always

3.7K 303 13
                                    



Seokjin tidak pernah merasa sekalut ini sebelumnya. Bahkan di saat kali pertama ia tampil di panggung sebagai seorang idol, saat di mana ia menangis karena tidak dapat tampil dengan baik di hadapan para penggemarnya, saat kemampuan dance dan menyanyinya selalu diragukan, dan saat ia belum mencapai keinginannya sebagai seorang aktor pun ia baik-baik saja. Semua perasaan kecewa, sakit, dan sedihnya dapat teratasi dengan mudah dan dilupakan begitu saja.

Namun kali ini berbeda.

Ada sesuatu yang begitu menyakitkan timbul di hatinya. Rasa ngilu yang tiba-tiba menyapa dan menolak untuk pergi, semakin menjadi di tiap detik kedua telinganya mendengarkan nyanyian memilukan yang kini tengah mengalun mengisi tiap sel otaknya.

Sebuah lagu yang Namjoon publikasikan beberapa waktu yang lalu.

Sebuah lagu yang Seokjin bahkan tak pernah tahu lagu itu ada. Rasa sakit kesepian itu ada. Kesendirian mematikan yang Seokjin bahkan tak pernah tahu menghampiri hati kekasihnya.














Dalam diam air matanya menetes diantara kedua mata bulatnya yang terpejam. Terlalu sakit.

Seokjin menunduk dalam, terisak dengan kedua tangannya menggenggam erat smartphone yang masih menyalurkan suara berat Namjoon di sana, bernyayi pilu.

Dan tak lama setelah Seokjin mulai menangis terdengar suara pintu kamar di dorm mereka terbuka dengan tergesa. Seokjin menengadah, mengarahkan pandangannya pada Yoongi, Hoseok, Taehyung, Jungkook, dan Jimin yang mata sipitnya sudah tampak sangat berair siap untuk menangis kapan saja. Kelima member tersebut keluar hampir bersamaan dan Seokjin seakan sangat mengerti dengan tatapan yang ditunjukkan padanya.

Tatapan yang mungkin sama dengan sorot matanya saat ini.

Jimin yang sudah tak mampu lagi menahan perasaan sakitnya berlari dan langsung terisak memeluk Seokjin. Semuanya merasakan hal yang sama.

Khawatir.

Sedih.

Kecewa.

Sakit.

Hancur.

Seolah perasaan yang dirasakan oleh Namjoon pada saat menulis dan menyanyikan lagu itu berhasil tersampaikan pada mereka yang mendengarkannya.











Seokjin menepuk pelan bahu Jimin dipelukannya, tak mampu mengeluarkan kata-kata menenangkan seperti yang selalu ia lakukan pada adik-adiknya. Tidak saat dimana ia sendiri tidak mampu untuk menenangkan dirinya sendiri.

Yoongi berjalan mendekat, perlahan menarik Jimin dari pelukan Jin untuk membawa kekasih manisnya pindah ke dalam pelukannya.

Jimin menurut, menyandarkan kepalanya di bahu Yoongi dan masih menangis.

"Pergilah, hyung. Dia ada di studio."

Yoongi berujar pelan, sangat jelas apa yang dimaksudkan oleh lelaki pucat itu dalam tiap katanya.

Dan tanpa menunggu barang sedetikpun Seokjin langsung beranjak.












Dengan bermodalkan sebuah masker hitam yang menutupi sebagian wajah dan hoodie abu-abu tua lelaki cantik itu terus berlari, berlari, berlari tanpa memperdulikan apapun.

Yang ada dipikirannya saat ini hanya ada satu,

Namjoon.

Namjoon.

the elder kim's [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang