Citt!! Braakk!!
Dahi Minghao mengeluarkan darah segar akibat terbentur keras dengan kaca dan kaca itu juga retak. Minghao langsung keluar dari mobil lalu menarik Yume keluar. Dengan menahan sakit, Minghao juga menarik eommanya dari mobilnya yang terbalik dan berasap.
"M-minghao, tidak usah sayang." eomma melihat Minghao yang ujung dahinya mengeluarkan darah yang segar
"T-tapi eomma harus diselamatkan." Minghao masih menggenggam tangan eommanya
"A-ani Minghao, bawa Yume menjauh dari sini dan jangan dekatin mobil ini, cepat Minghao!" eomma tersenyum lemah pada Minghao
Minghao hanya mengangguk pasrah lalu menggendong Yume yang tak menyadarkan diri itu dan berjalan menjauh dari mobil.
DUARR!
Minghao langsung kagetnya bukan main melihat mobilnya meledak begitu saja. Minghao tau, didalam mobil itu masih ada eomma dan appa nya. Lutut Minghao langsung lemas dan tidak bisa berdiri, kini Minghao hanya menyaksikan kedua mayat orang tuanya terbakar dengan mobilnya. Minghao langsung terduduk lemas dan menundukkan kepalanya. Air matamu tertetes deras, Minghao tak kuasa menahan tangisannya, Minghao masih tidak rela kehilangan orang tuanya. Kini Minghao hanya hidup bersama Yume.
"Appa!! Eommaa!!" Yume berdiri meski kakinya berdarah, Yume hendak berlari kearah mobil itu tapi tangannya langsung ditarik oleh Minghao. Ini membuat Yume jatuh di dekapan erat Minghao.
"Jangan kesana Yume! Kamu bisa celaka juga." Minghao mendekap adiknya erat
"T-tapi, appa eomma--"
"Mereka sudah tiada, mereka telah pergi." Minghao menangis didalam pelukan Yume dan mengelus punggung Yume
"Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin!" Yume langsung menangis kencang
Keduanya hanya bisa menangis saat melihat orang tuanya pergi dari mereka. Tak lama kemudian ada ambulans datang menyelamatkan mereka, dua orang namja segera mungkin mengobati luka Minghao dan Yume. Luka Minghao tidak parah tapi Yume sangat parah, pecahan kaca ada yang menancap di kaki Yume. Setelah diobati, mereka berdua segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Yume menyandarkan kepalanya di bahu Minghao, Minghao menoleh kearah Yume dan merangkulnya. Minghao masih mendengarkan isakan Yume. Minghao hanya diam lalu memeluk erat Yume.
Sesampai di rumah sakit, Minghao dan Yume tengah duduk sambil menunggu kabar mengenai orang tuanya. Tak sengaja Yume melihat seorang namja yang ia kenal lewat didepannya. Yume ingin berdiri tapi rasa sakit dikakinya masih terasa sangat sakit.
"Yume-a, sebaiknya kamu duduk." Minghao menyuruh Yume agar tetap duduk
"Ah ne." Yume hanya menuruti apa kata Minghao
Klekk!
Dokter membuka pintu ruangan appa dan eomma, karena Yume tidak bisa berdiri karena kakinya sakit maka Minghao berdiri dihadapan dokter dan menanyakan kondisi orangtuanya.
"Bagaimana keadaan kondisi orangtua saya dok? Apa mereka selamat?" tanya Minghao sangat khawatir
"Sebaiknya kamu harus tabah ya tentang hal ini, saya sudah semampu mungkin menyelamatkan nyawa orangtuamu tapi maaf mereka tidak tertolong." Dokter meminta maaf karena dia gagal menyelamatkan nyawa orang tua Minghao
Yume yang mendengar itu langsung menangis karena dia kehilangan orang tuanya. Seusai berbicara, dokter pun pamit kepada Minghao lalu pergi meninggalkan Minghao dan Yume yang benar-benar terkejut dan tak bisa berkata apapun.
"Aku tak menyangka kalau begitu cepatnya." Minghao langsung menundukkan kepalanya lalu menangis
Keduanya itu jadi perhatian orang-orang yang berlalu lalang di rumah sakit. Mereka tak peduli itu tempat umum, mereka sangat menyayangi orangtuanya dan kedua orangtuanya pergi meninggalkan mereka karena kecelakaan.
"Minghao? Yume? Kalian kenapa menangis?" tanya seseorang dari kejauhan
Minghao dan Yume langsung mengangkat kepala lalu menoleh kearah seseorang yang bertanya dari jauh. Yume langsung tau siapa yang bertanya kepada dia dan kakaknya itu. Dari suaranya sudah terdengar familiar.
"Soonyoung hyung, apa yang kau lakukan disini?" tanya Minghao heran
"Ah aku lagi mengantarkan bekal appa ku, tadi dia agak Buru-buru sehingga bekalnya ketinggalan." Soonyoung mendekati Minghao
Tak perlu waktu lama, Soonyoung langsung memeluk dongsaengnya, Minghao. Minghao awalnya kaget saat Soonyoung memeluknya tiba-tiba. Soonyoung tau penderitaan yang diderita Minghao dan Yume sekarang, apalagi Minghao yang menderita tumor jantung. Soonyoung memang tidak pernah menanyakan hal itu, tapi dia mendengarnya sendiri dari Yume, adik Minghao yang berusaha keras untuk mendapatkan cara untuk menyembuhkan penyakit tumor jantung yang hanya 60% sembuhnya.
"H-hyung, ini tempat umum." Minghao ingin melepaskan pelukan Soonyoung darinya
"Gwenchana, aku tau dongsaengku ini sedang berduka. Apa salahnya aku ikut berduka? Aku ingin menghiburmu agar kamu tidak putus asa meski kehilangan orangtuamu itu." Soonyoung masih memeluk Minghao
Yume yang tengah duduk itu hanya menatap kakaknya benar-benar menderita, pertama kehilangan orangtuanya dan kedua menderita tumor jantung. Yume langsung berdiri meski kakinya masih terasa sangat sakit, dia berupaya melangkah mendekati Minghao lalu memeluknya dari belakang lalu Yume menenggelamkan wajahnya dipunggung Minghao.
"Yang dikatakan Soonyoung benar kak, biarkan dia menghiburmu." Yume meneteskan airmatanya dipunggung Minghao
Soonyoung yang mendengar perkataan Yume itu langsung mengulurkan tangannya dan mengelus rambut Yume.
"Terimakasih telah mengijinkan aku untuk menghibur kalian berdua." Soonyoung melepaskan pelukannya lalu tersenyum kepada Minghao
"N-ne hyung, kamsahamnida sudah mau menghiburku dan Yume." Minghao langsung membungkukkan badannya
"Ah ne ne, kalianlah dongsaengku yang paling kuutamakan, jadi tidak perlu khawatir aku selalu ada untuk kalian." Soonyoung menepuk pundak Minghao lalu tersenyum. "Yah, mungkin aku harus pergi dari sini, kalian, siapkan dulu pemakaman orangtua kalian ya. Nanti kalau sudah beres beritahu aku ya, nanti aku akan hadir." Soonyoung mulai melangkah meninggalkan Minghao dan Yume lalu melambaikan tangannya
Minghao hanya mengangguk pelan lalu menatap Yume dan memeluknya. Minghao mengelus surai Yume dan tersenyum tipis.
'Kamsahamnida hyung,' batin Minghao
TBC~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks >The8< [Completed]
Fanfiction'terimakasih semua pengorbananmu yang sangatlah berharga bagiku, maaf jika aku banyak menyita waktumu karena kau menjagaku, sekali lagi terimakasih dan maaf' -Xu Minghao