The Past - I

8.5K 933 139
                                    

"Sichengie..."

Pemilik tahta Putra mahkota itu mengelus pelan pipi pemuda yang tengah berbaring lemah diranjang. Sebuah senyum terukir diwajah pesakitan pemuda manis bernama Sicheng itu jelas tak mampu menenangkan perasaan sang Putra Mahkota.

"Berjanjilah untuk membahagian Taeyong-hyungnim untukku, Seja"

Untuk beberapa detik keduanya hening, Putra Mahkota Joseon itu menatap sosok yang ia cintai ini tak percaya.

"Dan berjanjilah, ketika aku pergi nanti Yang Mulia tidak akan larut dalam kesedihan" Sicheng menarik nafasnya lemah, mencoba tetap mematri senyum dibibirnya yang pucat dan kering.

"Sichengie, kau tidak akan pergi kemana mana sayang. Kau akan sembuh dan menjadi Ratu negeri ini bersamaku"

Sicheng mengusap pelan air mata kekasihnya, lalu mengelus pipi putra mahkota itu lembut.

"Jangan menangis, putra mahkota-ku tidak boleh menangis"

"Sicheng..."

"Berbahagialah Seja. Aku mencintaimu"

Sicheng memejamkan matanya perlahan, hari itu untuk terakhir kalinya ia mengucapkan kata cinta pada kekasihnya. Hari dimana Jung Jaehyun memupuk semua kebencian pada pemilik tahta Ratu Joseon kelak. Pada Lee Taeyong.

{}

"Saya akan mengambil seorang selir dari keluarga Kim, halmamama"

"Yang Mulia, aku tau benar jika anda diizinkan memiliki selir sebanyak yang anda inginkan. Namun tidakkah ini masih terlalu awal bagi anda anda untuk memiliki selir?Apakah Yang Mulia tidak memikirkan perasaan junjeon?"

Wanita dengan pakai Hanbok mewah itu menatap cucunya dengan tatapan yang ia buat setenang mungkin. Namun wajahnya yang telah dimakan usia membentuk kerutan kerutan kesal yang kentara. Sunguh ia membenci kalimat yang tadi diutarakan oleh penguasa Joseon ini.

"halma-mama tau benar jika memiliki selir adalah hakkku. Lagipula untuk apa memikirkan perasaan seseorang yang bahkan dalam dua tahun terakhir ini tidak juga mampu memberi keturunan pada keluarga kita?"

"Lalu jika Yang Mulia tetap mengambil selir, apakah Yang Mulia lakukan ini memang untuk mendapatkan keturunan? Bukan karena ingin menyiksa perasaan Junjeon?"

"Halma-mama... aku tetap akan mengambil selir"

Raja Joseon itu berucap dengan suara tenang, sedari awal sudah sangat tau jika neneknya akan menentang keinginannya ini.

"Yang jelas, aku tidak pernah suka semua tindakanmu yang menyakiti Junjeon, Yang Mulia. Dan satu lagi, seorang bayi tidak akan datang jika anda bahkan terlihat jijik untuk bertemu Junjeon"

Penguasa Joseon itu tersenyum kecil lewat sudut bibirnya. Menyadari jika neneknya bahkan tau benar bagaimana ia membenci Ratu-nya dengan sangat.

"Setiap melihatnya hanya akan menambah kebencian dihatiku, halmamama"

{}

Senja menjemput, menampilkan langit yang perlahan didominasi oleh warna oranye. Udara yang sejuk benar benar mendukung untuk sebuah jalan jalan sore. Namun pemuda pemilik doe eyes itu memilih berdiam diri dibiliknya, menyibukkan diri pada lukisan yang entah sudah berapa banyaknya ia buat semenjak menginjakkan kakinya dikerajaan Joseon ini.

Lee Taeyong

Itu adalah namanya sebelum ia mendapat gelar Junjeon-mama dua tahun lalu. Seorang pemuda baik hati yang mendapat begitu banyak cinta dari rakyat. Seseorang yang memiliki tutur kata lemah lembut dan paras yang sangat menawan.

[END] 사랑 (Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang