menyingkirkan potongan acar dari nasi goreng. Ia tidak terlalu menyukai rasa acar yang bercampur dengan manisnya nasi goreng.

Nathan berdecak. "Saya juga tahu kali. Nggak pakai antiseptic?"

"Ketinggalan di mobil." Tiba-tiba Cassandra mengangkat kepalanya kembali. "Kok tahu saya sering bawa antiseptic?"

"Sering lihat kalau makan bareng." Nathan kembali memerhatikan TV lalu mengganti channel-nya.

Cassandra mengangkat kedua bahu lalu mulai asik menikmati makan malamnya. Saat baru menikmati satu suapan, Cassandra ingat bahwa ia harus menghubungi keluarganya.

LUNCH BREAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang